Part 3. "Berdetak"

2.4K 172 15
                                    

"Lavender's blue, dilly dilly,
Lavender's green
When you are king, dilly dilly,
I shall be queen"

Alunan musik mengalun dengan lembut dikamar Syaya pagi itu. Menemaninya bersiap-siap berangkat sekolah. Seperti biasa dia menghabiskan 10 menit terakhir sebelum Rafa datang menjemput dengan merapikan bajunya didepan cermin, kemudian beranjak kedapur untuk mengambil bekal sarapan dan kemudian berangkat.

Hari ini hari pertama untuk anak kelas X setelah seminggu sebelumnya full selama seminggu mengikuti MOS. Pagi itu kelas XIPA1 tampak riuh seperti kelas X yang lain, maklum lah pada hari ini mereka untuk pertama kali akan tau teman sebangku mereka. Peraturan SMA Taruna Bhakti untuk kelas X adalah dengan mengatur tempat duduk sesuai keputusan para guru. Kali ini urutan tempat duduk didasarkan pada nomor urut abjad nama para siswa.

Begitu masuk kelas Syasya langsung buru-buru melihat susunan tempat duduk yang dipajang di samping papan tulis.

"Syasya, sini kamu duduk dibelakang aku" teriak Dania antusias.

"Wah pas nih beb, sebelah aku juga" sambung Jesica salah satu teman baru Syasya yang selama MOS selalu bersama dengan Syasya dan Dania. Mereka jadi terbiasa menggunakan kata aku kamu karena kebiasan Syasya.

"Wah iya.. ak duduk sebelahan sama siapa yaaaa? Syasya penasaran.

"Sama Rafa Sya" jawab Dania.

Belum sempat Syasya menjawab Rafa datang dan langsung duduk dikursinya. Sambil menaruh tasnya diatas meja.

"Eh Raf tunggu" tiba-tiba Syasya setengah berteriak. "Bentar angkat dulu tasnya, Sya bersihin dlu mejanya." Tanpa aba-aba Syasya mengangkat tas Rafa ketempat duduknya kemudian sibuk mengelap meja kelas mereka dengan sapu tangan dan obat semprot kemudian setelah selesai dia mengelap bagian laci dan kemudian baru meletakkan peralatan sekolahnya dilaci meja.

Rafa hanya diam terpaku sambil memangku tasnya.

"Sampe sini kali bersihinnya beb" goda Jesica

"Ma puluh ribu selama setahun ya mbak" saut Syasya dengan gaya medok ala Jogja sambil tertawa.

"Hoooiii achonnn" teriak salah soarang siswa yang langsung menghampiri Rafa. "Jodoh emang kita bro, sekelas lagi aaaah seneng gw. Mayan bisa nyontek PR" cerocosnya.

Siswa itu berama Desta, teman SMP Rafa, teman baiknya semenjak kelas 1. Rafa dan Desta sama-sama menyukai basket dan dulu meraka sama-sama bergabung dalam tim basket disekolahannya. Dari situlah persahabatan mereka dimulai.

"Aaaah dua sobat qw, sobat dunia akhirat sini kecup atu atu." Tiba-tiba lelaki berambut keriting cepak mendekati Rafa dan Desta dengan suara cemprengnya.

"Dih ogah dah puny cewek gw" Desta menimpali.

"Dih asem bagt si bro mulutnya. Pengen Fadil cubit deh pake tang"

Rafa hanya tersenyum mendengar celetukan dan canda teman-temannya. 5 menit kemudian bel tanda masuk jam relajaran berbunyi. Hari ini kelas XIPA1 mendapat pelajaran olahraga. Para siswa diminta Sudah siap dengan seragam olahraga dan berkumpul dilapangan sepak bola. Lapangan itu cukup luas, dengan rumput yang hijau dan disekelilingnya terdapat pepohonan yang rindang. Walaupun pepohonan itu hanya dapat mendinginkan sedikit area dipinggiran lapangan.

Pak Harno sebagai guru olahraga menyuruh anak-anak muritnya untuk memulai olahraga hari itu dengan berlari mengelilingi lapangan bola sebanyak tiga kali. Kemudian nanti akan dilanjutkan dengan praktik olahraga yang lain.

Murid lelaki kebanyakan sudah berlari dengan semangat di barisan depan.Syasya tampak murung, dan arah larinya sedikit menjauh dari gerombolan teman-temannya. Dia berlari menuju bagian luar lapangan yang merupakan area yang cukup teduh karena ada pepohonan rindang.

Jelita & JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang