"PERJUANGAN CINTA"
"Hei tunggu sebentar tuan Daniel Padilla!"ucapku mulai tersulut api amarah."Apa kau yakin dengan perkataanmu itu."lanjutku.
"Tentu saja key aku sangat yakin. Lebih baik aku memecatmu daripada kau menghancurkan karirku."bentaknya seraya berdiri.
Aku tertawa dengan air mata yang membasahi pipiku aku pun ikut berdiri.
"Baiklah jika itu yg kau inginkan jangan berharap kau bisa bertemu denganku lagi, awalnya aku merasa iba dengan air mata kesendirianmu itu tapi... dan jangan pernah bermimpi untuk bertemu ibuku."ucapku seraya menunjuk kapadanya dan menatapnya dengan penuh amarah.
"Memangnya siapa kalian berdua? Ratu? Putri? Aku yang seharusnya berkata begitu jangan pernah kau berharap aku akan menerima mu dan ibumu itu ada dihadapan ku."ucapnya sombong seraya membelakangiku.
"Baiklah jika kau meminginkannya, aku tidak akan menganggapmu lagi, kau bukan siapa-siapa dalam hidupku. Ibuku tidak salah karena meninggalkanmu kau patut mendapatkannya karena keegoisanmu dan kebodohanmu itu tapi, Oh yah, apa kau tidak ingat dgn wajah ini?"ucapku seraya membuka cermin mataku dan membuka penyamaran palsu itu dari wajahku.
Ny.Srada terlihat terkejut saat melihatku. Dia pun menyuruh ayahku yang nampak marah untuk menatap ku sepertinya Ny.Srada mengenali ibuku.
"Kath."ucapnya lirih.
"Apa? Katakan sekali lagi! aku tidak mendengarnya!"ucapku seraya menatap wajah mereka berdua yang terkejut.
"Oooh jadi kau masih mengenali wajah ini? Heh aku jadi ingin tertawa."ucapku marah.
"Kath.."ucapnya lirih seraya memelukku dengan erat.
"Lepaskan!"ucapku marah seraya melepaskan pelukan itu dengan paksa.
"Jangan harap aku mengakuimu sebagai ayahku, setelah apa yang kau katakan tadi."ucapku seraya pergi meninggalkan mereka yang masih terkejut plus senang.
"Key. Tunggu key."teriaknya setelah sadar apa yang terjadi.
Aku pergi kekamarku dan membawa semua barang-barangku dari sana aku akan pulang. Namun saat berada diparkiran.
"Key."ucap papah lirih seraya menahanku yang berjalan dengan penuh amarah.
"Papah."ucapku seraya berbalik dan memeluk papahku itu.
"Aku salah pah, dia tetap sama saja pah pph bnr. Seharusnya aku mengurungkan niatku saat aku memberitahukan rencanaku kepadamu pah aku mmg bodoh...bodoh."ucapku dipelukan papah.
"Tidak sayang ini bukan salahmu."ucap papah mencoba menenangkanku.
"Key."teriak dia dari kejauhan.
Papah langsung melepaskan pelukannya dan menyembunyikaku yang masih menangis dibelakangnya.
"Di-Diego?"ucapnya terlihat terkejut saat melihat papah.
"Ya ini aku Niel."ucap papah lirih.
Keterkejutannya pun sirna saat melihatku.
"Key maafkan aku."ucapnya seraya mencoba mendekatiku.
Dengan sigap papah menghindar dan mengajakku untuk masuk mobilnya yang tak jauh dari tempat kami.
"Maaf Niel, dia masih belum bisa berfikir dengan tenang, biarkan dia tenang dulu Niel."ucap papah menghentikan gerakan tangan dia yang mencoba membuka pintu mobil.
"Tapi,dia putriku, kan."ucapnya tiba-tiba marah.
"Tidak Niel dia putriku."ucap papah membalas membentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta (Selesai)
FanfictionBerkisah tentang perjalanan cinta dan perjuangan untuk mendapatkanya yang penuh dengan suka dan duka. Hingga perjalanan ini terus terjadi kepada generasi selanjutnya... Dalam cerita ini terdapat beberapa generasi yang sengaja Arthour buat. Generasi...