Part 22

13.9K 933 8
                                    

Happy Reading....


Devon menelanjangi Kiara, dia sudah tak sanggup lagi untuk menahan gejolak di hatinya. Kiara menatap kesal kepada Devon yang terus menjamahnya.

"Kau bilang kau akan membuktikannya?" ucap Kiara geram.

"Setelah ini, aku janji!" bisik Devon sambil melepaskan seluruh pakaiannya dan menindih tubuh gadis itu.

"Jika dengan seks itu tak membuktikan apa-apa!" ucap Kiara sambil menatap wajah tampan lelaki itu.

Devon mengamati wajah Kiara, memandangnya dengan tajam seperti harimau yang mengawasi mangsanya. Jantung Kiara mulai berdegup kencang mendapatkan tatapan intimidasi seperti itu. Devon mengelus pipi Kiara dengan lembut.

"Aku tak pernah menginginkan seseorang seperti aku menginginkanmu. Aku tak pernah tergantung pada seseorang seperti aku tergantung pada tubuhmu dan aku tak pernah kehilangan kewarasanku superti aku yang merasa kehilanganmu." ucap Devon membuat Kiara terkejut.

"Benarkah itu kau master?"

"Ayolah Kiara, aku sudah bersusah payah merangkai kata dan mencoba untuk romantis!" erang Devon kesal, Kiara terkekeh lalu menyentuh rahang Devon.

"Aku mencintaimu Devon..." bisik Kiara lalu mencium Devon dengan lembut.

Baiklah, Kiara akan mencoba mempercayai Devon jika lelaki itu mau berubah dan akan memperlakukannya dengan baik. Kiara melebarkan pahanya dan sesuatu memasukinya dengan lembut. Devon mengerang nikmat merasakan milik Kiara yang begitu hangat dan mencengkram.

"Kau memang yang terbaik...." guman Devon sambil terus menghujam milik Kiara dengan lembut.

"Akhh..." erang Kiara ketika merasakan orgasmenya melanda, matanya menatap Devon yang masih mengejar surga duniawinya.

"Hhmmmm.... Kiara, oh...." pekik Devon sambil menghujam dengan dalam membuat Kiara meringgis, mengeratkan pelukannya. Semburan hangat terasa menyeruak di dalam dinding rahimnya.

"Aku mencintaimu Kiara...." bisik Devon.

*****

Kiara mengenakan gaun yang cukup seksi, entahlah hanya model seperti itu yang dia temukan di lemarinya.

"Kiara...." sapa Devon lalu mendekatinya.

"Dev."

"Bersiaplah."

"Untuk apa?"

"Mr Reed, Mr Jasmine sudah datang."ucap Alger dan lelaki gemulai memasuki kamar Kiara.

"Hai Mrs Reed, perkenalkan saya Jamime dan sini saya ukur tubuhmu." ucap pria bernama Jasmine itu.

"Untuk apa Dev?" tanya Kiara tak suka melihat lelaki setengah perempuan itu.

"Kita akan menikah dan dia harus mengukur tubuhmu."

"Apa? Kau langsung memutuskan...."

"Aku sudah bilang mau menikahimu, sesuai kemauanmu."

"Tapi...."

"Jasmine, cepat ukur dia!" ucap Devon tak mau di bantah lagi lalu keluar dari kamarnya.

Kiara mendengus kesal. Katanya berubah?Justru Kiara tak suka sikap seenaknya Devon yang seperti ini!

Selesai mengukur tubuhnya lelaki gemulai itu memperlihatkan beberapa model pakaian pengantin yang sangat mewah.

"Ini yang di rekomendasikan Mr Reed dan kau tinggal pilih yang mana yang paling kau suka, Cantik!" ucap Jasmine.

"Mr Reed suka yang mana?"

"Yang ini." ucap Jasmine sambil menujukkan gambar pakaian yang cukup seksi bahkan nyaris seperti lingerie.

"Tak salah?"

"Sepertinya dia akan langsung melahapmu, setelah selesai mengucapkan sumpah setia!" goda Jasmine membuat wajah Kiara merona.

Kiara yakin saat memilih pakaian ini, otak mesum Devon sedang bereaksi.

"Aku ingin yang ini saja, aku akan memamerkan tubuhku nanti. " ucap Kiara.

"Di atas ranjang!" lanjut Kiara membuat Jasmine tertawa geli.

"Baiklah, jika calon suamimu itu protes. Aku akan berkata seperti itu!" ucap Jasmine sambil merapihkan katalognya.

"Baiklah aku pergi dulu." pamit Jasmine dan Kiara hanya mengangguk.

Kiara menghela nafas, dia memang ingin menikah dengan Devon tapi tak secepat ini juga. Rasanya terlalu terburu-buru!

"Ayo..." ucap Devon membuyarkan.lamunan Kiara.

"Apa?"

"Kita pergi."

"Kemana?"

"Katanya kau ingin hidup normal, kita jalan-jalan seperti dua insan yang sedang di mabuk cinta!" goda Devon membuat Kiara sebal.

Jujur Kiara suka Devon yang dingin bukan pecicilan seperti ini. Devon menarik tangan Kiara hingga gadis itu menjerit karena terkejut.

"Akh.. Devon!" pekik Kiara dan Devon hanya mentertawakannya.

Devon membawa Kiara ke sebuah taman yang sudah di jaga ketat oleh pengawalnya. Devon harus hati-hati karena dia bukan orang sembarangan, Devon memiliki banyak musuh. Kiara menatap taman sepi itu.

"Kenapa tak ada  orang?"

"Mungkin mereka sedang malas jalan-jalan ke taman." ucap Devon asal. 

"Lalu kita mau apa?"

"Jalan-jalan menikmati udara sejuk." "Devon ini musim dingin, jelas sejuk. "

"Kau suka?"

"Tidak."

"Lalu hal seperti apa yang kau inginkan?" tanya Devon berusaha bersabar dengan sikap Kiara.

Kiara menarik Devon hingga duduk di bangku taman lalu Kiara mengangkang, duduk di pangkuan Devon hingga lelaki itu menyeringai.

"Kau nakal!"

"Kau yang nakal Master, kau pikir aku tak tahu jika taman ini di jaga dengan ketat?"

"Hmm... Sial, ketahuan juga."

"Aku ingin yang alami Devon, natural. Seperti hubungan normal orang lain." ucap Kiara membuat Devon tersenyum kecut.

Rasanya Devon tak mungkin melakukan itu, Devon tak mau mengambil resiko yang berbahaya. Bagaimana jika ada yang berusaha membunuh mereka?

"Kiara, maaf. Mintalah yang lain." ucap Devon membuat Kiara kecewa.

"Aku tak mau membahayakan nyawa kita berdua." bisik Devon lagi.

"Kita pulang saja kalau begitu."ucap Kiara ketus lalu berdiri meninggalkan Devon.

Devon hanya bisa menghela nafas, bagaimana caranya agar Kiara tidak marah? Ini pertama kalinya Devon menghadapi kemanjaan wanita, Devon tak tahu bagaimana caranya mengatasi rajukan kekasihnya!

Tbc

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang