#Part 7

58 16 1
                                    

Rasa kecewa itu datang begitu saja, tanpa peduli bagaimana nasib kedepanya.

***

Happy Reading...

"Halo Reyna" Itu Vita yang melakukan sambil melambaikan tangan. Reyna sontak terkejut bukan main, dia bingung bagaimana ini?  Apakah dia harus mengaku atau pura-pura tidak mengenali sahabatnya itu?.

Wajah Reyna tegang bukan main, tatapan Vita dan Alda itu mematikan dia. Dia belum pernah mendapat tatapan seperti itu dari keduanya mungkin ini pertama kalinya.

"Hallo, kenapa lo kaget liat kita? " Tanyanya sambil bersedekap dada.
"Tapi bukanya keliru ya? " Ucapan dia menggantung. "Bukanya seharusnya yang kaget itu kita ya? " Teriaknya tepat didepan wajah Reyna.

Reyna hanya diam mendengar kelanjutan dari ucapan Vita, sementara Alda hanya mengelus pundak sahabatnya tersebut agar sedikit tenang. Memang diantara mereka semua hanya Alda yang pandai meredam emosinya.

Suasana disana semakin menegang saat ketiganya tidak ada yang bersuara. Entah mengapa sulit sekali mulut Reyna menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, niatnya dia akan memberitahu kepada kelima sahabat barunya tersebut tapi tidak sekarang. Ini terlalu cepat, dia saja tidak sanggup jika menatap wajah Vita yang terus berjalan menahan emosi yang meletup-letup, Alda memang diam tapi tatapannya membuat Reyna merasa terintimidasi.

"Lo gak ada niat buat jelasin ke kita? " Tanya Alda masih dengan tatapan tadi.

"Gu-gu-gue minta maaf" Ucap Reyna terbata-bata.

"Kenapa?  Lo ngaku salah? " Tanya Vita masih dengan nada suara emosi yang sama.

"Gue bisa jelasin ke kalian" Putus Reyna.

"Cih, basi. Gue fikir lo cewek baik tapi ternyata banyak kebohongan. Gue heran kenapa gue bisa sebegitu percaya sama lo dulu. " Ucap Vita.

"Seharusnya gue sadar, lo bukan nerd biasa. Seharusnya gue tau itu. Lo tau kan Rey gue sama yang lain gak suka sana pembohong. Tapi kenapa lo lakuin? " Tanyanya tanpa memberi kesempatan Reyna untuk berbicara.

"Kenapa dulu gue sama sekali gak curiga sama lo kalo lo tu fake nerd  gue gak tau maksud dan tujuan lo. Tapi gue berharap itu hal baik. Tapi kalopun lo mau jelasin gue males dengernya mending gue dengerin tetangga sebelah gue yang gajelas dari pada dengerin lo. " Dia terdiam sambil merundukkan kepalanya.  "Huft, udahlah males gue. Ayo cabut Al" Itu ucapan terakhir dari Vita sebelum dia benar-benar pergi Reyna mendengar Alda yang membisikkan sesuatu kepadanya.

"Gue mau nunggu penjelasan lo, sampe lo benar-benar siap" Itu suara benar-benar yang terakhir dari keduanya.

Reyna terdiam, yang dialakulan hanya berdiri sembari tangan yang berada di wastafel guna menahan keseimbangannya. Lalu tak berselang lama, dia menangis. Menangis dalam diamnya, sesekali dia menarik nafas akibat sesak manahan tangis yang ia rasakan.

"Huft, udah Rey. Lo yakin besok mereka pasti akan ngertin lo. Lo besok tinggal jelasin sama mereka. Sekarang lo basuh muka lo lalu lo nyusul kakak lo" Ucapnya di depan kaca.  Sebentar dia melupakan seseorang, iya kakaknya dia tinggal sudah terlalu lama dia yakin kakaknya pasti khawatir cuma tidak mencarinya saja.

"Astaga, kak Airin" Ucapnya sambil menepuk jidat. Lalu dia berlari, sementara Airin bingung melihat kondisi Reyna yang tidak bisa disebut baik-baik saja.

Nerd girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang