part 29

13 3 0
                                    

Lo tuh harusnya sadar, gak semua hal bisa dipaksakan

Happy Reading
***

Azka dan kelima temanya sudah berada di kantin bagian pojok, wajah yang menawan, aura yang memikat membuat siapa saja ingin menatap kearah ke-enam nya. Kini mereka makan sambil melemparkan candaan-candaaan yang tidak berfaedah, bahkan dito sampai tertawa terpingkal-pingkal.

"Ck, apaan sih berisik, " Tegur Diki.

"Apaan sih dik sirik aja lo, " Sewot Alfan

"Tuh liat aja, ada yang kesini sambil berjalan lenggak lenggoknya, " Ucap Diki-dengan sedikit nada yang ada di upin&ipin yang diucapkan muthu- sambil melirik kearah samping kiri.

Sontak saja keempatnya menatap kearah yang ditunjukan oleh Diki kecuali Azka pastinya.

"Ck, tuh Ka, pacar lo dateng, " Ucap Alfan.

"Gue gak punya pacar, " Jawab Azka dengan nada cuek.

Mendengar jawaban Azka kelimanya hanya bertindak acuh tak acuh dan kembali menatap satu sama lain seakan saling terhubung apa yang akan dipertanyakan kini Vito menyerukan pendapatnya.

"Menurut gue, itu orang bakal berdiri disamping Azka,  " Ucap Vito.

"Lalu dia bakal pasang wajah sok imut, " Lanjut Alfan.

"Hiii, " Seru keempatnya mendengar jawaban Alfan.

"Bukannya imut malah amit-amit jadinya, " Respon Diki yang sontak membuat semuanya kembali tertawa saja.

Sampai akhirnya yang ditunggu mereka- bukan maksudnya yang mereka gunjingkan sampai dimeja mereka. Seperti peramal apa yang mereka katakan benar-benar terjadi.

Gadis tersebut berdiri disamping meja yang sebelah kanannya ada Azka.

"Hai, " Sapanya sambil melambaikan tanganya kepada Azka.

"Ngapain lo kesini? " Sambut Fredy dengan suara sinis.

"Sewot banget lo, " Jawab Olive kesal.

"Dia cuma mewakili Azka, " Bela Vito.

"Azka, emang bener ya? " Tanya Olive sambil menatap Azka sambil memasang wajah yang sengaja diimutkan.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Azka berdiri bergegas pergi dari mejanya. Seraya mengeluarkan uang berwarna merah dari saku kemeja seragamnya sambil berkata, "Sekalian punya gue. "

Diki yang mendapat peruntungan makan siang gratis pun buru-buru mengambil uang tersebut dan menatap Azka seraya hormat dan berkata, "Siap bos, tugas dilaksanakan. "

Azka hanya mengabaikan respon Diki dan melanjutkan jalannya saja. Fredy sebenarnya iba terhadap gadis tersebut, tetapi melihat sifat dia yang songong membuat rasa iba itu hilang dan digantikan rasa risih.

"Mending lo pergi, dari pada kena amuk teman-teman gue, " Saran Fredy.

"Ngapain lo nyuruh gue, " Tanya Olive masih memasang wajah angkuh.

Nerd girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang