Pernyataan yang berujung perpisahan (season 2)

110 10 2
                                    

PERJUANGAN CINTA

"Key kita harus bicara!"pinta Padiel yang membuat langkah kakiku terhenti.

Suaranya terdengar serius penuh dengan keyakinan, dan kemantapan. Jantungku tiba-tiba berdetak lebih cepat.

"Bicara apa?"tanyaku seraya berbalik.

Padiel mendekatiku dan menatapku dengan tatapan sejuknya. Padiel lalu memegang tanganku yang tak memegangi Lexcine.

"Aku mencintaimu."ucap Padiel lembut.

"Tu-tunggu apa-apa maksudmu?"tanyaku memastikan.

"Ya Key, aku mencintaimu aku kira dulu aku mencintai Julia tapi, tidak Key, setelah mengenalmu aku tahu arti cinta sebenarnya. Sementara kasih sayang ku kepada Julia itu hanya sebatas sahabat."jelas Padiel.

"Ta-tapi."ucapku ragu.

"Tidak ada tapi, Key. Aku tahu kau juga mencintaiku aku bisa melihatnya. Cintamu tak bertepuk sebelah tangan Key, aku juga merasakan hal yang sama."ucap Padiel yang membuatku tak bisa menahan air mataku.

"Ya aku juga mencintaimu."ucapku membalas menatap Padiel.

Tiba-tiba suara benda yang jatuh terdengar tak jauh dari tempat kami. Sontak kami melihat kearahnya. Dan oh tidak itu, Julia. Julia yang menyadari kami tahu keberadaannya langsung berlari menaikki tangga menuju kamarnya.

"Julia."teriakku.

Ayah, papah,Bunda dan Mamah yang mendengar teriakkanku langsung masuk kedalam rumah.

"Ada apa, Key?"tanya Ayah yang sampai lebih dulu.

"Tolong Lexcine."ucapku seraya memberikan Lexcine kepada Ayah aku pun berlari menyusul Julia.

"Ada apa, Padiel?"tanya Ayah yang masih bingung.

"Maafkan aku, ini salahku."ucap Padiel menyesal.

*****

"Julia tolong buka pintunya!"pintaku seraya mengetuk pintu kamar Julia.

Julia membukanya dan mempersilakanku untuk masuk. Julia kembali menutup pintu.

"Maafkan, Kakak."ucapku menyesal.

"Tidak aku seharusnya sadar, bahwa sudah nasibku untuk gagal dalam mencintai. Aku hrsnya sadar aku ini hanya orang gila yamg mencoba menjadi orang waras. Aku harusnya sadar aku tidak berhak bahagia aku ini memang bodoh...bodoh."ucap Julia seraya terus memukul-mukul kepalanya.

"Tidak... tidak."ucapku seraya memeluk Julia dengan erat.

Julia terus menangis dan aku ikut menangis. Setelah menjelaskan kepada Julia bahwa aku dan Padiel hanya sedang latihan. Karena, sesuai janji Padiel setelah lulus ia akan meminang Julia. Aku pun turun dan disambut yang lainnya dengan kebingungan.
"Ada apa, sayang?"tanya mamah lebih dahulu seraya memelukku.
"Tidak ada apa-apa, mah. Key ingin tidur."jawabku.

"Kalau begitu kita kekamarmu saja, yah."ucap papah menawarkan.

"Tidak, aku mau disini saja kepalaku sakit."ucapku seraya menarik mamah kesofa dan aku pun tertidur dipaha mamah.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi, bunda akan..."sebelum ucapan bunda selesai aku memotongnya.

"Sudah bunda, Padiel yang membantuku sekarang biarkan Key, tidur." Pintaku seraya memperlihatkan tanganku.
Mereka pun serempak teriam dan mamah mengelus rambutku dengan lembut. Hari ini adalah hari terberat dihidupku.

*****

Aku pun memutuskan untuk menyatukan Julia dan Padiel apapun yang terjadi. Karna Julia pun berhak untuk bahagia. Hari-hari berlalu dengan aku yang menjauh dari Padiel. Saat Padiel memanggilku aku pura-pura sedang menelepon. Saat Padiel ingin bicara padaku aku pura-pura sibuk. Dan saat Padiel ingin duduk disampingku aku pura-pura buru-buru dan pergi. Dan hari ini sepertinya amarah Padiel telah sampai pada puncaknya. Saat aku sedang duduk Padiel menghampiriku. Aku pun beranjak ingin pergi tapi...

"Cukup kau mencoba menjauh dariku."ucap Padiel seraya memegang tanganku.

"A-aku harus pergi Bunda menungguku."ucapku mencoba kembali menghindar.

"Tidak Key aku tahu itu cuma alasan. Key aku mohon Aku mencintaimu dan kau pun sama jadi apa salahnya jika kita bersama? Apa semua ini karna Julia?"tanya Padiel.

"Tidak ini bukan salah, Julia." belaku.

"Lalu kenapa kau menjauhi ku?"tanya Padiel.

"Maaf Diel aku mencintai orang lain."ucapku.

"Kau bohong kau berbohong, Key."marah Padiel. "Lalu kenapa sebulan yang lalu kau menjawab ya."tanya Padiel yang semakin mendesakku.

"Maaf Diel itu dulu tapi, sekarang aku mencintai orang lain. Papah sudah tahu itu Ayah pun sama. Sebentar lagi aku akan dijodohkan dengannya."ucapku.

Tapi, itu benar semalam papah dan Ayah setuju menjodohkanku dengan putra dari sahabat papah. Pria itu baik mapan dan yang pasti kami tidak terlibat cinta segitiga.

"Kau pasti berbohong."ucap Padiel.

"Jika kau tidak percaya tanyakan saja kepada ayahku!"ucapku seraya melepaskan genggaman tangan Padiel dengan paksa.

*****

Hari ini, hari pertunanganku dengan calon suamiku. Semua keluarga termasuk Padiel, kini berkumpul diruang tamu menunggu kedatangan tamu istimewa. Akhirnya suara mobil yang terparkir telah terdengar. Mamah dan Bunda menuju pintu untuk menyambut mereka dan aku mengikuti mereka dibelakang.

"Hai, jeung."ucap seorang wanita paruh baya.

Mamah menerima tangan itu dan memeluknya. Sedang dibelakang terlihat seorang lelaki berparas tampan itu menurutku. Tubuhnya tinggi dengan jas yang melekat dibadannya semakin membuatnya gagah dan tampan.

"Raka."ucapku senang.

Ya, aku kenal dia, dia adalah Raka sahabat kecilku. Kami sering sekolah bersama. Namun pada waktu kuliah Raka memutuskan untuk pindah ke Jepang dimana papahnya berada. Papah dan mamah nya tlh bercerai semenjak Raka berusia 10 thn.

"Hy cantik."itulah panggilan Raka untukku.

Kami pun melakukan salam yg dulu sering kami lakukan. Yaitu dgn menyentuh hidung Raka dan Raka sebaliknya lalu kami jongkok dan memegangi kepala kami lalu berkata "penyakit ini tidak ada apa apanya persahabatan kita abadi." Setelah itu kami saling berpelukan.

Semua orang yang melihatnya tertawa melihat tingkah laku kami yg masih ke kanak kanakkan. Tp tidak dgn Padiel dia nampak kesal dari raut wajahnya aku tahu rasanya dia ingin memukul Raka sekeras kerasnya. Tp dia tahu itu salah.

"Ayo silakan masuk."ucap mmh.

Kami pun masuk Raka mengandeng tanganku aku terseyum melihatnya. Setelah semua duduk ditempat yg disediakan acara sederhana pertunangan pun dimulai.

"Setelah apa yang telah kita sepakati satu minggu yang lalu kita akan melaksanakan pernikahan Key dan Raka bulan depan tepat pada ultah Key dan Julia."ucap Ayah membuka kata.

"Dan putri kami dan putra anda telah saling setuju dan menyukai. Dengan itu, apakah ada yang tidak setuju dengan pernikahan ini?"tanya papah yang membuat sebuah keheningan yang cukup lama.

"Tidak."ucap semua serentak kecuali Padiel dia hanya terdiam mematung.

Setelah melewati kata-kata yang panjang acara penyematan cin-cin pun telah dilaksanakan semua berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan.

"Tante apa boleh aku meminta sesuatu?" Tanya Raka saat diruangan itu hanya ada aku, Raka, mamah, dan Ayah. Sedang yang lain sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Tentu saja menantu."goda ayah.
Kami pun tertawa.

"Aku sekarang serius."ucap Raka.

Raka pun memandangku, aku mengangguk mengijinkan apa yang ingin dia katakan karena itu adalah permintaanku semalam sebelum pertemuan ini.

"Aku ingin mengajak Key untuk tinggal dijepang."ucap Raka yang kembali membuat keheningan yang mencekam.

"Ma-maksudmu?"tanya mamah memastikan.

Bersambung...

Perjuangan Cinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang