Tak mengetuk
tak mengucap salam
pun tanpa permisi
Tiba-tiba tinggal
Bersemayam
Tak mau pergi
-JSP-***
Pagi itu entah sudah berapa kali Syasya mencoba menghubungi Rafa, namun tak ada respon, yang terakhir malahan tidak tersambung. Akhirnya Syasya memutuskan untuk berangkat kesekolah dengan menunggu sang Bunda mengantar. Erika langsung bergegas karena biasanya dia berangkat lebih siang.Sesampainya di sekolah, Rafa tidak juga memberi kabar, Syasya ingin menanyakan pada mama Ella. Namun tadi Bundanya bilang Ella sedang menemani abahnya Rafa keluar kota dan baru akan pulang bsok. Sampai dikelas tidak tampak pula kehadiran Rafa. Syasya mendadak khawatir, akhirnya dia memilih menghubungi Zara.
"Assalamualaikum kak Za"
"Eh si Syayang, tumben pagi-pagi telepon. Kenapa Rafa nakal ya? Hahahah" cerocos Zara.
"Hehe iya nih nakal, ga ada kabarnya. Rafa sekolah ga sih kak? Ini dia belum sampai sekolah loh."
"Hah? Bukannya dia biasa jalan jam 6 bt jemput kamu dlu ya Sya?" Ucap Zara sedikit panik. "Bentar ak cek kamarnya dlu ya" Zara kemudian menutup teleponnya dan bergegas ke kamar adiknya.
Benar saja ternyata adiknya masih dikamar, tidur dengan badan yang berkeringat. Suhu tubuhnya tinggi. Tak lama bi Narti pembantu keluarga itu ikut masuk.
"Neng Zara itu si den Rafa dr pagi panas, bibi ga enak banguninnya"
"Ya udah bi gpp. Coba kompres aja dlu. Nanti biar Zara telepon dokternya mama" ucap Zara santai.
Setelah menelepon dokter mamanya, Zara segera menelopon Syasya.
"Ya kak?"
"Syayang, ni adek aku yg nyebelin ternyata sakit, demam. So ga masuk dlu dia hari ini. Jangan dimarahin yaa adekku ini, dia ga nakal kok Sya" canda Zara dikala adiknya sakit.
"Hahaha kak Zara apa sih" jawab Syasya malu, entah kenapa dia sering malu akhir-akhir ini.
***
Bel tanda istirahat pertama berbunyi. Sedari tadi Syasya merasa kurang nyaman, kepikiran Rafa. Semenjak duduk sebangku baru hari ini Rafa tidak masuk dan itu karena sakit.
"Sya kamu kenapa kok muka ditekuk gitu?" Dania mengnengok ke meja Syasya.
"Duh beb, baru juga sehari ditinggal. Posesif deh kauu" canda Jesica.
"Sya, Rafa sakit? Sakit apa? Bisa jg tu anak sakit." Desta tiba-tiba nimbrung.
"Dih masa sahabatan ga tau, pensiun aja mending" seloroh Jesica.
"Ya kan sudah ada calonnya, sahabat mundur lah ya" goda Desta sambil melirik Syasya.
"Hahhahhaha" mereka bertiga tertawa kecuali Syasya, lagi-lagi wajahnya memerah.
'Duh Syasya' umpatnya dalam hati.
Tak menghiraukan teman-temannya yang masih menggodanya. Syasya mencoba menenangkan pikirannya dengan pergi ke perpustakaan. Mencoba mencari-cari aktifitas untuk menghilangkan ke gundahannya. Sebelum bel tanda istirahat habis, Syasya memutuskan untuk menelfon Mbok Suti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelita & Jingga
RomanceMenceritakan kisah hidup dan romansa seorang gadis bernama Jelita Syasya Paramadina. "Langkahku takkan terhenti, walaupun mentari tak lagi menyinari. Karena hujan ini tak akan selamanya. Dan malam pun akan sirna. Semburat dan cahaya Fajar akan kemb...