Part 22

164 29 0
                                    

“Kelihatan bahagia sekali?”

Yang merasa disapa secara tidak langsung itu pun segera memberikan celah supaya wanita tadi bisa duduk di sebelahnya. Dengan sebuah ulasan senyum manisnya wanita itu duduk, membawa senampan makanan, air bening di gelas, serta beberapa butir benda penyambung nyawanya untuk hidup di dunia ini.

“Ibu jarang melihatmu tersenyum setulus ini. Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta.” Wanita itu semakin menggodanya, hingga laki-laki yang masih mengenakan baju yang sama sejak tadi siang itu malu setengah mati. Wajahnya merona dan ia tak bisa lagi menyembunyikan senyum malu-malunya dari sang ibu.

“Ibuu..” suara itu bernada merengek. Membuat Soyeon mengerjap tak percaya.

Tidak, bukan ucapan itu yang menyita atensinya. Melainkan ia baru saja merasakan seperti melihat seorang manusia yang mati lalu datang keajaiban yang membuatnya kembali hidup. Dan itulah Kai.

Seumur hidupnya merawat Kim Jongin itu sejak kecil, tak pernah ia tahu jika Kai mempunyai ekspresi sedemikian. Selama belasan tahun yang ia tahu seorang Kim Jongin kecil itu dulu adalah manusia terdingin yang sayangnya mempunyai nasib buruk. Soyeon bahagia melihat Kai yang kembali hidup, jangankan seperti ini, melihat laki-laki itu tersenyum saja Soyeon sudah benar-benar seperti melihat malaikat di surga.

“Kai, apa kau bahagia dengan gadis itu disini saat ini?” ucapnya seraya menelusuri tulang pipi putranya itu.

Ia mendapati wajah Kai tersenyum sambil menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru langit polos, farna favoritnya. Dengan sepenuh hatinya laki-lakki itu mengguk.

“Rasanya Kai semakin mempunyai rasa semangat dalam hidup. Ingin selalu tersenyum melihat Eunji dari jauh, itu sudah cukup. Mungkin untuk beberapa kesempatan jika Kai sedang rinduuu sekali, Kai akan menemuinya. Mengajaknya bercanda supaya Eunji tidak takut pada Kai.”

“Oh ya, jika dilihat dari dekat, Jung Eunji itu cantiiiik sekali. Rambutnya panjangnya tergerai indah, seperti princess.”

• • •

“Kau terlihat seperti sedang menjauhiku. Apa aku sudah berbuat jahat kepadamu? Ohh, tolong beri aku alasan yang jelas kenapa kau seperti ini?”

Telinga Eunji panas, ia ngin sekali tuli terhadap suara berat dan dalam kali-laki tiang itu. Bahkan sejak lima belas menit lalu—ketika Chanyeol mulai mengoceh tak jelas—ia sama sekali tak menatapnya, melainkan pada layar laptopnya sendirdan mengerjakan tugasnya tanpa pikiran yang fokus.

“Kau membenciku?”

Atas ucapan terakhir itu Eunji langsung menelangkupkan laptopnya tanpa memilih icon shut down terlebih dahulu. Dengan sorot mata yang tak mampu ditafsirkan lagi ia melemparkannya pada manik hitam milih Chanyeol.

Stop! Dan maaf, oke. Aku sedang ada masalah dan tak ingin menyeretmu masuk ke dalamnya. Aku tak bisa mengontrol emosiku dan tak ingin menjadikanmu pelampiasan atas emosi ini.”

Sontak Chanyeol diam dalam satu kejapan mata tak mengerti. Dan mendapati sekali lagi gadis itu berdiri secara tiba-tiba lalu langsung berjalan menjauh dari tempatnya duduk barusan.

Namun baru terhitung jarak tiga meter ketika Eunji berjalan, Chanyeol ikut bangkit. Laki-laki itu menatap punggung ciut milik Eunji dengan tatapan yang sama sejak dua hari ini, tatapan berbeda yang menyiratkan sebuah kekecewaan. Karena Chanyeol yakin ada sebuah masalah—menyangkut dirinya sendiri—yang tak ingin Eunji beritahukan pada dirinya.

Jika tidak, lalu mengapa Eunji berubah secepat itu padanya?

• • •

Everytime [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang