Setibanya di tempat yang dituju, Chanyeol langsung saja keluar dari mobilnya. Berjalan memutari bagian depan menuju pintu penumpang di bagian depan. Dengan senyuman yang selalu tertoreh diwajahnya, Chanyeol membuka pintu itu.
"Tempat yang bagus." Eunji memandang sebuah bangunan berarsitektur klasik yang tak begitu luas, namun terlihat istimewa.
Chanyeol kembali menutup pintu mobilnya pelan, lalu memimpin gadis tadi untuk berjalan memasuki kafe itu. Eunji tersenyum lalu berjalan bersisian dengan laki-laki itu.
Chanyeol memilih tempat di dekat jendela, tempat kesukaannya karena bisa melihat jalanan dengan begitu jelasnya. Eunji ikut mengambil tempat, ia memposisikan duduk berada tepat di hadapan Chanyeol.
"Mau pesan apa?" Chanyeol menggumam sembari meraih buku menu di meja.
"Flat white." Sahut gadis itu cepat tanpa melirik buku menu.
Laki-laki tadi mengangguk lalu segera memanggil pelayan kafe agar membawa pesanan mereka.
"Kau tidak memesan makanan?"
Eunji menggeleng lalu sedikit tersenyum. "Tadi aku lapar, tapi sekarang entahlah..Aku jadi tidak terlalu lapar."
Beberapa menit kembali berlalu. Terlihat seorang pelayan tengah berjalan ke arah meja yang ditempati oleh Eunji serta Chanyeol. Pesanan mereka datang.
Eunji menyeruput kecil flat white manis yang masih mengepulkan uap panasnya di cangkir putihnya. Berbeda dengan laki-laki di depannya. Ia sibuk mengamati gadis di depannya dengan sebuah senyuman kecil yang tampak menawan.
Memperhatikan setiap gerak kecil bibir peach itu ketika menyesap minumannya. Membuat Chanyeol ingin untuk...
"Chanyeol.." laki-laki itu tersentak. Dengan segera ia mengangkat fokus matanya pada netra kelam milik Eunji.
"Ya?"
"Kenapa melamun?" Eunji menautkan alisnya ketika menatap Chanyeol yang sedang berusaha mengalihkan fokus ke arah lain. Entah refleks atau bagaimana, ia juga mengusap tengkuknya gusar.
"Tidak. Eh, bagaimana? Enak?" Usahanya mengalihkan topik. Eunji tersenyum lalu menggangguk antusias.
"Sudah terlihat." Chanyeol memamerkan deretan gigi putihnya. Tangan kanannya terangkat maju menuju wajah Eunji.
"Sampai belepotan." Gumamnya seraya mengusap sudut bibirnya Eunji yang tersisa busa putih.Gadis itu diam, menatap Chanyeol yang masih fokus mengusap sudut bibirnya tanpa ekspresi apapun. Namun jauh dalam hatinya, Eunji menahan ledakan jantungnya yang berdetak abnormal. Butuh mengantisipasi pula desiran darahnya yang tiba-tiba mengalir begitu deras.
"Seperti anak kecil." Laki-laki itu terkekeh.
Dan sebagai jawaban dari degub jantungnya. Eunji mendapatkan surai pucuk kepalanya yang sedikit berantakan karena usakan Chanyeol yang gemas terhadap dirinya.
Gadis itu tersenyum, ada rona di pipinya. Kali ini entah kenapa hatinya tak bisa terkontrol karena sesosok laki-laki di hadapannya. Ia memalingkan wajahnya, guna menyembunyikan wajahnya yang malu ke arah jendela jalan. Seketika senyuman itu menjadi nampak samar.
"Bukankan itu Taehyung dan Elle?"
• • •
Kendaraan besi berwarna hitam itu berhenti di pinggir jalan. Tepatnya di depan sebuah bangunan yang tengah diimpikan gadisnya tadi. Ah, mungkin lebih tepatnya adalah gadis cerewetnya tadi.
Laki-laki yang memiliki tahi lalat di ujung hidung kokohnya itu merengut sedikit kesal pada seorang teman wanitanya itu. Ia memandang bangunan itu dan seseorang di sebelahnya bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everytime [end]
FanfictionNamanya Jung Eunji, gadis itu cantik dengan pita warna merah dikepalanya. Dia sahabatku, sejujurnya aku tak menganggapnya sahabat, melainkan seseorang yang istimewa. Kesan pertama kami bertemu, aku sudah berani mencium pipinya. Dia sangat manis dan...