part 3

86 22 3
                                    

Mungkin pagi ini pagi yang indah tapi berbeda dengan Reyna, karna ia sudah pindah tadi malam dan sekarang ia berada di rumah ayahnya. Meskipun masih jakarta tapi suasana seperti ini yng membuat Reyna tidak nyaman. Sudah disepakati bahwa rumah reyna yang dulu akan ditempati jika ia bosan jadi mbok yang dirumah tetap disana.

    sekarang jam sudah menunjukan pukul 06:15 tapi reyna belum bangun juga.karna ia terlalu terbiasa bangun jam 06:40 .

"Reyna bangun nak mandi setelah itu kamu sekolah. ayonak" shifa membangunkan reyna dengan membuka gorden yang berada di kamar baru Reyna, lebih tepatnya kamar yang ia tempati ngak lebih dari sembilan bulan.  Dan setelah itu reyna mengarjap-ngerjapkan matanya untuk metrealisir cahaya yng masuk ke retinanya.

"Reyna bangun udah jam 06:15 loh. kamu kan sekolah, ini bukan sekolah lama kamu ini sekolah baru, katanya kamu mau berubah?" setelah mendengar ucapan shifa reyna langsung bangun dari tidurnya dan mengambil handuk di kamarnya.
Shifa yang melihat hanya geleng kepala bingung dengan remaja zaman sekarang.

***

Reyna melihat pntulan dirinya dicermin ia tidak seperti biasanya yg biasanya terlihat dengan kesan nakalnya tpi skrang ia terlihat dengan  kesan anak baik-baik saja dengan wajah oval, dengan aksen bedak tabur yang sedikit membuat kulit wajah dia yang putih menjadi sedikit kecoklatan, dengan kacamata yang bertengger di matanya, rambut yg biasanya tergerai ia kepang dua untuk hari ini "ternyata wajah gue ngak nakal-nakal amat" batinya.

"Reyan cepat turun nak"seru shifa dari bawah

"iyha ma sebentar" balas reyna tdak kalah kncang" okay ini awal dari titik lo harus berjuang semangat rey" ucapnya bermonolog didepan kaca.

ketika reyna trun dg pnampilan berbeda bagas shifa dan airin terperangah
"kenapa pa,ma,kak? Kaget yha?" ucapnya terkekeh geli.

Yang hanya dibalas gelengan oleh ketiganya, tetapi tidak menutupi wajah terkejut yang terpampang nyata.

"Rey, ka-ka-kamu? " Tanya Airin terbata-bata.

"Kak Airin bilang nyuruh aku berubah" Tanyanya dengan nada acuh tak acuh. "Ini udah berubah kok malah jadi bingung" Lanjutnya.

Airin hanya bisa terkejut tidak menyangka, yang dia maksud dengan berubah bukan berubah penampilan melainkan berubah sifat.  Tapi, sungguh semoga ini awal yang baik untuk Reyna. "Tap-tapi bukan dengan cara seper--" Beluk sempat selesai bicara sudah dipotong oleh Reyna.

"Udahlah kak, lagian ini udah aku niatin kok. " Sanggah Reyna cuek.

" Udah-udah lanjutin makan saja" Ucap Bagas menengahi "nanti papa ngak bisa anterin kamu kesekolah karna pagi ini ada rapat yg tdak bisa papa tinggal" Lanjutnya

"oh" ucapnya "emang pernah papa peduliin aku"  ucpnya dengan hati-hati tapi tiada sangka Bagas mendenger ucapan reyna.

" Reyna apa yg kamu katakan tadi. Papa ngak mau kamu jadi anak pembamgkang."

" Reyna ngak bicara kok pa" Ucapnya dengan acuh tak acuh "Udahlah pa, Reyna berangkat aja, katanya pengen aku berubah" ucapnya seraya berdiri meninggalkan ruang makan pagi iitu.  "Ma aku berangkat dulu, Assalamu'alaikum" Ucapnya sambil mencium dengan hormat kepada Shiva, sontak saja membuat Shiva terkejut tidak biasanya Reyna mencium tangan dan mengucapkan salah. Ini apakan dia yang tidak pernah memerhatikan anaknya yang manis itu, sontak saja dia berkaca-kaca seraya menjawab salam dari Reyna
"Waalaikumsalam" Ucapnya. "Pa, " Lanjutnya. "Iya ma kita yang salah" Ucap bagas sembari menepuk halus punggung istrinya tersebut.

Nerd girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang