-🐱 Part 53 : Meet

3.7K 159 5
                                    

Chelsea hanya berfikir positif thinking saja soal Hanna. Lagi pula ia tidak mau menambah-nambah 'kan masalah yang sekarang melintas di hubungannya. Itu sudah lebih dari cukup masalah yang ia jalani saat ini.

🐢🐢🐢

Di kamar yang bernuansa putih dan cukup hening. Alvin sedang mendengar 'kan lagu mengguna 'kan earphone. Pikirannya kali ini kacau. Ia tak menyangka Hanna masih mempunyai perasaan padanya.

Dulu semenjak pacaran dengan Hanna, orang tua Alvin sudah tahu tentang Hanna. Alvin dulu sangat membangga 'kan Hanna di depan orang tuanya. Tiba-tiba saja Hanna memutus 'kan hubungan mereka entah apa alasan yang jelas.

Di luar kamar Alvin, ada yang mengetuk pintu kamarnya. Alvin segera bangkit dan membukanya.

"Apa Mah?" Tanya Alvin sambil melepas 'kan earphonenya.

"Di bawah ada Hanna." Jawab Melia.

"Suruh ke sini aja. Alvin lagi males ke bawah." Sahut Alvin.

Melia hanya mengangguk tersenyum. Alvin langsung menutup pintunya dan menghampiri balkon kamarnya, untuk melihat bintang yang bertaburan di atas langit sana. Sekarang pikirannya hanya Chelsea. Entah kali ini hubungannya menjadi apa.

Alvin merasa bersalah karena telah terlalu dekat dengan Hanna tanpa sepengetahuan Chelsea. Sementara Chelsea masih berstatus pacarnya sendiri.

"Vin." Panggil Hanna yang sudah memasuki kamar Alvin tanpa di sadari.

Alvin hanya diam tanpa menoleh.

"Mau ngapain lo?" Tanya Alvin dingin.

Hanna berjalan menuju balkon kamar Alvin.

"Boleh 'kan, gue masih punya perasaan sama lo?"

Alvin diam mematung.

"Wajar dong. Lo 'kan mantan gue. Dan gue mantan kedua dan terakhir lo. Emang perasaan lo ke gue udah bener-bener hilang Vin? Gue di sini masih sayang sama lo. Harusnya lo ngerti sama perasaan gue. Gue capek Vin, cinta dalam diam kaya gini. Lo bersikap seakan-akan membuka hati lo buat gue." Jelas Hanna mengeluar 'kan air mata.

"Jangan nangis, bikin gue merasa bersalah." Ucap Alvin dingin.

Hanna hanya menunduk 'kan kepalanya. Entah dari mana kata-kata tadi bisa keluar dari bibir Hanna.

"Lo yang bikin gue nangis gini, Vin." Terisak kali ini Hanna.

"Lo yang bikin hubungan gue di ujung tanduk, Han."

Keduanya terdiam dan hening. Hanna yang terdiam karena ingin Alvin tahu tentang perasaannya yang sekarang. Tetapi Hanna tidak memikir 'kan Chelsea yang masih ada hubungan dengan Alvin.

"Jadi mau lo apa?" Tanya Alvin.

"Gue cuma mau di peduliin Vin. Semenjak lo pergi gak ada yang peduli sama gue, sepeduli lo."

"Masih banyak cowok di luar sana yang lebih baik dari gue. Percaya sama gue." Sahut Alvin melirik Hanna yang masih tertunduk nangis.

"Vin gue laper." Ucap Hanna di tengah percakapan.

"Makan."

"Ke mall yuk Vin, kita makan." Ajak Hanna sambil menyeka air matanya.

"Males."

"Ah ayolah Vin. Nanti gue bilangin Mamah lo nih." Rengek Hanna.

"Lah, emang lo siapa? Pacar gue?"

Hati Hanna merasa tersinggung atas perkataan Alvin.

"Lo tunggu di bawah, nanti gue ke bawah." Ucap Alvin acuh tak acuh.

Barbie Ice [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang