-🐥 Part 43 : One Day

3.6K 157 1
                                    

Di sisi lain sekarang Chelsea sedang berkumpul bersama keluarga besarnya. Di sana sudah sangat ramai.

"Ini anakmu sudah besar ya." Ucap Salsa istrinya Om Firman, yang kini tinggal di Yogyakarta.

Chelsea hanya tersenyum.

"Udah punya pacar pasti ya." Ledek Salsa kali ini.

Hanya dengan ledek 'kan seperti itu membuat Chelsea blushing. Ah padahal hanya seperti itu.

"Bun, aku ke sana ya?" Pamit Chelsea kepada Desty.

Chelsea berjalan menuju taman belakang villa tersebut. Di sana ada sepupu Chelsea yang seumuran dengannya. Dia Anaknya Om Firman dan Tante Salsa.

"Hay Dika!" Sapa Chelsea.

Dika menoleh karena merasa terpanggil.

"Oh Chelsea. Sini duduk." Ucap Dika melirik bangku taman di samping untuk duduk bersama.

"Udah lama kita gak ketemu Dik. Udah gede aja." Ucap Chelsea memulai pembicaraan.

"Iyalah gede di kasih susu mulu." Sahut Dika.

"Haha, seterah lo deh."

"Denger-denger lo mau pindah ke Jakarta?" Tanya Chelsea.

Karena Chelsea diberi tahu Desty kalau keluarga Om Firman ingin pindah ke Jakarta, karena untuk mengelola perusahaan bersama Brian.

"Iya. Mungkin sekolah gue juga pindah."

"Kalau gitu pindah ke sekolah gue aja." Ucap Chelsea bersemangat.

"Ah males. Nanti gue kalo satu sekolahan sama lo lagi kena palak." Balas Dika melirik sinis ke arah Chelsea. Chelsea hanya cengir kuda.

Memang Chelsea satu SD dan satu SMP bersama Dika. saat Dika masih tinggal di Jakarta. Dulu Chelsea sering meminta uang ke Dika karena uang jajan Chelsea sudah habis.

"Gak deh kali ini."

"Boleh-boleh." Mengangguk Dika mengiyakan permintaan Chelsea.

⏰⏰⏰


0

6.15 Wib

"Woy, bangun anjas!"

"Kalo gak bangun gue siram nih."

"Satu."

"Dua."

"Bacot lo nyet! masih jam segini juga." Ucap Alvin kesal karena tidurnya telah diganggu dengan seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.

"Jam segini pala lo peang. Ini udah jam enam lewat lima belas menit, Bambang."

"Bego! bukannya kasih tau dari tadi." Ucap Alvin sambil beranjak dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi. Ia tidak menggubris ucapan Gibran.

"Hilih, adek terlucknut."

°°°

"Alvin sini sarapan dulu." Ucap Melia.

"Iya, kamu keliatan buru-buru banget." Ucap Dimas.

"Nanti aja Mah, sarapan di kantin." Ucap Alvin sambil membetul 'kan dasinya.

"Eh Bang Alvin, gue berangkat bareng lo ya." Ucap Aleza dan memberhenti 'kan kegiatan Alvin. Lalu Alvin melirik sekilas adeknya itu dan berbicara.

"Gak bisa, gue lagi buru-buru. Sama Bang Gibran aja."

"Bang Gibran masih lama, dia ngerjain skripsi dulu." Ucap Aleza dan tak di gubris oleh Alvin. Alvin pun langsung berjalan keluar melalui pintu utama dan bergegas mengambil motornya di garasi.

Barbie Ice [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang