Part 37

11.3K 966 16
                                    

Happy Reading....

Devon mengendalikan dirinya, dia menatap Kiara penuh dengan intimidasi. Oh rupanya gadis itu bersembunyi disini!

Igor tampak tegang, berharap Masternya bersikap profesional. Igor tahu jika Devon begitu membenci Kiara.

Kiara duduk bersebelahan dengan Aida dan berseberangan dengan Devon.

"Jadi dia anak yang hilang itu?"

"Terima kasih Mr Reed sudah menjaga anakku dengan baik." ucap Aida membuat Devon terkejut,l.

Apa Kiara menceritakan semuanya?

"Menjaga?" tanya Vladimir yang sama terkejutnya.

"Mr Reed yang sudah menyelamatkan Kiara dari Laura." ucap Aida.

"Wah sepertinya menarik!" ucap Lenin.

"Aku tak tahu ceritanya?" ucap Vladimir.

"Laura menjualku pada Mr Reed dan dia yang menyelamatkanku." ucap Kiara membuat Devon tersenyum licik.

Jadi Kiara masih menyembunyikan dirinya yang sudah tak perawan dari orang tuanya.

Devon tahu, bangsawan Russia sangat menjungjung tinggu kehormatan anak gadisnya.

"Oh, terima kasih Mr Reed." ucap Vladimir yang semakin kagum pada pemuda seperti Devon.

"Tak masalah, maaf jika selama dirumah saya, Kiara saya perlakukan sebagai pelayanku." ucap Devon.

"Pelayan nafsu." lanjut Devon dalam hati.

"Tidak apa, aku yakin kau pasti tak tahu jika Adelaida anakku." ucap Vladimir memaklumi.

"Baiklah, kita mulai makan malam kita Mr Reed." ucap Vladimir lagi dan mereka pun menyantap makan malam dengan hikmat.

Rasanya Devon ingin sekali menculik Kiara, namun dia tak bisa gegabah karena ternyata Kiara bukan gadis sembarangan. Devon pun takut perusahaannya kena imbas jika Vladimir tahu apa yang sudah dia perbuat kepada Kiara.

Namun melihat gelagat Vladimir yang seperti tidak menyukai Kiara membuat Devon sedikit lega.

"Igor selidiki asal usul Kiara dan kenapa Mr Valdislav membiarkan putrinya diculik." bisik Devon dan Igor hanya mengangguk.

"Bagaimana makanannya?" tanya Vladimir.

"Sangat lezat, terima kasih." ucap Devon sopan dan mereka pun pindah ke ruang yang lebih privasi untuk membahas kerja sama.

*****

Kiara berharap ini cuma mimpin dan Devon takkan menunjukan lagi batang hidungnya di hadapan Kiara.

"Kau tampak tegang kak?" tanya Dima yang memperhatikan Kakak tirinya sedari tadi.

"Apa lelaki itu mengganggumu?"

"Dia yang sudah membunuh ibuku dan memberikan matanya padaku."

"Laura? Aku rasa Laura pantas mendapatkannya dan Devon pahlawanmu Kak, andai dia tak melakukan itu mungkin kau bita selamanya." tukas Dima kembali menyentil perasaan Kiara.

"Entahlah, aku tak mau membahasnya." ucap kiara lalu pergi meninggalkan Dima.

Kiara berjalan menuju teras rumah, dia butuh udara segar. Kenapa semua orang membenarkan tindakan Devon yang membunuh Laura? Apa Kiara terlalu naif hingga  dirinya tampak bodoh!

"Sedang menungguku?" sindir Devon membuat wajah Kiara memucat.

"Ma....Master?"

"Kau pikir kau bisa lari dariku?" tanya Devon penuh intimidasi.

Aroma parfum yang sangat Kiara rindukan menyeruak di indra penciumannya.

"Devon...."

"Aku akan membuatmu menderita, Kiara atau Adelaida?" tanya Devon dengan mimik bingung di buat-buat.

"Kau tak bisa macam-macam padaku!!"

"Akan aku buktikan jika aku bisa memilikimu lagi Kiara!"

"Dalam mimpimu!"

"Bagaimana jika ayahmu tahu jika kau sudah tak perawan? Dalam keluarga bangsawan, hal itu adalah aib. Apa lagi kau pernah menjadi budak seks-ku!" hina Devon membuat wajah Kiara memerah karena marah.

"Kita melakukannya karena cinta!"

"Oh ya? Kau pikir aku mencintaimu?" ejek Devon.

"Iya, kita song mencintai!"

"Dari awal aku sudah tahu jika kau anak bangsawan." dusta Devon yang tak mau harga dirinya di injak-injak lagi.

"Apa?"

"Kau bodoh Kiara."

"Kau?" ucap Kiara tak percaya.

"Kau akan menikahiku dan aku akan berkuasa dengan bantuan gelar ayahmu." bisik Devon.

"Kau memang bajingan!" ucap Kiara geram.

"Dan kau jalang!" ucap Devon, Kiara melayangkan tangannya namun di tangkap cepat oleh Devon.

"Aku akan membuatmu menyesal karena sudah meninggalkanku di hari pernikahan kita!"

"Aku senang melakukan itu, kau memang oantas dintinggalkan pembunuh!" ucap Kiara geram membuat Devon bernafsu melihat kemarahan di mata Kiara.

Devon mendorong tubuh Kiara ke dinding dan menciumnya dengan rakus.

"Mmmph...." Kiara mencoba meronta namun kedua tangannya di pegangi dengan kuat.

Devon meremas payudara Kiara agar gadis itu memberinya akses untuk menjelajahi rongga mulutnya dengan lidah panas Devon.

"Mmpph...." erang Kiara yang benci dengan sentuhan Devon, sentuhan seduktif yang mampu membuatnya basah dan mendesah.

"Ehmmm... Jadi seperti ini kelakuan kalian berdua selama ini Kak?" sindir Dima membuat Devon terpaksa melepaskan pagutannya.

"Dima..." guman Kiara ketakutan.

Bagaimana jika Dima mengadu pada Vladimir? lelaki yang di sebut ayahnya itu pasti tambah membencinya!!

Tbc

My Mother's Eyes (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang