Barbie Ice: 6

8.8K 363 7
                                    

"Gue yang tadi pagi bikin seragam lo jadi kotor kayak gini."

"Berarti tadi pagi, itu lo?!"

"Gara-gara lo, gue jadi di hukum," sambung Chelsea, duduk di bangku taman.

"Gue salah, gue minta maaf. Gue juga udah tanggung jawab bantuin lo tadi di Perpustakaan."

Chelsea hanya membuang napas panjang dan beranjak pergi dari taman belakang sekolah.

"Chelsea, gue belum selesai ngomongnya." Alvin pun mengejar Chelsea.

"Chelsea, dengerin gue dulu! Please Chel!" perintah Alvin, menarik tangan Chelsea.

"Gue lagi gak ada waktu."

"Lepasin tangan gue!" perintah Chelsea meronta-ronta agar tangannya bisa dilepaskan.

Akhirnya Alvin melepaskan tangan Chelsea, setelah itu Chelsea langsung pergi.

Alvin mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal dan matanya menangkap dua orang yang sedang berjalan ke arahnya. Ternyata itu adalah Epan dan Fandy.

"Epan, Fandy? Tuh dua curut cabut atau gimana?" batin Alvin. lalu menghampiri dua sahabatnya itu.

"Ngapain lo di sini? bukannya belajar," ucap Alvin kepada sahabat nya itu.

"Kita aja di suruh keluar," ucap Fandy.

"Emang lo pada kenapa?" tanya Alvin.

"Kayak lo gak tau aja, Vin," jawab Fandy.

"Kita gak kerjain pr dari Pak Susanto," jawab Epan sambil cengir kuda. Begitu juga dengan Fandy.

"Yaelah, itu mah makanan lo sehari-hari kalo lagi pelajaran dia, haha."

"Haha." Epan dan Fandy tidak mengeluarkan ekspresi tertawanya ia hanya ber-haha saja.

"Sekarang, gue tanya lo. Ngapain ada di sini? Sekarangkan mata pelajaran matematika yang favorit bagi lo. Lo cabut?" kini Fandy yang bertanya kepada Alvin.

"Gue gak cabut. Nanti gue ceritain kalau lo main ke rumah gue."

"Ayo Pan, kita balik ke kelas," ajak Fandy.

"Idih si Fandy ogeb. Kitakan gak boleh masuk ke kelas. kok lo jadi goblok si, haha," jawab Epan lalu tertawa. Alvin pun ikut tertawa juga.

"Eh iya ya, Gue kayaknya ketularan lo nih," ucap Fandy.

"Sialan."

"Yaudah ayo kantin. Selamat menikmati pelajaran matematika, Alvin Delvano," ucap Fandy, berjalan menuju kantin.

"Belajar yang pinter Alvin Delvano." Epan pun menyejajari langkah Fandy.

"Untung temen." Lantas Alvin pun langsung berjalan kembali ke kelas.

-Barbie Ice-

Setibanya di depan pintu kelas, tangannya agak ragu untuk menyentuh daun pintu. Chelsea menyiapkan mentalnya supaya tidak ragu ketika diintrogasi oleh guru atas kepergiannya tanpa izin terlebih dahulu kepada ketua kelas.

Akhirnya Daisy mendorong daun pintu tersebut dan ternyata keadaan kelas seperti 11-12 dengan pasar. Benar-benar berisik.
Chelsea menghembuskan napas lega dan berjalan menuju tempat duduknya.

"Chelsea kok lo lama banget sih? Untung lagi free class," ucap Fiona.

"Namanya juga dihukum. By the way, gurunya ke mana?" tanya Chelsea.

"Gurunya lagi sakit," jawab Fiona.

"Eh mau ikut ke kantin gak, Chel?" tawar Fiona.

"Hm, yaudah deh."

Barbie Ice [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang