Part 43

16.7K 1K 21
                                    

Happy Reading....


Devon menatap wajah cantik Kiara, dia senang wanitanya sudah berada dalam pelukannya dalam keadaan telanjang.

Devon mengusap lekuk tubuh Kiara dan mulai menciumi leher gadis itu membuat Kiara mengerjapkan mata merasakan hisapan dan jilatam di leher kemudian turun ke tulang selangka kemudian berhenti di payudaranya.

Remasan nakal dan hisapan di kulitnya terasa memabukan. Kiara meremas rambut Devon dengan lembut sambil menikmati perbuatan mesum lelaki itu.

Devon menatap wajah Kiara dengan lembut.

"Waktu itu aku memang belum ada rasa padamu, Aku seorang mafia yang kejam dan hal wajar jika aku menembak Laura dan hal istimewa jika aku meminta Alger untuk memberikan mata itu padamu, wanita asing yang tak ada sangkut pautnya denganku. Aku juga menyelidiki Laura dan aku tak suka jika seorang wanita memperlakukan anaknya dengan sekeji itu meski dia bukan darah dagingnya." ucap Devon menjelaskan.

Kiara menatap kesungguhan di mata Devon dan dia benar, waktu itu Devon sangat dingin terhadapnya dan dia memang kejam. Jadi memang bukan salah Devon memusnahkan Laura karena Laura memang jahat.

"Maafkan aku Master, aku juga terlalu picik dengan membencimu dan kabur dari pernikahan kita, aku...."

"Aku takkan pernah memaafkanmu, apapun alasannya Kiara. Kau yang memintaku berubah, memintaku untuk menikahimu dan melakukan apapun yang kau mau. Tapi nyatanya kau malah mencampakkanku. Aku takkan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya dengan memberikan cinta kepadamu." ucap Devon sambil beranjak dari tempat tidur membuat kiara panik.

"Tapi aku juga meninggalkanmu karena aku tak tahu jika Laura bukan ibuku! Aku kira aku kehilangan orang tuaku satu-satunya!"

"Aku tetap tak terima alasanmu!"

"Apa kau begitu membenciku?" tanya Kiara dengan mata berkaca-kaca namun Devon tidak membalas pertanyaan gadis itu. Devon berjalan ke kamar mandi, meninggalkan Kiara.

Kiara hanya bisa menunduk sambil menutupi tubuh telanjangnya dengan Selimut. Setelah Devon selesai membersihkan tubuhnya dia pun keluar dari kamar mandi dengan pakaian kasual.

"Mandilah." titah Devon dan Kiara hanya mengangguk pelan. Kiara berjalan menuju kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya.

Apa yang harus Kiara lakukan agar Devon mau memaafkannya? Kiara melilitkan handuk di tubuhnya dan dia melihat sarapan sudah tersedia di atas meja kecil. Kiara mengenakan pakaian yang ternyata masih ada di dalam lemari Devon. Pakaian seksi dan sedikit menerawang.

"Apa kau mencoba menggodaku dengan pakaian itu?" tanya Devon sinis membuat Kiara malu.

"Bajuku semalam kau robek." ucap Kiara dan Devon melempar sebuah gaun tertutup ke arah Kiara membuat hati gadis itu terasa sakit.

Devon memperlakukannya seperti pelacur!

Namun Kiara mencoba tenang, tidak terusik dengan sikap kasar Devon.

"Makanlah, aku tak mau  anak kita cacat karena kelaparan." ucap Devon dingin.

Sungguh sikapnya sudah berubah dan itu bukan hal yang aneh lagi meski bagi Kiara rasanya menyakitkan!

Kiara melahap sarapannya secara perlahan dan Devon asik dengan ponsel pintarnya.

"Aku akan menikahimu, bukan karena cinta. Aku hanya ingin kekuasaanku semakin kuat dan luas karena pengaruh ayahmu. Jadi kau jangan harapkan cinta dari pernikahan ini." ucap Devon dingin menusuk jantung Kiara dengan mulus.

Kiara menatap Devon dengan penuh luka.

"Mungkin tadi adalah sentuhanku yang terakhir. Aku takkan menyentuhmu lagi dan aku bebas menyentuh siapapun seperti saat kau meninggalkanku. Tapi kau, kau tetap milikku dan siapapun tak boleh menyentuhmu kecuali aku." ucap Devon egois membuat Kiara semakin terluka.

Jadi selama dia tak ada, Devon sudah menyentuh banyak wanita? Kiara menghentikan sarapannya, dia sudah tak berselera.

"Antarkan aku pulang!" ucap Kiara pelan menahan tangis dan amarahnya.

"Dan satu hal lagi, kau tak bisa mengaturku. Kapan kau pulang, akulah yang menentukan." ucap Devon tegas lalu keluar dari kamar Kiara.

Kiara menatap makanannya dengan kesal, baikah jika itu yang dia mau. Kiara akan tetap bertahan demi bayi yang dia kandung.

Kiara mengusap air matanya yang mulai mengalir bebas di kedua pipinya.

"Sialan!" ucap Kiara geram.

Ini memang salahnya tapi salah Devon juga yang sudah membohonginya. Apa Kiara gugurkan saja kandungannya agar dirinya terbebas dari Devon? Kiara tak mau Devon memperalat bayinya demi ambisi.

Kiara mengelus perutnya yang masih rata, untuk apa memiliki anak dari lelaki yang tidak mencintainya?

Kiara berjalan menuju pintu, dia bisa pulang sendiri tanpa Devon yang harus mengantar.

"Miss Valdislav, cepat habiskan sarapan anda setelah itu anda akan menemui seseorang." ucap Igor membuat Kiara terkejut.

"Siapa?"

"Orang yang sudah tertangkap basah menolongmu kabur waktu itu!" ucap Igor membuat wajah Kiara memucat.

Martha?

Ya dia melupakan Martha, orang yang sudah menolongnya. Apa Devon menyakitinya? Kiara segera menghabiskan sarapannya, dia ingin bertemu Martha dan meminta maaf.

Jika bisa dia akan memohon pada Devon agar memaafkannya dan Kiara akan melakukan apa saja yang Devon mau asal dia tidak menyakiti Martha!


Tbc

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang