[flashback]
Sepasang suami istri muda beserta satu anak laki-laki berusia lima tahun itu memasuki panti asuhan kecil di sudut kota Busan dengan mata yang terlihat takjub dengan anak-anak kecil yang menaungi tempat itu.
Mereka menemui nyonya Choi selalu pemilik panti kecil itu. Berniat menyumbangkan sedikit uang mereka yang sudah bertumpuk dalam kuasa si kepala keluarga beberapa tahun belakangan ini. Kekayaan berlebih itu bisa membuat mereka melakukan apapun yang mereka mau selama masih ada uang di saku.
"Terima kasih, Anda sangat baik sekali tuan Park dan nyonya Park. Saya sangat senang sekali, dengan begini kami pihak panti akan merenovasi beberapa ruang kamar yang sudah rusak." Ibu Choi menjabat kedua orang itu dengan senyuman yang begitu menyiratkan kebahagiaan yang berlebih.
"Kami begitu senang bisa membantu, nyonya." Sahutan dari nyonya Park dibalas senyuman oleh tuan Park di sampinya.
"Istriku ini memang suka anak kecil, hahaha.." tuan Park melirik istrinya di samping sambil membenarkan gendongan anak laki-laki di pinggang kanannya.
Ketiganya terkekeh, namun seketika terhenti akibat seorang bocah laki-laki lain berusia delapan tahun terbaru pada pelukan ibu Choi dengan tangisan yang membuat wajah imutnya terlihat memerah.
Keluarga Park memang terkejut akibat keberadaan bocah itu secara tiba-tiba dan berlari tadi. Dengan jiwa keibuannya, Ibu Choi berjongkok mensejajarkan tingginya dengan bocah itu. Ia menyeka air matanya penuh kelembutan.
"Cup cup, Jongin kenapa menangis hmm?" Ibu Choi sedikit merapikan belahan rambut Jongin.
"Jongin dijauhi teman," anak laki-laki itu mengadu sambil memeluk leher ibu Choi dengan takut.
"Sudah-sudah, nanti Eomma bilangin ke teman-teman supaya tidak menjauhi Jongin ya? Sekarang berhenti menangis, Jongin mau coklat tidak?" Ibu Choi mengelus punggung kecil Jongin sambil menggendongnya menuju kamar.
Namun sebelum itu ia memberi kode pada tamunya tadi untuk menunggu sejenak sampai ia kembali lagi setelah mengantarkan Jongin ke kamarnya.
Beberapa menit berlalu hingga kembalinya ibu Choi pada sepasang suami istri tadi.
"Maafkan saya," ibu Choi membungkuk.
"Tidak masalah. Toh sudah biasa, anak kecil memang seperti itu." Ucap maklum nyonya Park mendapat tatapan perihatin dari ibu Choi.
"Namanya Kim Jongin, dia sudah empat tahun di sini. Ia pendiam, karena itu banyak yang suka menjahilinya. Saya tahu dia sebenarnya adalah anak yang pemberani, hanya saja rasa sedih karena kehilangan belum bisa membuka hatinya untuk orang lain." Jelas ibu Choi membuat nyonya Park sedikit mendekat padanya.
"Kehilangan orang tua maksud anda? Maaf, tapi kalau boleh tahu dimana orang tuanya?"
Ibu Choi tersenyum sambil menatap nyonya Park.
"Jongin saya bawa dari rumahnya atas laporan para tetangga yang tidak mau mengurusinya. Menurut kabar, ayah Jongin meninggal akibat kegagalan jantung. Dan ibunya pergi entah kemana sejak suaminya tiada. Anak tidak berdosa itu ia tinggalkan sendiri. Saya sangat menyayangi Jongin." Kalimat demi kalimat dicermati oleh nyonya Park. Naluri sebagai ibunya merasa tidak terima saat mendengar ada wanita yang meninggalkan putra kandungan sendiri dengan sangat tega.
"Sejauh ini Jongin hanya mempunyai satu teman. Jung Eunji, gadis cantik yang selalu saja mengajak Jongin bicara tapi tak pernah dijawab olehnya. Mereka sering bersama tapi Jongin irit kata dengan Eunji. Jongin tidak mempunyai teman laki-laki, sama sekali." Gelengan lemah ibu Choi menutup jelasan cerita Jongin pada dua orang di depannya itu.
Nyonya Park seketika beralih menatap suaminya yang tengah bermain dengan putranya di sampingnya.
"Bolehkan saya membawa Jongin? Setelah mendengar cerita Anda, entah kenapa saya menjadi begitu menyayangi Jongin. Anak manis itu."
Seketika ibu Choi menatap nyonya Park tak percaya.
"Saya akan menjadi ibunya. Dan jika itu terjadi, saya akan menjaga Jongin selama hidup saya. Saya akan membesarkan dia dengan kasih sayang, bersama Park Chanyeol putra kandung saya."
•••
"Mama dia siapa?"
"Dia Kim Kai, sekarang Channie punya kakak. Channie senang tidak?"
"Channie senang, senaaaang sekali."
GREP..
"Yay, sekarang Channie punya kakak. Channie sayang sekali sama Kakak Kai."
"Namaku adalah Jongin bukan Kai.."
• • •
Cuma bonus. Semoga ga ganggu.
Mianhae..10.08.18 | 627w
KAMU SEDANG MEMBACA
Everytime [end]
FanfictionNamanya Jung Eunji, gadis itu cantik dengan pita warna merah dikepalanya. Dia sahabatku, sejujurnya aku tak menganggapnya sahabat, melainkan seseorang yang istimewa. Kesan pertama kami bertemu, aku sudah berani mencium pipinya. Dia sangat manis dan...