gapuluh satu

435 74 15
                                    

Guanlin berjalan lambat menuruni tangga rumahnya, di bahu kirinya tergantung tas biru dengan logo adidasnya —sedangkan tangan kanannya sibuk memainkan ponsel pintar yang sedari tadi dia pegang.

21 call
25 message

Tak satupun diangkat ataupun di balas, well itu sedikit membuat guanlin frustasi pagi ini. Terlihat dari dahinya yang mengkerut dan muka keruhnya yang terpasang.

Tadi malam dia sempat ingin menghubungi bunda, sekadar bertanya apa seonho dirumah atau tidak. Tapi akhirnya diurungkannya mengingat jam yang sudah hampir menunjukkan tengah malam saat ia baru sampai rumah tadi malam. Menghubungi samuel dan daehwi juga sudah, walaupun sama nihilnya karna dua anak manusia itu sama tidak ada yang tahu dimana seonho.

"sebenarnya kemana dia," gumam guanlin saat berada di anak tangga paling bawah sambil menggaruk belakang kepalanya bingung.

"—dia gak mati kan ya?" kata guanlin ngelantur. Lalu buru-buru menepisnya.

"pagi lin," sapa mamahnya dan dihadiahi guanlin kecupan singkat di pipi wanita berumur itu.

"pagi mah—" sahut guanlin. "pagi pah," katanya pada lelaki dewasa yang duduk di ujung meja makan.

"pagi lin," sahut papahnya yang lalu melipat koran yang sedari tadi dibacanya, bersiap untuk sarapan.

Guanlin diam, tak berniat mencari pembahasan baru untuk dibicarakan lagi. Hal yang dilakukan pada berikutnya hanya mengambil roti tawar sambil sesekali mengolesinya dengan selai kacang yang ada di hadapannya.

"Somi gimana lin, udah mendingan?" tegur mamahnya sambil meletakkan segelas susu hangat di samping guanlin.

Guanlin mengangguk singkat, "udah mah, —mungkin dua atau tiga hari lagi dia udah bisa sekolah," kalo gak salah itu kata perawat yang tadi malam datang mencek kamar somi.

Yang juga dibalas anggukan dari sang mamah.

"sekolahmu gimana lin, lancar?" tanya papahnya kemudian.

"—lancar pah,"

"nilaimu gak ada yang turun kan?"

"—gak ada pah,"

"kalau osismu?"

"—gak ada masalah pah,"

Papahnya mengangguk, "bagus,"

Sedangkan guanlin diam-diam meringis dalam hati, satu satunya yang ada masalah atau mungkin banyak masalah disini cuman —hubungan dia sama seonho. Gak ada yang lain.

"Papah hari ini pulang telat ya mah, ada meeting diundur sampai jam 5 sore nanti," suara tegas papahnya memecah keheningan keluarga ini.

"kenapa lagi pah? Ada masalah lagi di kantor?" mamahnya yang dari tadi sibuk mengolesi roti suaminya mulai bersuara.

Helaan nafas berat terdengar kasar dari kepala keluarga itu, "kemarin berkas yang berminggu-minggu ditolak Ace corp diterima, papah suruh Jeonghan ngedata semua keperluan yang mau dimasukin. Habis itu papah suruh Vernon mintakan persetujuan dari bagian keuangan, satu jam papah tunggu diruangan gak juga sampai. Tau taunya itu anak balik datengin ruangan papah bilang berkas rekapan dari Jeonghan hilang —lupa narohnya, ah pusing papah sama dia,"

"terus gimana? Gak diomongin sama mas Joshua? Dia masih manajer keuangan disana kan,"

Guanlin masih memantau. Sambil beberapa kali meminum susu dari gelas di sampingnya.

"masih, tapi gimana ya papah tau Joshua itu selektif pas nerima staff nya dia. Jadi kayanya walaupun si Vernon itu gitu pasti ada lah kelebihan dia yang diambil sama Joshua, lagian menurut papah Vernon ini dia rajin loh anaknya, jujur juga, ya itu disamping sifat dia yang kadang ceroboh sih," kata papahnya sambil menghirup kopinya yang agak mendingin tepat saat kalimatnya berakhir.

Kalimat-kalimat berikutnya yang masih dengan topik yang sama ntah kenapa sudah tidak guanlin tangkap. Cowok jangkung itu asik dengan pikirannya sendiri. Masih menebak-nebak kemana hilangnya seonho dari kemarin? Dia masih sadar diri kalau mungkin seonho marah padanya, mungkin karna dia hilang seharian kemarin, mungkin karna dia belum minta maaf secara langsung akibat insiden ngambeknya seonho kemarin —atau mungkin karna dia ngeliat ngegendong somi di sekolah kemarin? Dan kemungkinan kemungkinan lain yang tidak mau guanlin teruskan.

Tapi herannya bocah itu tidak biasanya hilang dari peredaran begini. Wa tidak aktif, line, ig, path bahkan nomor hp yang tidak aktif. Kalau marah biasanya seonho hanya akan mengabaikan telpon atau bahkan cuman ngeread doang line nya guanlin. Sampai tidak aktif begini sih, jarang.

Bahkan sampai samuel dan daehwi yang tidak tau kabar seonho, itu semakin membuat guanlin gundah. Mereka yang bagaikan anak kembar siam tiga itu, sampai tidak tau sahabatnya sendiri —bagaimana?

Dengan tidak semangat guanlin akhirnya berdiri saat acara sarapannya selesai. Mengambil ponselnya yang tadi diletakkannya di atas meja, memasukkannya ke dalam tas dan kembali menggantungkan tasnya di bahu kirinya seperti tadi.

"mau berangkat bareng papah atau gimana?" tawar papahnya yang kini juga bersiap pergi.

"guanlin bawa motor pah," sahutnya seadanya sembari mengambil kunci motornya yang tadi ada disaku seragam.

Papahnya mengangguk lalu berjalan keluar diiringi guanlin serta mamahnya.

"lin sore nanti langsung pulang atau ada kegiatan lagi?" tanya sang mamah yang kini sedang memandangi guanlin yang tadi mengambil sepatu converse hitamnya di rak sepatu.

Guanlin bergumam, memikirkan apa kira-kira yang akan dilakukannya setelah akhir kelas, "kayanya ada rapat sama anak anak MPK mah sore nanti, kenapa mah?"

"padahal mamah minta mau minta temenin belanja," sahut mamahnya cemberut.

Guanlin nyengir, "lain kali ya mah —janji nanti guanlin temenin," katanya dengan senyuman manisnya.

"ih kamu tuh ya, gak papah gak anaknya sama aja workaholic," kata mamahnya pura pura kesel yang cuman dibalas guanlin dengan cengiran lagi.

"belanjanya ditemenin sama temen mamah aja ya, lain waktu nanti baru sama guanlin," bujuk guanlin lembut yang akhirnya membuat mamahnya luluh dan mengangguk.

Guanlin menepuk ujung sepatunya sebelum akhirnya berdiri bersiap berangkat, "mah guanlin berangkat ya —assalamualaikum"

Baru beberapa langkah guanlin keluar dari rumah mamahnya teriak, "lin mamah baru inget, tadi malam bundanya seonho nelpon" —yang sukses bikin guanlin berbalik.

"hah? Kok mamah baru bilang sih, apa katanya mah?" sahutnya cepat. Menjauhkan helm yang tadi hampir terpasang sempurna di kepalanya.

"iya mamah baru inget ini, dia nanyain kamu dimana tapi mamah jawab aja kalo guanlinnya belum pulang, abis itu dia pamit dan langsung matiin telponnya. Kalian ada kenapa? Btw mamah kok gak pernah liat seonho ke sini lagi sih, kalian berantem ya?"

Bukannya menjawab guanlin hanya berbalik buru-buru dan memasang helmnya cepat, "aku berangkat sekarang mah, assalamualaikum!" sahutnya nyaring dan langsung menjalankan motornya dari kediamannya.

Berandalan ; GuanlinxSeonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang