Datang dan pergi
Dalam kisahku kata perpisahan lebih mendoninasi
Bolehkah aku ulurkan tanganku saat ini
Hanya untuk menahanmu pergi-JSP-
Awal bulan September merupakan bulan yang dinantikan oleh keluarga Abdullah. Dimana bulan ini adalah bulan yang kemungkinan akan menjadi bulan dimana salah satu anggota keluarga baru dikeluarga itu akan terlahir kedunia.
Rencananya di hari Jumat akhir minggu ini, Zara akan menjalani operasi caesarnya. Dari hari Rabu Ella pun sudah sibuk mempersiapkan keperluan Zara untuk nanti menjalani operasi persalinanya.
Sedangkan Syasya sendiri, tentu saja masih berkutat dengan kesibukan sekolah dan butiknya. Aktifitas memasak yang menjadi favoritenya menjadi sedikit berkurang, namun tetap akan dilakukan ketika Rafa pulang dan ketika akan mengirimi Rafa bekal.
Syasya sedang duduk santai di samping kolam renang rumahnya saat mbok Suti datang menghampirinya.
"Mba Sya" panggilnya sambil ikut duduk di kursi samping kolam renang.
"Eh si Mbok, kanapa Mbok sayang?" Syasya menhentikan aktifitasnya membaca majalah.
"Mba, tau mbok minah? Adek perempuan mbok."
"Ooh yang tinggal di Gejayan ya? Tau dong mbok. Kenapa emangnya?"
"Ini mba, dia kena struk. Anaknya masih jadi TKW di taiwan dan belum bisa balik sekarang. Mbok diminta balik ke Jogja buat bantuin ngerawat sampai anaknya pulang" mbok Suti bicara sambil menatap lembut kepada gadis kesayangannya itu.
Berat. Mbok Suti merasa sangat berat mengucapkan hal tadi kepada Syasya. Begitu pula bagi telinga Syasya, dia tidak mengharapkan sama sekali adanya kabar dan permintaan itu.
"Trussss? Jadiiii mbok mau balik ke Jogja?" Ucap Syasya sambil menatap mbok Suti, entah kenapa sorot matanya kini sudah ditambahi rasa haru dalam hatinya yang langsung menyergap. Belum ada kristal bening yang menetes di matanya, namun mata cantik itu kini sudah berkaca-kaca.
"Iya mba" ucap mbok Suti lembut, dia pun mulai berkaca-kaca juga. "Cuma sampai Si Marni, anaknya datang, semoga akhir tahun ini" ucap mbok Suti sambil menyeka matanya.
Syasya diam, ingin sekali dia melarang dan berkata tidak namun semua tercekat. Ingin juga dia mengatakan dia ingin ikut bersama, namun bagaimana dengan Rafa? Bagaimana juga dengan dia sendiri?
"Gimana mba Sya?" Ucapan mbok Suti membuyarkan kebekuan diantara mereka.
Syasya menatap kearah mbok Suti kemudian mengangguk tanda setuju. Senyum coba dia berikan kepada Mbok tersayangnya itu.
"Mbok pasti sering kesini kok, pasti kangen mba Sya" ucap mbok Suti masih dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Bagi mbok Suti inipun tak mudah, namun adiknya membutuhkannya, dan sisi yang lain kini Syasyanya pun sudah memiliki Rafa dan keluarganya. Setidaknya hal itu membuatnya tenang.
Setelah mbok Suti berlalu pergi, Syasya segera melangkah ke kamarnya. Tangis itu tak bisa dibendungnya lagi. Perpisahan ini, entah kenapa terasa sangat berat dihatinya.
Hatinya merasa sudah sangat penuh dengan memori perpisahan, dan haruskah kini mbok Sutinya pun akan pergi. Memang bukan pergi selamanya, namun jarak yang tercipta serentak menimbulkan jarak bagi jiwanya.
Air mata itu masih tumpah ketika terdengar dering telepon dari Rafa.
"Halo" ucap Syasya dengan suara seraknya, tangannya sibuk mengusap air matanya.
"Loh? Kenapa sayang?" Ucap Rafa begitu mendengar suara yang tak biasanya itu. "Ayo cerita, ini aku udah di apartemen ya btw"
"Hmm. Mbok Suti Rafaaa" isak itu kembali terdengar, mencubit kecil perasaan Rafa yang mendengarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita & Jingga
Storie d'amoreMenceritakan kisah hidup dan romansa seorang gadis bernama Jelita Syasya Paramadina. "Langkahku takkan terhenti, walaupun mentari tak lagi menyinari. Karena hujan ini tak akan selamanya. Dan malam pun akan sirna. Semburat dan cahaya Fajar akan kemb...