"Luluh.
Aku terluluh.
Aku menyerah,
Kalah.
Aku mau kamu"JSP
***
Pelangi memang akan selalu hadir setelah hujan, keindahan yang seketika mampu melenakan kita dari buruknya kejadian sebelumnya.
Begitupun dengan perasaan Syasya, bunga-bunga kini bermekaran dihatinya. Merekah indah mewarnai hari-harinya. Ketakutan, kesedihan, kesendirian yang selama ini membayang-bayangi hidupnya kini perlahan lenyap.
Terlebih setelah moment itu, moment indah yang mungkin tak akan pernah Syasya lupakan. Moment bersejarah yang nantinya akan dengan bangga dia ceritakan pada anak dan cucunya. Moment yang meluluhkan hati dan perasaannya.
Kini sudah hampir dua minggu, ada sebuah cincin yang berkedip indah dijari manisnya. Sebuah tanda kesungguhan dari kekasihnya untuk dirinya. Perwujutan awal dari janji setia menemani yang selama ini terucap.
'Terimakasih Rafa, sudah mau singgah, dan kini memilih ingin menetap bersamaku' Begitulah sajak lembut yang bersemayam di dalam dada, ketika Syasya memaknai kembali seluruh kejadian dimalam itu.
Malam ini, tanpa ingin menunggu lebih lama, dan takut Syasya akan berubah pikiran. Keluarga Rafa akan datang untuk melamar Syasya secara resmi. Meskipun mungkin pernikahan itu baru akan dilaksanakan setelah Syasya lulus SMA.
Rafa sudah berdiam didepan TV dikamar sebuah hotel di Jogja, tampak duduk dengan tidak begitu nyaman, kakinya dia hentak-hentakkan kecil. Dia pandangi semua seserahan yang sudah disiapkan oleh sang Mama.
"Duileeee. Yang mau melamar anak gadis orang" suara Zara membuyarkan pikiran Rafa yang sudah menerawang tak karuan. "Grogi ga?"
Rafa hanya mengangguk.
"Tenang dek, banyakin doa aja" Zara yang semula ingin menggoda mengurungkan niatnya setelah melihat ekspresi adiknya yang tak biasa itu. Sungguh tampak gelisah.
"Syasya ga mungkin berubah pikiran kan ya Kak?"
"Hahaha, tergantung"
"Kok tergantung" Zara memutar duduknya mendekatkan dirinya ke pundak adiknya, kemudian mengusapnya pelan. "Kesungguhan dan ketulusan kamu, sejauh itu bisa meyakinkan Syasya pastinya dia akan tetap menjawab iya" Zara menjelaskan dengan senyum diwajahnya.
"Semoga" lirih Rafa mengucapkan kata itu. Entah karena apa namun sejak semalam dia begitu khawatir. Khawatir kekasih hatinya bisa saja berubah pikiran. Karena menerima ajakannya kali ini pastilah bukan hal yang mudah. Terlebih dengan kondisi usia mereka yang masih dibilang sangatlah muda. Bisa saja dia akan menyuruhnya menunggu.
Walaupun jika diminta menunggu pun tentunya Rafa akan tetap bersedia. Rafa akan memperjuangkannya kembali, agar kesungguhannya mampu meyakinkan hatinya untuk berlabuh selamanya.
***
Syasya sedang dibantu make up oleh salah satu make up artist langganan bundanya dulu. Sudah tinggal sentuhan akhir saja. Sementara rambutnya, kini sudah cantik dengan hiasan minimalis yang tampak manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita & Jingga
RomanceMenceritakan kisah hidup dan romansa seorang gadis bernama Jelita Syasya Paramadina. "Langkahku takkan terhenti, walaupun mentari tak lagi menyinari. Karena hujan ini tak akan selamanya. Dan malam pun akan sirna. Semburat dan cahaya Fajar akan kemb...