-🐢Part 40 : WHAT?!

4K 173 0
                                    

Chelsea merasakan hujan mulai mereda, Chelsea ingin melihat ke arah langit. Tunggu, bukan hujan yang mulai mereda, tetapi Alvin yang menjadikan Jaket nya sebagai payung berdua. Sungguh jantung Chelsea tak karuan rasanya.

"Ayo, tunggu apa lagi."

Sekarang mereka berdua lari menuju koridor bawah lantai satu. Setelah itu Chelsea segera mengelap mukanya yang basah dan merapihkan baju sekolahnya sebelum memasuki kelas. Tiba-tiba Alvin menaruh Jaket nya di punggung badan Chelsea.

"Dipakai."

Chelsea hanya mengangguk dan tersenyum. Tiba-tiba ada yang teriak dari atas lantai 2.

"KATANYA MALES SEKOLAH!"

Ternyata yang teriak adalah Fiona. Lagi-lagi anak itu mengusilkan Alvin dan Chelsea. Jangan-jangan teman-temannya termasuk teman Alvin melihat adegan saat hujan tadi? Tidak! Chelsea bisa habis digoda oleh teman-temannya. Chelsea langsung berjalan menuju lantai tiga, di mana kelasnya berada. Di perjalanan ada saja ocehan dari para siswa.

'Sweet parah!'
'Ship banget dehhh.'
'Sok-sok an drama ih!'
'Jijik si'
'Romantis njay!'

Masih banyak lagi ocehan yang lainnya. Alvin hanya menanggapi dengan senyuman. Tetapi Chelsea menatap dengan tatapan tajam.

"Lain kali biasain liat orang yang bener, jangan serem gitu. Orang gimana mau bertemen sama kamu, liat aja udah kabur duluan." Ucap Alvin.

"Dicoba."

Alvin dan Chelsea sekarang sudah ada di lantai tiga, lebih tepatnya di depan kelas X IPA 2. Chelsea melihat teman-temannya berdiri di depan kelas dengan tertawa.

"HEH BERISIK NI YANG TADI TERIAK!" Teriak seorang Chelsea.

"Fiona, Chel. Fiona noh." Ucap Gilang.

Fiona hanya Cengir kuda ke arah Chelsea,  Fiona pun langsung buru- buru masuk ke dalam kelas, takut di amuk masa sama Chelsea. Chelsea membuang nafas kasarnya dan mulai berbicara kepada Alvin.

"Vin, kamu balik ke kelas aja, lagian juga mau masuk." 

"Hm, oke. Jaketnya dipakai aja, takutnya nanti kamu kedinginan." Ucap Alvin sambil tersenyum ke arah Chelsea lalu langsung pergi dari hadapan Chelsea menuju kelasnya.

'Ciee meleleh hati eneng bang.'
'Anjas so sweet banget sumpah.'
'Cie ciee..'
'Ekhem, Kantin gratis ditunggu.'
'Alvin perhatian banget gila...'
'Warbiasah si Alvin.'

Itulah perkataan anak kelas X IPA 2 ketika Alvin dan Chelsea mengobrol berdua di hadapan mereka dengan kosa kata Aku-kamu. Chelsea masuk ke kelasnya dan tidak menggubris ucapan demi ucapan teman teman nya itu.

Chelsea langsung duduk di bangkunya dan mengeluarkan handphone dari dalam tas.

"Fi, kemarin ada pr?" Tanya Chelsea yang masih menatap layar benda pipih itu dan lawan bicara nya sedang menatap laptop berlogo apel di depannya dengan sangat serius.

"Oh iya! Ada Chel." Jawab Fiona sambil menepuk keningnya dan mengeluar 'kan buku tulis serta buku paket kimia dan mengambil pulpen.

"Berapa soal?" Tanya Chelsea sambil mengambil buku tulis, buku paket kimia, dan pulpen yang ada di dalam tasnya.

"15."

"Oh." Chelsea tidak keberatan dengan Soal sebanyak itu. Tetapi ia hanya malas saja mengerjakannya.

Setelah benar-benar tubuhnya tidak kedinginan lagi, Chelsea melipat jaket Alvin dengan rapi dan dimasuk 'kan ke dalam tas.

🍔🍔🍔

"Baiklah anak-anak tugas yang bapak berikan kemarin apakah sudah selesai?" Tanya Pak Haryo sebagai guru Ipa.

Satu kelas pun hening tidak ada yang menjawab pertanyaan Pak Haryo.
Pak Haryo membuang nafasnya kasar siap-siap untuk menceramahi mereka dengan nada yang tegas bahkan sangat tegas.

"Kalian tuh ya, bukan nya belajar! Malah keluyuran main. Kalau tidak main pasti main hp sampai larut malam. Saya bingung sama anak zaman sekarang, kalo tidak main game pasti chattingan dengan pacarnya. Baik, nanti kalian baca dari bab satu sampai bab dua. besok saat ada pelajaran saya, langsung saya tanya satu-satu." Ucap Pak Haryo panjang kali lebar. Pak Haryo pun pergi dari ruang kelas X IPA 2 dan pergi... entah kemana.

Saat Pak Haryo benar-benar sudah pergi, suana kelas kembali menjadi ribut.

"Halah, tuh Guru paling juga baper." Ucap Gilang.

"Saking bapernya dia ngabisin dua bungkus nasi uduk." Semprot Bobby.

"Itu laper oyot bukan baper, Ngajak gelut ae lo." Ucap Gilang membenarkan dan menoyor kepala Bobby. Satu kelas tertawa akibat ulah dari Bobby dan Gilang.

"Fi, anterin gue ke ruang guru, manggil guru pelajaran selanjutnya." Ucap Chelsea sambil memberes'kan alat tulisnya yang berada di atas meja.

"Ngebet amat Chel, ntar aja yak. Please." Ucap Fiona yang sedang memainkan handphonenya entah sedang bermain game, atau mengechat Fandy, Chelsea tidak tahu itu.

"Panggilan ketua kelas sepuluh ipa dua diharapkan menuju ke ruang guru." Ucap seseorang melalui speaker yang pasti terdengar hingga ke antero sekolah.

"Chel lo di panggil tuh." Ucap Ratu.

Chelsea pun langsung bangkit dari duduknya dan menatap Fiona sebentar lalu mengeluarkan suara.

"Fi, mau ikut gak? Kalo gak gue duluan ya." Ucap Chelsea dan langsung berjalan tanpa mendengar jawaban dari Fiona.

"Eh Chelsea tunggu gue ikut..." Ucap Fiona dan menghampiri Chelsea.

🐐🐐🐐

Ruang guru

"Chelsea Violetta." Ucap seseorang memanggil nama lengkap Chelsea.

Chelsea sontak menoleh ke belakang dan mendapatkan Bu Tini sedang berjalan ke arahnya dan di tangan Bu Tini ada secarik kertas.

"Ini ada soal dari Pak Prasetyo, dia berhalangan hadir karena sedang ada acara keluarga. suruh sekretaris kelas kamu tulis di papan tulis soal-soal ini. kalo sudah selesai di tulis, suruh di tulis di buku tulis latihan bahasa inggris kalian masing-masing, hari ini sudah harus di kumpulin." Ucap Bu Tini sambil menyodorkan kertas itu, Chelsea menyimak apa yang baru saja Bu Tini ucap 'kan setelah itu  mengambil kertasnya. Chelsea dan Fiona langsung berpamitan kepada Bu Tini, baru membuka pintu ruang guru Chelsea sudah di panggil lagi.

"Chelsea tunggu sebentar." Ucap Bu Tini yang membuat Chelsea dan Fiona bingung.

"Chel, Bu Tini mau ngapain?, jangan jangan kasih tugas lagi?" Tanya Fiona.

"Gue juga gak tau, ya semoga aja gak."

Bu Tini kembali lagi sambil membawa buku tulis yang lumayan banyak. Chelsea dan Fiona langsung membantu Bu Tini yang kesusahan membawa buku tulis itu.

"Bukunya banyak aja, Bu." Ucap Fiona sambil membawa buku itu.

"Iya ini punya anak kelas sebelas ipa tiga, buku matematika nya yang dititip sama Pak Susanto ke saya. tolong antar 'kan ya. Ibu sedang dapat tugas dari kepala sekolah. Chelsea, Fiona makasih ya." Ucap Bu Tini dan bergegas kembali ke ruangannya.

"WHAT?!" Ucap Chelsea berbarengan dengan Fiona.

🍟🍟🍟

Barbie Ice [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang