Huruf bercetak miring (I) adalah flashback.
•
•
•
“Aku butuh bicara. Cepat pulang atau aku akan membakar semua koleksi DVD drama Korea-mu!”
Taehyung diam telak. Wajahnya mengkerut dengan bentuk bibir yang sudah nampak mirip dengan paruh bebek. Ia memacu kendaraannya itu agar segera tiba di tempat tujuan, rumahnya sendiri. Apalagi jika bukan karena ancaman Eunji yang menyangkut pautkan dengan DVD drakor miliknya.
Semula ia sedang berada di pasar malam bersama Ellena, ah tidak, lebih tepatnya memaksa Ellena mengikutinya ke pasar malam. Kencan malam minggu, kata Taehyung. Setelah mengantarkan Ellena ke rumahnya yang tak berjarak jauh dari rumahnya sendiri, Taehyung langsung melajukan mobilnya tanpa mengucapkan gombalan-gombalan basinya sebelum berpisah seperti biasanya. Jika boleh jujur Ellena jadi sedikit merasa... hmm bagaimana ya. Ah tidak, Ellena senang karena tidak diganggu lagi oleh alien sinting itu.
Perjalanan yang kurang memakan waktu lima menit, dengan gesit Taehyung keluar dari mobilnya lalu segera berlari ke arah taman belakang rumahnya. Tepat dimana Eunji mengancam, jika ia sedang memebawa beberapa DVD-nya sambil berhadapan dengan tong sampah dengan nyala api di dalamnya. Membayangkannya saja Taehyung kesal, apalagi jika itu sungguhan. Ia akan membunuh Eunji malam itu juga.
“Aihh, Taetae tampan sudah pulang.” disana Eunji menampakkan sebuah cengiran kuda tanpa dosa, dan Taehyung hanya menatapnya datar. Menyadari jika tak ada DVD di tangan Eunji atau sebuah tong sampah dengan kilatan api di atasanya.
“Sial, aku ditipu.” Taehyung meringis. Menatap Eunji datar sambil menggeramkan giginya pertanda kesal.
Sabarlah, dia adalah Eunji. Sabar...
Eunji menyempatkan diri untuk terkikik akan ekspresi Taehyung barusan. Ia menepuk area kosong di kusi panjang yang tengah ia duduki, mengisyaratkan Taehyung agar menemaninya. Hingga Taehyung menurut dan memposisikan duduk di samping Eunji.
“Maaf, Tae. Kau marah ya?” Kepala Eunji sedikit meneleng, memberikannya celah untuk dapat menatap Taehyung. Wajah Taehyung nampak kesal, membuat Eunji benar-benar merasa tak enak hati.
“Tidak. Hanya saja ini ku anggap hutang karena kau mengganggu kencanku dengan Ellena. Kau harus membelikan DVD baru untukku besok!” ujar Taehyung merajuk.
Eunji lantas terseyum, menampakkan cengirannya pada Taehyung yang tengah memasang wajah kusutnya. Perlahan gadis itu menyamankan posisi duduknya lantas menyandarkan kepalanya pada bahu kosong milik Taehyung. Laki-laki itu sempat terkejut, pasalnya tak biasanya Eunji bersifat se’perempuan’ ini padanya. Namun laki-laki itu membiarkannya, memberi sebuah kenyamanan pada Jung Eunji yang sebenarnya adalah wanita rapuh di matanya.
“Tae...” panggil Eunji sepelan mungkin, kini gadis itu beralih memeluk lengan Taehyung manja.
“Hmm..” tak ada pergerakan lain. Taehyung diam sambil mendongak menatap langit, baru menyadari jika malam ini adalah bulan purnama.
“Kau tahu, aku selalu bergantung padamu hingga melupakan dirimu yang juga punya urusan sendiri. Apa selama ini aku menjadi beban untukmu, Tae?” Taehyung tersenyum, bibirnya sempurna membentuk sebuah kotak dengan gigi-gigi putihnya yang tertata rapi. Tangannya terulur di atas kepala Eunji, mengacak rambutnya pelan.
“Kenapa bertanya seperti itu. Kau kakakku, Eunji.” Jawab Taehyung lagi tersenyum, terdengar dari nada bicarannya. Eunji masih diam, kepalanya terasa teraduk-aduk, hatinya merasa tak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everytime [end]
FanfictionNamanya Jung Eunji, gadis itu cantik dengan pita warna merah dikepalanya. Dia sahabatku, sejujurnya aku tak menganggapnya sahabat, melainkan seseorang yang istimewa. Kesan pertama kami bertemu, aku sudah berani mencium pipinya. Dia sangat manis dan...