"Tantehhhhh" tiba tiba saja Minjo mendobrak pintu kamar Nayeon sambil berlari cepat
"Eh eh ehhh. Mau kemana? Sini aja aduhh itu perutnya tante Nayeon kalo nabrak bahaya" cegah Jihyo yang menarik tangan Minjo yang sudah berdiri di atas kasur Nayeon.
"Ahh bunda aku tan tanen sama tante Nayeon " dengusnya yang kini nempel sama Nayeon
"Lagian kamu tau aja kalo tante Nayeon ada disini"
"Tau dong. Minjo gituh. Hmm tapi tante Nayeon bau asemm" usiknya. Nayeon hanya nyengir kuda
"Hehe tante lupa kapan terakhir tante mandi" ucapnya sok polos
"Beneran Nay? Ya ampunn" kata Jihyo yang hendak keluar kamar
"Gak papa kok tan. Minjo kan telima tante apa adanya" kata si Minjo sok iye
"Alah kamu ini masih kecil juga.. tua banget ngomongnnya"
"Tante... kok matin dendut ajasih? Oh ya om Kookie dinana?" Tanya Minjo
"Kelaut" jawab Nayeon asal
"Oh ya? Waaa enak dong. Padahal tan Minjo mau itut? Ko tante ditini? Gak diajak yaa?" Ledek bocah 4 taunan ini
"Ishh kamu nih ya makin gede makin kepo aja" dengus Nayeon. Ya begitulah. Karena bawelnya Minjo yabg membuat Nayeon akhirnya ingin berbicara lebih panjang dan sedikit menghilangkan rasa stress yang kini melandanya.
"Tanteh. Tenapa sih diem aja. Minjo binun deh tante ga asik nih.. " Minjo yang sedari tadi tiduran menyandar di pundaknya Nayeon pun kini mulai bingung sama tantenya yang gak seheboh biasanya. Nayeon hanya menoleh menatap bocah bawel ini
" tan.. iss tenapa si? Bete ya tan sama om Kookie gala gala gak di ajak ke laut. Uhh tatiannn" ledek Minjo. Nayeon mulai menajamkan matanya
"Kamu ini ya. Jangan ngomongin om Kookie yaa. Tante males dengernya".
“Udah sana keluar bobok siang sama bunda" usir Nayeon yang masih dalam taraf standar.
"Maaf deh tante.. tapi Minjo mauna bobok tama tante"
"Iya iya tapi jangan bawel yaa. Yuk tante temenin Bobok" ucap Nayeon yang membenarkan posisi Minjo sambil mengusap usap rambutnya supaya cepet tidur
NAYEON
Aku baru saja berhasil membuat anak kecil tertidur, ini awal dari permulaan saat aku menjadi ibu nanti. Minjo sudah terlelap tapi akupun tidak sama sekali mengantuk mendengar nyanyian nyanyian yang sedari tadi ku dendangkan buat keponakan ku yang satu ini.Hmm dia bilang sih kangen dengan suara merduku,, aishh jadi malu aku .-. Aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang, aku memutuskan untuk sedikit menengguk susu yang tadi pagi kak Jihyo yang antar gak tadi pagi juga sih yang jelas susu ini sarapan bagi aku..
Saat tengah menengguk mata ku kesana kemari dan melihat pintu balkon yang sedari tadi belum ku buka bahkan horden putih transparan itupun masih berjejer disitu.
Aku melangkah maju membuka horden ku ke dua arah secara bersamaan.. Sedetik akupun kembali teringat pada suamiku yang sialan itu,, disitu aku keluar, ya sesekali melirik ke pekarangan rumah mertuaku yang benar benar bersebelahan sangat terlihat jelas dari atas sini.
"Jungkook kemana ya?" Husss berkata apa aku ini.
Tapi aku terus penasaran sama keberadaannya. Kemana ya laki laki itu? Dasar gak bertanggung jawab istri hamil segede gini gak di perhatiin, istri marah sebesar ini gak di bujuk untuk pulang.. mau apa orang itu? Aku sih gak butuh apa apa yang aku butuh hanya dirinya laki laki hebat yang selalu menjadi alasan ku tersenyum. Jadi, jangan salahkan aku bilamana belakangan ini aku tak tersenyum.
Sifat kepo ku kembali muncul saat melihat mobil sport berwarna suci memasuki rumah mertua ku. Mobil siapa itu? Kayaknya aku kenal mobil itu. Oh ya, alamakkkkkkk itu mobil Eunha.. ya tuhan kuatkan aku kuatkan aku. Mau apa orang itu datang ke rumah mertua ku? Apa jangan jangan membujuk ibu Eunha untuk menyetujui surat gugatan ceraiku sama Jungkook?
Tapi apalah itu tak ada urusannya dengan mertua ku. Rasa ingin tau itu kembali membeludak, rasanya aku ingin segera turun menuju rumah mertua ku menetahui apa tujuan utama Eunha datang. Huft ayolah Nayeon positif thinking jan gegabah.
Arghh. Sekarang kalian tau apa yg ku lihat ini? Aku melihat Jungkook dan Eunha berjalan beriringan. Menuju taman yang ada di sepanjang jalanan depan rumah ku. Rasanya aku ingin meledak menyaksikan itu melihat mereka yang kini duduk berhadapan di bawah pohon rindang dan disuguhi bunga bunga yang cantik serta beberapa anak kecil yang tengah bermain.
Karena fikiran ku pun menunjukan tanda tanya besar aku memutuskan untuk berdiri gontai menyaksikan suami ku dan seliñgkuhannya itu yang mungkin sedang pacaran atau membicarakan tentang konsep pernikahan mereka nanti. Hmm entahlah~
Sebenarnya aku tak kuasa menahan ini. Saat aku melihatnya saling bertatapan, bergenggaman tangan, mengelus pipi Eunha serta yang membuatku gerah adalah salam tempel buat Eunha yang ia berikan lamaaaaaa banget. Ishh orang itu ya.. gak tau tempat banget sih buat pacaran gak mikir disitu banyak anak kecil? Dan gak mikir juga disini ada aku yang sedari tadi gerah memperhatikan mereka.
Dengan gusar aku menghentakan kaki ku ke dalam dan menutup pintu balkon dengan cara membantingnya. Tak terasa air mata ku mengalir saat aku kembali terngiang tentang apa yang ku lihat tadi.. Aku melemas duduk di pinggir ranjang ku yang sana pun yang ada Minjo bukan Jungkook. Tak tau kenapa aku sendiri merasa aku bukan Nayeon yang dulu, Nayeon yang kuat dan tegar. Lihat sekarang?
Aku benar benar tak bisa mengelak bahwa aku bisa saja menangis kejer saat Jungkook sedikit membentak ku dan lihat ini Jungkook cuma selingkuh sama Eunha pun aku sampai serapuh ini? Padahal dulu jelas jelas mereka berpacaran dan asik bermesraan di depan ku. Ntah lah akupun bingung.. yang jelas cinta yang sudah membuatku begini.
End Nayeon"Sayang... Eunha kamu gak papa kan?" Jungkook bertanya ragu ke Eunha sambil memegang ke dua tangan Eunha, Eunha terdiam dan dia malah menangis. Jungkook benar benar iba melihat itu.
"Maafin aku ya Ha.. tapi aku gak bisa terus terusan begini. Aku yakin, yakinnnn banget kalo nanti kamu akan dapat yang lebih dari aku" kini Jungkook menganggakat dagu Eunha yang sedari tadi tertunduk
"Maaf.. ini semua demi cinta, iya cinta ku ke Nayeon.. ini semua demi dia, dia benar benar butuh aku di saat masa masa mengandungnya sekarang, aku sebagai calon ayah pun wajib untuk menjaganya, aku gak mungkin nyakitin dia terus. Kamu kuat Ha aku yakin kamu bisa ngalah. Maafin aku" Jungkook makin menatap Eunha dalam sambil menyentuh kedua pipinya Eunha pun sedari tadi tak bisa berkutik.
"Maaf ya.. maaffff banget. Perpisahan ini akan muncul adanya. Kita udah besar harus mengambil keputusan yang tepat. Bukan karena kamu gak baik cuma kamu kurang tepat bila mana aku memilih kamu dan jelas jelas disana istri ku tengah menderita dengan beban yang aku buat apalagi akupun sudah merusak masa depannya. Maafin aku ya. Cupp" jelas Jungkook yang diakhiri dengan kecupan dalam ke pipi kanan Eunha
"Maaf jika ini yang terakhir" Jungkook juga terlihat berkaca kaca. Bagaimana pun juga Eunha lebih dulu mencintainya ketimbang Nayeon yang baru baru ini. Setelah itu Jungkook kembali menghambur memeluk Eunha lamaaaa banget. Mungkin ini tanda perpisahan mereka. Pemutusan ikatan cinta secara baik baik
"Maafin aku juga ya selama ini sudah menjadi parasit di kehidupanmu dan Nayeon " kata Eunha yang kini sedikit tersenyum yap tersenyum miris tentunya.
"Noprob. Heyy, tali silaturahmi kita tak terputus sampai ini. Kamu boleh datang ke rumah ku kapan saja" ujar Jungkook
"Siap! Selamat ya buat kamu yang mau jadi calon ayah untuk bayi yang kamu idam idamkan selama ini" pekik Eunha
"Hehe kamu juga selamat berjuang mencari tamban hati mu. Aku selalu berdoa agar kamu mendapatkan yang terbaik"
"Amin aku pulang ya" kata Eunha yang hendak berdiri. Namun dia kembali menoleh ke arah Jungkook
"Boleh aku meminta satu hal?"
"Apa?" Tanya Jungkook
"Peluk aku lagi untuk yang pertama kalinya kita menjadi teman" kata Eunha. Jungkook dengan cepat memeluknyan erat dan cukup lama
"Oke teman. Sampai ketemu di lain waktu" pamit Eunha yang mengakhiri pelukan hangat serta dalam yang Jungkook berikan
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Silly Love <Jjk - Iny> End ✔
FanfictionMenceritakan kehidupan suami istri... Dimana sang suami memiliki kekasih,, begitu pula dengan sang istri,, tidak mau kalah dari sang suami. ia juga memeliki kekasih... Padahal, jelas" sang istri lagi hamil anak sang suami.. kok bisa??? Kenapa bisa b...