Part 17

32 11 0
                                    

Happy Reading

****
Lo terlalu nantangin gue, tapi lo gak sadar kalo lo kaya gitu udah kelihatan lemahnya. ---Azka

****

Kini di balkon lantai dua rumah bergaya modern, seorang cowok kini berdiri. Rumah yang ia tempati begitu sepi, papanya terlalu sibuk mengurus perusahaan yang didirikan, sedangkan mamanya hanya dirumah mengurus anak-anaknya,dan sesekali mengikuti kegiatan sang papa saat ada rapat diluar kota atau di luar negeri. Dia anak kedua dari tiga bersaudara, kakanya sendiri kuliah mengambil jurusan manajemen bisnis, sedangkan adiknya baru menginjak kelas 5.

Dia menatap langit, langit hitam serta ada taburan satu bulan yang ditemani beberapa  bintang yang turut menghiasi langit malam ini. Biasanya dia akan keluar entah untuk mencari angin atau untuk bertemu dengan temannya, tapi yang ia lakukan pada malam ini hanya diam di balkon kamarnya sembari menatap langit. Entah kenapa dia melakukan itu, padahal jarang sekali ia melakukan. Lamunannya terbuyar sesaat setelah dering ponselnya menyadarkan dia.

Drtt, drtt, drtt

"Vita? " Ucapnya membatin. Karna baginya jarang sekali si gadis menelpon dia jika tidak ada kepentingan.

Setelahnya ia hanya membiarkan hingga suara di ponselnya diam sendiri. Tak berselang lama kini pesan dari line masuk ke ponselnya.

Vita
Cepet angkat telpon gue

Dia yang melihat pesanya pun hanya mengedikan bahunya acuh, tapi tak berselang lama ponselnya kembali berbunyi. Mau tak mau dia mengangkatnya.

"Kenapa? " Tanyanya setalah menggeser layar di hpnya.

"Kenapa baru angkat? " Tanya Vita.

Dia yang mendengar pun hanya memutar bola matanya malas, "ada apaan cepet ngomong, gue gak ada waktu. "

"Heh, gausah gitu lo, " Ucap Vita ngegas.

"Iya Vita ada apa?  Kenapa nelfon mas Azka yang tampan dan pintar ini? " Iya yang sedari tadi bicara itu Azka, cowok pintar yang menyebalkan. "Buruan apaan?  Abang lo kangen gue? " Tanyanya.

Vita yang mendengar pun memutar bola matanya malas, " Ck, bukanya tadi lo udah sama abang gue ya di sekolah? " Sekarang Vita jadi curiga antara Azka dan abangnya punya hubungan.

Sementara disisi lain Azka yang dari tadi bicara pun kesal karna lawan bicaranya hanya diam.

"Heh, lo tuh mau ngomong apa?  Buruan gue kaga ada waktu, atau gue matiin nih"

Vita yang tersadar pun buru-buru mencegah terlebih dahulu,  pasalnya ada hal penting yang harus diucapkan, "eh eh eh, bentar dong. "

"Yaudah apaan? " Tanya Azka lagi.

Dasar cowok gak sabaran.

"Gini ka, jadi hal peting yang gue bicarain sama lo, " Ucapnya mengulur waktu.

"Iya gue tau, jadi buruan apaan?"

"Azka, lo tuh udah keterlaluan sama Reyna. Gue mohon dong sama lo supaya nurunin sedikit jadi tiga gitu" Ujar Vita yang dari nadanya sudah terdengar memelas.

Azka yang mendengar pun memutar bola matanya malas, dia tidak menyangka Vita rela menurunkan egonya hanya demi si cupu. Padahal semua orang tau bahwa dia adalah salah satu manusia yang gak mau nurunin ego, abangnya sendiri pun sering kalah karena dia. Tapi sekarang dia dengan mudah nurunin ego hanya untuk cupu. Azka jadi heran punya ramuan apa si cupu itu.

"Lah serah gue lah, kan dia juga udah terima. " Ujarnya songong.

"Azka, gue mohon sama lo kali ini aja ya turutin permintaan gue. "

Nerd girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang