Bab 25: suci aristya

3.5K 211 1
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading
.
.
.
Perpisahan itu adalah pasti. hanya waktunya saja yang tak kuketahui
Aku tak pernah menyangka perpisahan itu terjadi dengan cara tak terduga seperti ini

#suci aristya#

*
Mata yang hampir seminggu tertutup itu mulai mengerjap secara perlahan didalam ruangan serba putih dengan bau khas obat-obatan

"Sshh" ringisnya memegang kepala yang terasa sakit

"Alhamdulillah" ucap orang-orang yang ada dalam ruangan itu membuatnya mengalihkan perhatiannya kesekeliling

Dika melangkah mendekati kearah Suci guna memeriksa keadaan Suci. Suci menatapnya dalam diam

"Kamu harus banyak istirahat dan jangan sampai stres" ucap Dika lalu melangkah mendekat kearah Reza yang duduk di sofa, Reza menunduk seperti menghindari tatapannya

"Ma" panggil Suci pelan dengan suara serak

"Iya sayang mama disini" ucap Saron lembut berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh

"Ma dia bagaimana?" Tanya Suci dengan mengusap perutnya lembut

"Alhamdulillah dia masih ingin terus bersama kamu" ucap Saron. Satu tetes air matanya lolos begitu saja

"Ma..." ucap Suci dipotong

"Istirahat lagi ya sayang, kamu baru saja sadarkan diri" ucap Saron langsung

"Ma..." ucap Suci dipotong

"Kamu masih lemah sayang belum boleh banyak bicara" ucap Saron telak. Saron berusaha keras menahan air matanya agar tidak menetes didepan Suci

Suci melihat kearah bunda yang berada dalam pelukan ayah dan Dika serta Reza yang hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Kesedihan terpancar dengan sangat jelas dari mata-mata mereka

Suci memilih membelakangi semua orang dan menutup matanya. Setetes air mata luruh begitu saja tapi Suci berusaha tegar

'Mas' ucap batin Suci sebelum kegelapan kembali menyapanya

*
Suci kembali membuka matanya disepertiga malam. Suci berusaha bangun dengan perlahan

Suci melihat ke sekeliling ruangan yang sunyi. Mamanya masih duduk di tempat yang sama, ayah dan bunda tidur di sofa dalam keadaan duduk. Air matanya kembali menetes dan segera dihapusnya

'Mas kamu dimana?' ucap Suci membatin dengan air mata yang kembali menetes

Suci segera memasuki kamar mandi untuk berwudu setelahnya Suci mengambil mukena dan sajadah yang berada di atas meja sofa yang sepertinya milik bunda

Suci menggelar sajadah, memakai mukena itu dalam diam dan segera melaksanakan salat malam

"Ya Allah hamba mohon berikan keselamatan bagi suami hamba dimanapun ia berada" penggalan doa Suci dengan lirih setelah salat malamnya yang berurai air mata

Saron yang terbangun, melihat putrinya dalam diam dengan meneteskan air mata. 'Tetap tangguh seperti ini sayang' batin Saron sebelum kembali berpura-pura tidur satu melihat Suci bangun dari posisi duduknya

*
Keesokan harinya Suci hanya diam saja tanpa mengatakan satu katapun. Hanya diam memandang kosong keluar jendela

"Sayang makan dulu" ucap bunda membawa sebuah mangkuk

Suci melihat kearah bunda yang tersenyum hangat kepadanya, kemudian mengangguk sebagai jawaban

"Bunda suapin ya?" ucap bunda lagi. Yang kembali dibalas anggukan oleh Suci

Takdir Cinta Yang Tertulis (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang