-🐜 Part 35 : Menunggu

4.1K 185 1
                                    

"Alvin ih." Panggil kembali Chelsea.

Dan Alvin lagi-lagi membalas dengan melirik saja, Chelsea bingung.

"Sa-sayang?" Panggil gugup Chelsea kali ini.

Alvin dengan sigap menoleh ke arah Chelsea dengan tersenyum.

"Iya, kenapa sayang?" Jawab Alvin.

"Giliran dipanggil sayang nengok, hilih. Perlu setiap hari manggil sayang gitu biar kamu nengok?" Tanya Chelsea.

"Iya dong, harus dengan sangat."

"Oh iya, sampai lupa kalau aku mau nanya." Ucap Chelsea menepuk keningnya.

"Bentar ya Chel, aku mau ke sana dulu sebentar kok. Kamu tunggu sini jangan kemana-mana." Ucap Alvin lalu langsung pergi ke luar restoran.

Dan Chelsea harus menunggu Alvin sampai kembali ke sini lagi. Sambil menunggu Alvin, Chelsea memakan makanannya kembali.

🐦🐦🐦

'Alvin, kok lama banget si." Batin Chelsea sambil menatap ke arah luar restoran.

Tiba-tiba ada yang memegang bahu Chelsea dari arah belakang, Chelsea pun refleks menoleh. Chelsea menemu 'kan Alvin yang tengah berdiri dan kedua tangannya memegang dua buah ice cream sambil tersenyum ke arah Chelsea.

"Lama ya?" Tanya Alvin dan duduk di kursi yang ada di sebrang Chelsea.

"Hm."

"Ini ice cream buat kamu." Ucap Alvin sambil menyodorkan ice cream ke arah Chelsea yang baru saja ia beli.

'Baru inget gue, kan kalo gue maafin dia, dia bakalan beliin gue ice cream.' Batin Chelsea senang.

"Makasih." Ucap Chelsea setelah itu tersenyum dan mengambil ice cream nya.

"Iya sama-sama, foto dulu Chel." Ucap Alvin lalu ia mengambil handphonenya di saku celana jeans dan membuka aplikasi kamera.

Chelsea dan Alvin mendekat 'kan ice creamnya setelah itu Alvin mengambil gambarnya saat sudah pas.

"Yaudah, dimakan ice creamnya nanti keburu cair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yaudah, dimakan ice creamnya nanti keburu cair." Ucap Alvin.

Mereka berdua memakan ice creamnya tanpa bersuara.

"Kamu masih sayang sama Lina?" Tanya Chelsea yang kini telah menghabis 'kan ice cream nya.

Jantung Alvin tiba-tiba berdetak dengan cepat. Kenapa Alvin seperti itu mendengar nama Lina? Entah lah itu hanya Alvin yang mengetahuinya.

"Kenapa tanya Lina?" Tanya kembali Alvin.

"Ya-ya gapapa, salah ya?"

"Hm."

"Kamu gak usah tanya-tanya soal Lina lagi, apa lagi nanya tentang perasaan aku sekarang ke Lina. Kamu masih ragu sama hati aku? Kamu gak perlu ragu sama aku, aku bakal buktiin nanti pas aku selesain kuliah aku–– Jelas  Alvin.

––Aku percaya sama kamu."

Mereka pun sama-sama tersenyum manis. Sungguh hubungan yang sangat diidam 'kan oleh kaum hawa dan adam.

🐜🐜🐜

Sekarang Alvin sudah sampai di depan gerbang rumah Chelsea.

"Makasih ya." Ucap Chelsea.

"Yaudah, aku pulang dulu ya." Pamit Alvin.

"Iya, hati-hati." Ucap Chelsea.

"Assalamualaikum." Salam Alvin yang langsung melaju 'kan motornya.

"Wa'alaikumsalam."

Chelsea segera masuk ke dalam rumahnya dengan hati yang adem, dan berbunga-bunga sepertinya.

"Assalamualaikum, Chelsea back to home." Teriak Chelsea.

"Wa'alaikumsallam." Jawab salam Fatimah dan Desty yang sedang menonton televisi di ruang tamu.

Tiba-tiba Fano berlari dari kamarnya menuju lantai satu.

"Martabak gue mana?" Tagih Fano.

Skakmat. Chelsea bingung harus berkata apa. Martabak pesanan Fano lupa di beli 'kan. Bisa-bisa Fano akan menyebar luas 'kan rahasia negara tersebut ke Bunda dan Nenek nya, bahkan Ayah nya.

"Hehe, lupa."

"Ah lo mah kebiasaan." Kesal Fano.

"Maap deh gak lagi-lagi."

"Apa perlu gue bilang Bunda sama Nenek kalo lo itu udah anu?" Tanya Fano.

Ucapan Fano yang tadi pun terdengar oleh Desty dan Fatimah.

"Anu apa bang?" Tanya Desty kali ini.

"I-itu noh bun." Ucap Fano melirik ke arah Chelsea sebentar.

Chelsea hanya pasrah kali ini. Ia tak bisa berkata apa-apa. Memang abangnya ini iseng.

"Kan Chelsea pacaran Bun, sama Alvin." Ucap santai Fano.

"HAH?!" Teriak kali ini Desty dan Fatimah kaget.

🐴🐴🐴

Barbie Ice [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang