Part 47

2K 163 33
                                    


Kini senja mulai redup, hari pun mulai gelap. Jungkook baru saja terbangun dari tidurnya yang teramat sangat tidak nyenyak. Mendapati waktu yang menunjukan pukul tujuh pun memutuskan untuk kebawah mencari makanan yang biasa ibunya masak. Dengan pedenya Jungkook duduk di samping mamanya yang tengah asik memakan menu makan malamnya.

"ma, makanan buat Jungkook mana? kok ga ada apa apa?" Tanya Jungkook. mamanya pun menatapnya sinis

"minta sana sama Nayeon, biasanya Nayeon kan yang nyiapin makan malem kamu" ucap mamanya sendiri yang sedikit memojokannya

"ya ampun maaa, mama tega benget sih" melas Jungkook

"biarin, nikmatin aja hidup tanpa istri kamu, ga enak kan.. makanya kamu lebih menghargai perempuan dan gak seenak jidat" lagi lagi mamanya sendiri mojokin dia

"tega banget si mah anak sendiri di pojokin mulu"

"udah sana cari makan sendiri" usir mamanya, dengan malas Jungkook pun bangkit dari kursinya dan keluar rumah dengan modal jalan kaki, ya emang dia cuma nyari makan di depan komplek. lebay banget kan kalo emang pake kendaraan.

Sedari tadi dia cuma ngedumel gak jelas saat berjalan keluar rumah. Saat iseng iseng menoleh ke arah rumah Nayeon, ia mendapati Nayeon yang tengah berdiri di tiang tiang balkon rumahnya. Nayeon yang tengah memejamkan matanya sambil terus menerus mengelus perut buncitnya, Sesekali ia mengeluarkan air matanya. Jungkook yang melihat itupun kini terdiam dan menghentikan langkahnya...

Ada rasa takut, sedih, dan makin merasa gak enak hati. Dia tau pasti Nayeon menangis karena ulahnya. Jungkok terus memandang wajah Nayeon dari kejauhan wajahnya lusuh, terlihat sedikit memucat dan matanya pun terlihat sembab..

Lama sudah Jungkook berdiam diri mendonga ke atas memandang istrinya begitupun dengan Nayeon yang masih dengan posisinya tadi, ia tak menyadari bahwa Jungkook lagi memperhatikannya karena dia pun masih asik memejamkan mata untuk menetralkan suasana hatinya yang teramat sangat tidak merasa tenang.

Nayeon menoleh ke bawah, dan ia mendapati orang yang sudah sukses membuatnya sakit hati. Nayeon menatap sinis sekilas dan memasuki pintu kamarnya sambil berjalan gontai dan dipaksa mempercepat langkahnya. Setelah itu ia membanting keras pintu balkonnya.

Sampai tegah malam Nayeon masih saja belum juga memejamkan matanya, dia masih stay menyandar di pintu menuju balkonya yang ia tutup sejak kajadian tadi. Ia tengah sibuk berfikir beribu ribu kali, ia terus kesana kemari membolak balikan otaknya membayangkan sesuatu, sesekali ia meremas kepalanya sendiri. Ia tak habis fikir apa yang harus ia lakukan bila mana dia benar benar bercerai dengan suaminyanya, bagaimana nasib anaknya?

Bagaimana nasib keluarga besarnya yang sudah benar benar menerima Jungkook? bagaimana bisa juga ia menjadi ibu sekaligus ayah terhadap bayinya kelak, ia benar benar tak bisa memikirkan itu. Saking pusingnya dia terus menghentakan kepalanya sendiri ke pintu, ia juga pusing sama apa yang harus ia lakukan sekarang.

Clekk perempuan paruh baya kini memasuki ruangannya, dengan cepat menghampiri anaknya yang masih sibuk sama kegiatannya tadi, yap, menggila tentunya! mamanya langsung memegang kedua pipi anaknya, dan menatap teduh ke anaknya yang benar benar memandang dirinya dengan pandangan kosong.

"sayangggg sayangg.. kamu kenapa?" tanya mamanya mengusik Nayeon dengan sedikit menepuk nepuk pipinya, bukannya menjawab Nayeon malah menangis

"hikss.. hiksss....." isaknya

"sayang kamu kenapa? cerita sama mama?" ucap mamanya khawatir, Nayeon tak membuka suaranya dan masih sibuk menghapus air matanya

"sayang,,, ada masalah ya? ayo cerita ke mama" bujuk ibunya dengan lembut dan penuh kasih sayang, emang gak ada cinta yang tulus selain cinta ibu *sedih Nayeon menggeleng cepat, dia terus saja menyembunyikan semuanya, mamanya terus terusan mengelus rambut anaknya.

"sayangggg ayo cerita ke mama"

" Nayeon mau sendiri mah" akhirnya dia membuka suaranya juga, Ny. Im menggeleng cepat

"enggak, enggak mungkin mama tinggalin kamu di saat seperti ini, tadi aja kamu jedotin kepala kamu sendiri ke pintu dan wajah kamu pucat, matamu sembab, badanmu melemas nak.. mama gak mau kamu kenapa napa"jelas ibunya yang terlihat begitu khawatir

"ayo sayang bangun, kamu mau apa? makan ya sayang.. sejak kamu datang kamu belum makan apa apa Nay" kata ibunya yang kini memapah Nayeon untuk menuju ranjangnya

" Nayeon ga laper ma" jawabnya

"ada masalah ya sama Jungkook?" tanya ibunya, Nayeon pun menggeleng

"ayolah sayang cerita ke mama, kamu gak boleh mendem semuanya sendirian"

" Nayeon gapapa mah" jawabnya dengan senyum kecut dan sangat terlihat palsu

"yasudah sekarang kamu istirahat ya "

"tapi Nayeon belum ngantuk" tolaknya

"ingat, kamu gak sendirian.. fikirkan nasib anakmu dengan kamu yang frustasi seperti ini, tak mau makan dan tak sedikitpun beristirahat, dan ingat jangan bertindak yang aneh aneh atas kegalauan mu itu karena semua akan berpengaruh pada bayi kamu" nasihat mamanya Nayeon yang kini tengah menyelimuti anaknya, mengecupnya singkat

"besok kamu harus makan ya, good night sayang" salam mamanya yang kemudian menutup pintu



NAYEON

aku.. aku benar benar rindu atas ucapan itu "good night sayang" biasanya di setiap malam Jungkook selalu melontarkan kata kata itu dan mengecup semua bagian wajah ku. Tapi, lihatlah sekarang mama ku yang mengucapkan itu. Jungkookk,, kamu tau bahwa aku teramat sangat menyayangimu, tapi aku tau bahwa sesungguhnya kamu tak meyayangiku, ya aku tau itu dan aku cukup tau diri.

Aku kangen semua yang ada dari dirimu senyum mu, tawamu, sifat jail mu, pelukan hangatmu, kecupan mesra mu dan kata kata indah yang selalu kau lontarkan untuk ku, untukku dirumah, diluar?

Entahlah mungkin kau juga memberi kata kata indahmu untuk yang diluar sana. Ini baru hari pertama aku melewati hariku tanpa kamu aku tak tau hari hari selanjutnya apa yang terjadi dalam diriku. Entah sampai kapan ini akan berakhir, yang jelas aku benar benar lelah. Aku capek, aku gak kuat, aku putus asa untuk menghadapi semua ini.

Saat melihat dirimu di depan rumah tadi rasanya aku ingin segera turun dan memelukmu, tapi itu tak mungkin, kau sudah benar benar membuatku sakit, aku bingung akan kelanjutan hidupku tanpa mu, aku ingin terus bersamamu tapi semua kepercayaanku sudah luntur dengan semua sikap dan prilakumu sendiri, jangan salahkan aku bilamana aku teramat sangat membencimu.

Tapi semua rasa benciku tertutupi atas rasa cinta ku padamu. Aku tak habis fikir dengan semua ini, rasa sakit yang kamu buat benar benar melebihi sakit ku dulu dengan Jinyoung. Mendengar penjelasan Eunha tadi siang aku semakin yakin, aku yakin bahwa kamu tak benar benar mencintaiku.

Benar kata Eunha bahwa kamu hanya terpaksa untuk menjalani hidupmu dengan ku. Membuang waktu berharga mu dengan ku yang benar benar tak kau anggap apa apa. Dengarkan aku Kook, aku selalu mencintaimu meski suatu saat nanti perpisahan itu akan datang.
End Nayeon.







Our Silly Love  <Jjk - Iny> End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang