Bab 20: kabar bahagia bagian 1

4.1K 219 0
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.


Kebahagiaan bisa timbul hanya karena hal kecil yang kau lakukan dengan orang terkasih dalam hidupmu

Tawa bisa timbul hanya dari lelucon remeh yang diliputi rasa sayang yang ada

Tapi dalam kehidupan tidak hanya ada kebahagiaan dan tawa tentu ada hal lain yang akan terjadi semisal kesedihan dan duka

*
Tak terasa sudah sebulan lamanya umur pernikahan Adit dan Suci, tapi belum ada tanda-tanda bila Suci tengah berbadan dua Adit juga tidak mempermasalahkan hal itu selama mereka tetap dalam kebersamaan

"Sayang mas kekantor dulu ya. jaga diri kamu baik-baik" ucap Adit mengecup kening Suci setelah Suci mencium punggung tangannya

"Mas hati-hati ya. Sebentar Suci datang bawa makan siang untuk mas" ucap Suci memberitahu

"Mas tunggu kedatangan kamu" ucap Adit dengan kerlingan menggoda

Adit pun masuk kedalam mobilnya dan mulai melajukannya membelah jalanan padat dipagi hari

*
Suci pov
Seperti kataku pada mas Adit tadi pagi. Saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju kantor mas Adit

Aku mengendarai mobilku dengan santai karena mas Adit melarangmu mengebut saat mengemudi

Setibanya perusahaan mas Adit aku turun dengan membawa rantang berisikan makanan yang aku buat sendiri

Aku melangkah masuk kedalam perusahaan itu dan singgah sebentar diresepsionis untuk menanyakan keberadaan mas adit

"Mba, mas Adit ada diruangannya?" Tanyaku ramah

Resepsionis yang sudah mengenalku itu tersenyum lembut lalu menjawab

"Iya bu bapak ada diruangannya"

"Makasih" ucap ku berlalu melangkahkan kakiku menuju kearah lift

Tin
Aku tiba dilantai atas dan mulai melangkahkan kakiku menuju ruangan mas adit

Aku merasa heran saat melewati bangku sekretaris Adit. Tidak biasanya bangku itu kosong sebelum jam makan siang

Aku menghiraukan hal itu dan melangkah dengan tergesa saat mendengar suara benda jatuh dari ruangan mas Adit

Aku membuka pintu ruangan mas Adit yang memang tidak tertutup rapat

"Mas" ucapku berlari kearah mas Adit yang jatuh didepan kaki Donita yang tengah berdiri

Darah segar mengalir dari hidung mas Adit. Aku segera berlari mendekat kearah Donita yang juga sudah berjongkok. Aku melihat wajah terkejut sekaligus khawatir darinya

"Apa yang terjadi?" Tanyaku pada Donita, sekretaris suamiku

"Saya kurang tau bu tiba-tiba pak Adit pingsan begitu saja" ucap Donita

"Panggil ambulans sekarang" ucapku dengan panik

Aku menaruh kepala Adit di pangkuanku. Air mataku sudah mengalir deras di pipiku sehingga mengenai pipi mas Adit yang terbaring di pangkuanku

Aku mengambil beberapa lembar tisu dari dalam tas tangan yang kubawa dan mengusapnya pada darah yang mengalir dari hidung mas Adit

Tidak lama sirena ambulans terdengar. beberapa orang masuk dan membawa tubuh mas Adit dari pangkuanku menggunakan tandu

Takdir Cinta Yang Tertulis (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang