Part 05

359 63 0
                                    

Si bulan sudah tergelincir, kini surya mulai menepis langit kelam malam menjadi semburat orange yang hendak memancarkan sinar ultraviolet matahari pagi. Pagi yang hangat, dengan cahaya jingga yang menembus pandangan setiap manusia yang terpaparkan biasanya.

Eunji sudah tampil rapih dengan pakaian kasual yang ia punya. Sudah wangi dan juga tampak cantik dengan polesan wajah yang terlihat senatural mungkin. Membuat wajah cerahnya nampak makin menawan juga cantik pastinya.

Namun beberapa menit itu ekspresi cemberut tengah menghiasi wajahnya. Ia sudah berada di depan kamar Taehyung yang akan mengantarkannya pergi ke kampus, namun laki-laki itu belum ada tanda kehidupan sejak tadi.

Sejenak rasa kesal menyelimuti mood Eunji, juga kegatalan tangannya yang sudah siap ingin menggedor pintu bercat coklat kamar Taehyung.

"Taehyung! Cepat, aku bisa telat nanti! Apa yang kau lakukan di dalam, huh!" Teriakan itu nggema dengan didominasi suara ketukan keras pintu kayu.

Pintu itu terus digedor dengan keras membuat si pemilik kamar merasa terganggu akan suaranya. Laki-laki yang sedang terbaring dengan baluat selimut coklat itu menggeliat. Setelah merasa ada gangguan di luar dengan suara bising ia beralih bosisi menjadi tengkurap sambil menutup kedua daun telinga menggunakan tangannya.

"Taehyung!!" Menggelegar seperti petir di pagi hari.

Taehyung kini membuka mata lebar atas suara itu. Ia memposisikan dirinya untuk duduk. Dengan rambut acak-acakan ia kembali menutup telinga sambil berjalan ke arah pintu.

"Diam!" Taehyung berkata kesal sembari membuka pintunya.

"Hmm??" Tanya Taehyung dengan gumaman. Jangan lupakan matanya yang kembali terpejam.

Eunji menatap Taehyung tak percaya. Penampakan yang begitu buruk, Eunji bergidik.

"Astaga, wajahmu jelek sekali Taehyung!" Tanggap Eunji menatap ngeri Taehyung di depannya. Dan Taehyung yang asalnya terlalu memuja dirinya yang tampan kini membuka matanya akibat lontaran kata 'jelek' yang diucapkan Eunji barusan. Laki-laki itu cepat-cepat merapikan rambut hitamnya.

"Enak saja, kau! Jadi, ada apa pagi-pagi buta sudah membangunkanku? Seperti tidak punya kerjaan saja." Mendengar kalimat ketus itu Eunji malah mendecih.

"Pagi-pagi buta kepalamu, huh! Lihat keluar, sudah terang benderang seperti ini kau masih menyebutnya pagi buta?! Lagi pula kerjaanku banyak, jangan samakan aku dengan dirimu, Tae." Eunji menatap sengit pada Taehyung. Namun Taehyung hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ya sudah, cepat sana mandi dan antarkan aku ke kampus. Sekarang!" Ucap Eunji tajam juga diselimuti kekesalan.

Taehyung menjatuhkan rahangnya lalu menatap Eunji tak terima.
"Memang aku supir apa? Kau selalu memerintahku yang—"

"Kim Taehyung, Paman Sungyu yang bilang aku boleh memerintahmu." Eunji tersenyum menang sambil menaik-turunkan alisnya.

Taehyung hampir mengumpat kesal.
"Apa kau tidak tahu kalau aku baru tidur pukul satu karena—"

"Aku tahu, dan aku tidak mau ada urusan dengan kisah drama koleksimu itu. Jadi lebih baik kau bersiap sekarang juga." Taehyung kalah, Eunji sudah terlalu hapal apa yang menjadi kebiasaan Taehyung. Laki-laki itu akan rela bergadang demi menatap layar laptopnya untuk menonton drama-drama Korea kesukaannya.

Taehyung tak menjawab, ia hanya bisa merapatkan gigi-giginya sembari mengepalkan tangan di depan wajah Eunji yang tengah terkekeh.

"Selamat pagi. Aku tunggu di meja makan bersama Bibi. 10 menit!" Eunji melengos dari hadapan Taehyung, berjalan sembari tertawa meninggalkan depan kamar Taehyung.

Everytime [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang