"PERJUANGAN CINTA"
Kami pun sampai dirumah yang terkenal dengan kemegahannya itu ya, rumah keluarga Padilla tempat dimana Daniel tinggal.
"kenpa kita kesini?"tanyaku bingung.
Mereka tidak menjawab mereka hanya diam dan mengajakku untuk masuk. Rumah itu sangat mewah bukan hanya dari luarnya dari dalam pun rumah itu indah. Nataline terus mengajakku ke atas entah untuk apa kami pun sampai dilantai 4 dgn menggunakan Lift dan kami pergi ke sebuah kamar.
"Dia sudah menunggumu."ucap Nataline seraya meninggalkan ku.
Aku pun membuka kamar itu dengan perlahan. Seorang balita kecil menghampiriku dan memeluk kakiku.
"Mamah."ucap Balita kecil itu sangat lembut.
Hati ku luluh aku pun menggendong balita kecil itu. Tiba-tiba Daniel datang.
"Dia merindukanmu kath."ucap Daniel yang bangun dari tempat duduknya.
"Maksudnya?"tanyaku agk bingung.
"Dia merindukan ibunya."ucap Daniel tersenyum.
🔮@"tu..tunggu Tina kenaoa jadi begini?"
"Entahlah kau jalani saja!"
"Tapi aku kira, aku masih perempuan belum menjadi ibu."
"Apa kau menerima kalau kau istri dari pria yang ada dihadapanmu itu dan ibu dari anak yang kau gendong itu?"
"Ti..tidak."
"Lalu lanjutkan saja cerita tidak akan berhenti sesukamu kath jadi lanjutkaaaan!!!!"🔮@
"A..apa maksud mu?"tanyaku bingung.
"Mungkin kau tidak mengigatnya tapi putra kita itu mengigatmu."ucap Daniel seraya mendekatiku.
"Kau mungkin tidak mengigatnya tapi, kau akan tetap ada didalam ingatan kami."ucap Daniel seraya mencium keningku.
"A..apa yang kau lakukan?"ucapku marah seraya berusaha menjauh darinya.
Daniel hanya tersenyum. Tiba-tiba Daniel tertawa."Ke..kenapa kau tertawa."ucapku seraya mencoba menidurkan pangeran kecil itu karna dia terlihat mengantuk.
"Tenang saja aku hanya bercanda dia keponakanku Jordan apa kau tidak tahu?apa kau tidak pernah menonton tv?"ucap Daniel mengejekku.
"Aku sibuk mengurus para muridku."ucapku seraya menidurkan Jordan yang telah terlelap.
"Dia tadi sakit karna itu aku langsung ke sini karna ayah dan ibunya sedang pergi mereka menitipkan Jorda kepadaku karna itu em maaf telah membuatmu menunggu."ucap Daniel terlihat menyesal.
"Tidak apa apa."ucapku seraya membelai Jordan dia sangat lucu.
"Tapi dokter telah memeriksanya dan menyuntiknya."ucap Daniel seraya duduk disampingku.
Aku pun melihat Daniel dia tampan dia juga baik dia perduli. Namun saat aku melihat ke arah tangannya.
"Kenapa malah tangan mu yang diperban?"tanyaku bingung seraya memegang tangan Daniel.
"Bukannya Jordan yang disuntik tapi malah tanganmu yang diperban?" Tanyaku seraya terus melihat perban itu dengan seksama.
"Ti..tidak ka..kau pulang saja ini sudah sore."ucap Daniel yang tiba-tiba gugup.
"Sebentar lagi saja."ucapku yang masih memegang tangannya.
"Tanganmu juga dingin apa kau sakit?"tanyaku seraya memegang kedua tangan Daniel.
"Su..sudah Nataline akan bosann jika kau terlalu lama."ucap Daniel seraya menarik tanganya dari genggamanku.
"Ya baiklah."ucapku seraya pergi meninggalkan Daniel bersama Jordan.
*****
Sesampainya dirumah aku menyimpan tasku dan berbaring ditempat tidur.🔮@"Tina!"
"Ya ada apa kath?"
"Apa menurutmu yang dikatakan Daniel itu benar?"
"Perkataan yang mana kath?"
"Yang itu bahwa aku istrinya."
"Em...mungkin saja."
"Tina aku punya satu permintaan."
"Ya mintalah."
"Aku ingin bisa mendengar kata hati seseorang seperti Lee jong Suuk difilmnya. Ayolah kau bisa melakukan apa pun dicerita ini kan Ayolah aku kan tidak tahu apa-apa dan kau tak ingin memberitahu ku yg sebenarnya jadi ayolah bilang iya."
"Em baiklah."
"Terima kasih kau penulis yang baik."
"Iya...iya cara kerjanya sama saja yaitu dengan melihat mata mereka."
"Baik sekali lagi terima kasih aku mencintaimu."
"Aku tidak."@
*****
Besoknya aku ingin sekali mencoba kekuatan aneh itu dan aku memulainya dengan membaca pikiran para muridku dikelas."Apa kalian sudah belajar untuk ulangan hari ini?"tanyaku pada mereka.
"Aku tidak peduli mau belajar ataupun tidak aku masih bisa menyontek ke Seli."suara itu terdengar jelas ditelinggaku.
"Baiklah sekarang ibu ingin kalian duduk ditempat yang ibu tentukan."ucapku seraya menyuruh satu persatu muridku untuk pindah.
"Yah kenapa jadi begini."suara itu terdengar lagi.
Aku hanya tersenyum dan memulai ulangannya.
*****
Jam istirahat pun tiba ini adalah kesempatan ku untuk membaca pikiran Daniel."Hai, kath."ucap Daniel seraya duduk disampingku.
Aku pun mempersilakannya duduk dan aku mulai menatap matanya.
"Aku senang kau ada bersamaku kath. Aku menyadari satu hal, kau adalah satu-satunya harta yang ku punya didunia ini maaf kalo aku belum bisa jujur kepadamu tentang hari itu."ucap Daniel dalam hati.
Aku merasa bingung hari itu hari yang mana? Aku pun hanya tersenyum saat Daniel menceritakan tentang pengalaman pertamanya mengawas ujian.
"Dan kau tahu murid itu akhirnya mengaku kalau dia menyontek setelah aku beri dia tanda tangan. Ya ampun aneh kan?"ucap Daniel seraya tertawa dengan lepasnya.
"Dasar artis." balasku.
"Ah ya ampun, aku mohon jangan sekarang."Suara hati Daniel tiba-tiba berubah suaranya seperti kesakitan apa yang terjadi.
"Kau tidak apa-apa?"tanyaku.
"Ti..tidak memangnya ada yang salah?"ucap Daniel.
"Tidak lanjutkan ceritamu."ucapku agak tenang.
"Ma..maaf kath aku hrs menelepon pengasuh Jordan."ucap Daniel terburu-buru meniggalkanku.
Aku hanya bisa menatapnya.Dan suara hati Daniel pun bisa ku dengar saat dia berbalik untuk melihatku dengan senyumannya.
"Aaaaa kenapa kau selalu datang disaat yang tidak tepat."Ucap Daniel dalam hati.
Suara itu terdengar seperti suara orang yang menringgis kesakitan tapi aku tidak melihat luka apapun ditubuh Daniel. Lalu kenapa Daniel merasa kesakitan?
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta (Selesai)
FanfictionBerkisah tentang perjalanan cinta dan perjuangan untuk mendapatkanya yang penuh dengan suka dan duka. Hingga perjalanan ini terus terjadi kepada generasi selanjutnya... Dalam cerita ini terdapat beberapa generasi yang sengaja Arthour buat. Generasi...