"Kau hadir seperti malaikat
Menjagaku
Ketika ditanya maumu
Jawabanmu hanya satu
Aku"-Jsp-
Jumat siang itu dimobil Rafa ketika menuju rumah Syasya sepulang sekolah, suasananya begitu berbeda dari biasanya. Tidak ada suara senandung atau pun kecerewetan Syasya. Dia sedari tadi hanya terdiam melihat-lihat jalanan.
"Yang"
"Hmm"
"Kok diem? Sakit?"
"Ga, Syasya lagi males aja"
"Marah?"
"Ga"
Rafa kemudian hanya diam disepanjang perjalanan, sepertinya Syasya sedang tidak dalam mood yang baik. Kondisi seperti ini sangat jarang, biasanya hanya akan terjadi ketika Syasya ngambek.
Sesampainya di depan rumahnya, Syasya langsung bersiap-siap turun, tak seperti biasanya yang akan lebih dulu bicara dan setidaknya menawarkan Rafa untuk turun. Ketika hendak membuka pintu mobil Rafa menguncinya."Syayang" lirih Rafa. "Ada apa?" Kemudian menyenguh tangan Syasya.
"Gapapa" jawaban Syasya lirih.
"Kalo ada masalah diomongin" ucap Rafa lembut.
"Gaada" jawaban Syasya tak kalah lirih dan kali ini ditambahi dengan air mata yang perlahan-lahan menetes.
"Loh kok nangis" bingung Rafa.
"Gapapa" Syasya membuka kunci pintu mobil dan melangkah turun tanpa menghiraukan Rafa yang kebingungan.
Syasya segera berlalu dan masuk ke dalam kamarnya. Tanpa dia tahu Rafa mengikutinya turun, tapi tidak menyusulnya ke kamar melainkan mencari mbok Suti. Akhirnya Rafa menghabiskan 15 menit untuk berbincang dengan mbok Suti dan kemudian pamit pulang.
Sementara Syasya dikamarnya segera mandi kemudian dia merebahkan dirinya di sofa kamarnya sambil menyalakan tvnya. Hari ini perutnya sungguh tidak nyaman, sedari tadi pagi begitu sakit dan kembung tidak jelas, mungkin dikarenakan hari ini adalah hari pertama mensnya. Perasaannya juga aneh, entah kenapa dia menjadi tidak suka akan hal-hal disekitarnya. Bawaanya pengen marah. Dengan Rafa saja tadi dia sewot karena merasa diacuhkan saat makan siang, karena Rafa memilih mian game di handphone ketimbang ngobrol dan menanyakan keadaanya.
Tiba-tiba ada ketukan dikamarnya.
"Masuk aja mbok" jawabnya malas-malasan sambil tetap menatap kearah langit-langit kamarnya.
"Maafin aku ya Sayang" suara lelaki itu mengagetkan Syasya.
"Rafa" ucap Syasya yang semakin kaget melihat Rafa datang dengan serangkai bunga yang cantik dan entah apa ditangan kirinya.
"Nih" ucap Rafa sambil menyodorkan bunga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita & Jingga
Любовные романыMenceritakan kisah hidup dan romansa seorang gadis bernama Jelita Syasya Paramadina. "Langkahku takkan terhenti, walaupun mentari tak lagi menyinari. Karena hujan ini tak akan selamanya. Dan malam pun akan sirna. Semburat dan cahaya Fajar akan kemb...