Bab 3: Khawatir

5.5K 293 4
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

*
Matahari bersinar dengan gagahnya membuat seorang perempuan berparas cantik itu melengkuh dan mulai mengeliatkkan tubuhnya tanda ia sudah bangun

"Sela..." ucapan perempuan itu yang tidak lain adalah Suci terhenti saat melihat sekeliling

'Ini bukan kamarku' ucap batin Suci

Suci mengingat-ingat kejadian yang terjadi sebanarnya dan

Kyaa..
Suci berteriak saat melihat pakaian yang ia pakai

Teriakan Suci membuat seorang laki-laki masuk dengan tatapan khawatirnya. Laki-laki yang tidak lain adalah Adit

"Ada apa?" Tanya Adit penasaran yang juga diliputi rasa khawatir

"Apa yang udah kamu lakuin ke aku" ucap Suci mulai terisak dengan tangan menyilang di depan tubuhnya

"Lakuin apa? Aku tidak melakukan apa-apa" jawab Adit polos

"Trus ini apa?" Tanya Suci sembari menunjuk baju yang dipakainya

Adit yang sudah mengerti dengan yang di katakan Suci malah keluar tanpa berniat menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya

"Hey kamu? Siapapun nama kamu jawab dong!" Ucap Suci mulai berasap

Adit tetap melangkahkan kakinya keluar kamar itu tanpa menjawab dan membalikkan badannya lagi

Adit berjalan menuju dapur dengan seragam yang sudah melekat rapi di tubuhnya

"Mbok" panggil Adit pada mbok Jum yang lagi asik memasak

"Astagfirullah" ucap mbok Jum spontan karena terkejut

"Eh maaf mbok" ucap Adit minta maaf karna membuat mbok Jum terkejut meski tidak disengaja

"Tidak papa den. Ada apa den?" Tanya mbok Jum

"Mbok bisa rawat teman Adit? Soalnya Adit mau berangkat sekolah dulu. Suruh dia istirahat yang banyak juga" ucap Adit panjang

"Bisa den. Aden gak sarapan dulu?" Tanya mbok Jum lagi

"Nanti aja mbok di sekolah soalnya Adit piket hari ini" ucap Adit berlalu keluar dapur setelah mendapat anggukan kepala pelan dari mbok Jum

*
Suci pov
Terasa tak nyaman saat didekatnya sebab jantung berdebar tak terkendali badan serta wajah jadi panas tapi jika jauh darinya rindu itu tak bisa terhapus sebab rindu itu akan semakin menjadi

Meski baru beberapa jam yang lalu aku bertemu dengan pemuda itu, tapi aku rasanya masih ingin bertemu lagi karna aku rindu pada pemuda itu 'dia kemana sih' ucap batinku

Seorang mengetuk pintu kamarku membuatku tersadar dari lamunanku. Aku melihat kearah pintu sembari berkata "Masuk"

Tak lama pintu kamar ini terbuka memperlihatkan seorang wanita paruh baya dengan membawa nampan berisi susu dan makanan entah apa

Wanita paruh baya itu berjalan mendekat ke arahku yang masih bersandar manis dikepala ranjang. Aku melihat wanita paruh baya itu dengan tatapan penasaran

"Non makan dan minum obat dulu baru istirahat lagi" ucap wanita paruh baya itu meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja

Karena rasa penasaranku akhirnya aku bertanya siapa sebenarnya wanita paruh baya itu

"Ibu siapa?" Tanyaku pada wanita paruh baya itu

"Saya asisten rumah tangga disini non" jawabnya

Takdir Cinta Yang Tertulis (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang