Part 33

2 3 0
                                    

Gak semua hal dapat diceritakan ke orang lain. Terkadang diam memang menjadi solusi terbaik
Happy reading

***
Setiap orang masih sibuk berkeliling koridor sekolah, beberapa juga ada yang melihat ke kelas, perpustakaan, lapangan, kantin dan tempat-tempat yang berkemungkinan dikunjungi Reyna. Tapi dari sekian banyak orang tersebut ada satu orang yang terus berjalan menyusuri koridor hingga sampai di titik dimana taman belakang sekolah, tempat yang mungkin tidak terjamah lagi oleh siswa.

Tidak tau mengapa hanya saja firasatnya yang mengatakan seperti itu. Hingga jarak kurang dari 5 meter dia melihat gadis yang keluar dari pintu masuk taman belakang dengan rambut kusut dan muka sedikit kesal. Dia kembali menyipitkan mata untuk memastikan bahwa itu memang gadis yang ia cari. Dan akhirnya ia berlari menyusul serta memanggil gadis tersebut.

"Reyna, " Panggilnya.

Reyna yang merasa ada yang memanggil pun buru-buru mencari sumber suara, hingga akhirnya ia melihat sosok yang sedikit berlari kearahnya. Bukanya berhenyibsetelah sampai didepan Reyna ia malah terus melanjutkan langkahnya menuju taman belakang. Reyna yang melihat buru-buru menahan sosok tersebut.

"Fredy, " Panggil Reyna sembari menarik lengan Fredy, "Mau kemana? " Tanya Reyna.

Fredy yang ditanyai pun hanya diam, "Balik aja yuk, ponsel gue dari tadi udah bunyi nih, takut-takut kalo temen-temen pada nyariin  gue. " Cegah Reyna berusaha mengalihkan pembicaraan.

Fredy pun hanya mengangguk patuh sembari berjalan berdampingan dengan Reyna. Reyna yang melihat hal tersebut pun menarik nafas lega. Jika difikir-fikir kasian juga nasip mereka.

"Lo, " Ucapnya terhenti, lalu, " Kenapa?  Ngapain dari sana? "

"Hah? "

"Lo ngapain kebelakang sekolah sendiri, balik-balik rambut acak-acakan, "

Reyna pun terkejut ketika Fredy mengatakan bahwa rambutnya acak-acakan. Buru-buru ia mencatut ponsel yang ia simpan di tas bagian belakang. Malihat Reyna yang tak kunjung menemukan sesuatu membuatnya bertanya.

"Lo cari apa? "

"Ponsel gue gak ada, padahal tadi bunyi kenceng banget deh, padahal cuma mau buat ngaca," Pungkasnya sembari menarik nafas lelah.

"Nih pakek dulu, " Ucap Fredy sambil menyerahkan ponselnya.

Reyna yang melihat Fredy menyodorkan ponselnya pun menatap bingung, tapi tak urung juga ia terima, "astaga rambut gue, " Ucapnya setelah melihat penampakan rambutnya yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Nih gue kembaliin, makasih, " Yang hanya ditanggapi dengan deheman saja.

"Ah Fredy, gue ke toilet dulu ya, maybe rapiin rambut. Lo duluan gak apa-apa, "

Mendengar permintaan Reyna pun Fredy hanya mengangguk kepala, " yaudah gue duluan, " Pamit Fredy.

"Iya, nanti sampein aja ke temen-temen kalo gue boker. Dan lo jangan kasih tau siapapun, " Perintah Reyna.

"Gampang aja asal lo kasih tau apa yang terjadi. "

"Kepo banget lo, yaudah kalo gitu bilang aja sama mereka. " Pungkas Reyna sambil berjalan kearah pintu kamar mandi.

Nerd girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang