"Was so hard to say
Secret feeling locked away
Heaven knows I've always felt so much for youI'm not that romantic
Even word seem sarcastic sometimes
And now it's time i tell you this
What's always been my only wishEven though I'm not spider man or superman
I'll be the one who guarantee you
Night and day and trust me
I don't need no spider web or laser eyes
Cause you're giving me the strength to say
Share your life and be my wife"-Tangga-
Sudah 3 hari keluarga Rafa berada di Bali. Zara dan kandungannya yang mulai membesarpun tampak begitu menikmati moment keluarga ini. Hari pertama dan kedua mereka melakukan open house, untuk memperkenalkan Syasya sekaligus syukuran kehamilan Zara. Karena banyak keluarga besar yang lain yang belum ke Jakarta saat acara 4 bulanan Zara waktu itu.
Sedangkan hari ini mereka memutuskan untuk pergi menginap disebuag villa yang sudah diidam idamkan Zara sejak di Jakarta. Tentu saja Adam, Ella, dan Rafa menurutinya.
Syasya keluar kamarnya bersiap untuk sarapan bersama-sama untuk kemudian mereka akan jalan-jalan ke kampung wisata.
Hari itu Syasya berdandan, setidaknya selain ingin tampil selalu rapi, kini Syasya tidak lupa menaburkan bedak dan liptint di bibirnya. Entah kenapa semenjak hari pertunangan itu dia sangat takut kalo sampai Rafa melihatnya tidak rapi atau tidak cantik, Syasya takut Rafa berpaling.
Rafa yang pagi itu menunggu Syasya di samping kolam renang begitu terpana begitu melihat gadisnya itu keluar dari kamarnya. Pandangan Rafa tak mampu pindah. Berkedippun rasanya dia tidak mau.
"Sory lama" senyum Syasya melihat kekasihnya itu duduk untuk menunggunya berangkat sarapan.
"Hmm" Rafa hanya mengangguk masih tidak bisa mengalihkan pandangannya.
"Yuk" ajak Syasya, dia sedikit bingung dengan tingkah pacarnya itu.
Rafa masih diam tapi tangannya menghalangi langkah Syasya. Dan kini malah mengeser tubuh Syasya, lagi-lagi keduanya berhadap-hadapan dengan jarak yang tipis. Kini tangannya mulai menyentuh pipi kemerahan Syasya.
"Kok makin hari makin cantik sih. Sengaja ya?" Bisik Rafa begitu lembut, sambil terus memandangi dan mengusap pipi Syasya.
"Ish Rafa apaan sih, Sya malu"
"Oh kalo malu makin cantik emang" bisiknya lagi dan kini tanpa meminta ijin lagi, bibir itu sudah membekap bibir Syasya. Syasya semula meresponnya, namun sedetik kemudian dia menjauh walaupun ditahan oleh Rafa.
"Rafa kan ada Mama abah disini" bisik Syasya panik sambil reflek menutup bibirnya.
Rafa terkekeh, dia menarik tangan Syasya yang menutupi bibirnya. "Mereka sudah pergi makan sayangku. Dan kalaupun ada, aku bisa sekalian bilang, aku tidak bisa menunggu tahun depan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita & Jingga
RomanceMenceritakan kisah hidup dan romansa seorang gadis bernama Jelita Syasya Paramadina. "Langkahku takkan terhenti, walaupun mentari tak lagi menyinari. Karena hujan ini tak akan selamanya. Dan malam pun akan sirna. Semburat dan cahaya Fajar akan kemb...