Move on itu hanya rencana, menemukan penggantinya adalah usahanya dan bahagia bonusnya.
**** *
Bulan-bulan sibuk bagi siswa kelas 12, mendekati hari ujian ada serangkaian kegiatan yang harus diikuti. Dan yang paling wajib adalah mengikuti pelajaran tambahan.
"Elah, pengen balik jadi junior deh biar bisa libur agak panjang lagi," Gendis memasukkan snack keju ke dalam mulutnya.
"Libur panjang, badan lo tambah lebar gen....tong," sahut Aal yang duduk tepat di hadapan Gendis, mengundang tawa yang lain. Beberapa siswa yang tak jauh dari meja mereka pun ikut tertawa.
"Sialan lo, eh ini tanda kalau gue nikmati liburan," Gendis melemparkan snacknya ke arah Aal yang malah menangkap dan memakannya.
"Asyik ya Dhiya sama Gendis bisa liburan lah gue? Keluar rumah aja susah, kalau nggak alasan beli pembalut nggak bisa ," keluh Jojo yang selama liburan sekolah tidak bisa keluar rumah.
"Makanya jangan jadi anak bandel," ledek Gendis. Jojo hanya mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Sifa seperti biasanya lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku pelajaran dibandingkan menanggapi celotehan dan keluh kesah teman-temannya.
"Al," satu nama yang dipanggil enam orang yang berada dimeja itu menoleh ke arah yang sama. Seorang siswa cowok baru saja masuk kantin.
"Ada apa Tor?" tanya Aal pada siswa bernama Tora itu.
"Lo disuruh ke ruang BP sekarang," jawab Tora dengan wajah gugup beberapa kali membenarkan letak kaca matanya.
"Siapa yang nyuruh? Lo?" tanya Aal lagi , Tora susah payah menelan ludah mendapat pertanyaan itu, kepalanya tertunduk dalam.
"Bu.. bukan. Pak Jaya nyuruh lo ke ruang BP sekarang," jawab Tora terbata-bata.
"Oh, iya entar gue kesana," kata Aal mengalihkan kembali pandangan pada es tehnya.
"Tapi Pak Jaya nyuruh sekarang,"
"Iya, lo ribet banget si," Bentak Aal kembali melihat Tora yang segera berlari ketakutan.
"Al," tegur Dhiya. " Anak orang itu jangan dibentak-bentak, niatnya juga baik kalik ngasih lo info. Udah sana ketemu sama Pak Jaya biar nggak dihukum muluk," ujar Dhiya.
"Bawel lo Dhiy, mirip sama Tora. Saudaraan ya?"
"Ihh enak aja lo," Dhiya menepuk keras bahu Aal. sambil cekikikan Aal beranjak menuju ruang BP. Tempat yang sudah menjadi ruang favoritnya karena seringnya dia dipanggil.
Doni dan Jojo pamit untuk pulang duluan. Tinggalah Dhiya,Sifa dan Gendis yang masih duduk di kantin yang masih cukup ramai dengan siswa walau tak seramai biasanya karena memang yang sudah masuk sekolah hanya siswa kelas 12.
"Lo malah jadi deket sama Aal , jadi udah beneran move on nih dari Iyaz?" Sifa menutup bukunya dan mulai menggoda Dhiya.
"Apaan sih Fa, gue sama Aal ya cuman deket karena kebiasaan bareng kemarin waktu belajar bareng,"
"Iya Fa, kebiasaan belajar bareng terus jalan bareng, liburan bareng, terus hidup bareng deh hahaha," Gendis tertawa lebar.
"Huss sembarangan Dis, fokus ujian dulu woi,"
"Iya nanti abis ujian terus jadian kayaknya ini," Gendis masih tertawa berhasil membuat pipi Dhiya bersemu merah.
"Apaan sih, Aal juga biasa aja ke gue kok. Kita cuman temen ya, nggak usah pada berpikir yang nyeleneh deh," protes Dhiya menyembunyikan semu merahnya dengan mengipasi wajahnya dengan selembar kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dhiya
Teen FictionDhiya menyukai Diyaz. Hampir tiga tahun lamanya dia mencintai cowok dingin dan irit senyum itu dalam diamnya. Di saat Dhiya memiliki keberanian untuk menyatakan, kekecewaan yang harus dia dapatkan. Di saat bersamaan Aal yang masih di hantui rasa s...