Bab 14: kambuh

4K 225 1
                                    

Biasakan vote sebelum baca 😊
Happy reading

.
.
.

Aku menyayanginya dan mencintainya dengan tulus apakah ia bisa membalas dengan sama tulusnya?

Apa ia bisa menghargai ketulusanku?

Ahh, mungkin saja

*
Adit pov
Setelah mengobati Suci dokter itu pergi meninggalkan aku dan Suci

"Maaf" ucapku pada Suci

"Hey maaf" ucapku lagi karena tidak mendapat jawaban

Dia masih tidak menjawab membuatku kembali diam

Aku melihatnya yang bahkan tidak mau menatapku sama sekali semarah  itu kah dia

"Hey" ucapku memegang tangannya

Ia tetap tidak mau menghadapku dan berusaha melepas genggaman tanganku

Tak pantang menyerah aku menarik tangannya ke arah mulutku dan "cup" aku mencium punggung tangannya lalu kembali berkata "maaf"

Ia mulai membalikkan badannya kearah ku, ia menatapku tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya

Aku mengusap surai hitamnya dengan lembut

Dia terus menatapku hingga tiba-tiba dia memelukku dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di dadaku. Aku membalas pelukannya. Bajuku bagian dada basah, Suci menangis disana

"Kenapa?" Tanya ku pelan sembari mengusap lembut surainya

"Ini sakit" ucapnya merujuk membuatku terkekeh pelan

"Maaf" ucapku yang entah sudah ke berapa kali

"Aku mau pulang" ucapnya tanpa membalas permintaan maafku

"Emangnya kamu bisa jalan?" Ucapku

"Gendong" ucapnya manja

"Ya udah aku selesain registrasi pembayaran kamu dulu" ucapku lembut

Ia melepaskan tangannya dari pinggangku. Aku melangkah keluar ruangan

Setelah selesai dengan registrasi pembayaran aku kembali ke ruangan Suci. Suci mengulurkan tangannya. Aku mengangkat tubuh Suci kedalam gendongan ku membuatnya melingkarkan tangannya di leher ku

Aku hanya melihat jalan didepan karena aku tidak berani menunduk. Jika aku menunduk jarak wajah ku dan wajah Suci sangat dekat

"Dit" panggilnya

"Hm" gumamku menatap ke depan

"Dit" panggilnya lagi

"Apa?" Tanyaku masih melihat ke depan

"Dit ayo liat aku" ucap Suci

"Ada apa?" Tanyaku masih melihat ke depan

"Adit" panggil Suci setengah berteriak

Aku tidak menjawab dan terus berjalan keluar puskesmas itu

Cup
Suci mengecup pipi ku membuatku terbelalak kaget

Aku melihat kearahnya. Ia tersenyum puas

"Begitu kek dari tadi" ucapnya menatapku dengan tatapan tidak berdosa

"Apa?" Tanyaku agak keras dengan melihat kearahnya

"Kamu marah?" Tanya Suci menunduk

'Astagfirullah' ucapku membatin

Takdir Cinta Yang Tertulis (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang