Lennon terdiam dengan wajah tidak terbaca. Matanya yang memandangi Olivia bahkan nyaris tidak berkedip. Lalu Lennon tiba-tiba berdiri dan berjalan menjauh menuju ke tepi danau. Bahunya tegang dengan kedua tangan dimasukkan ke saku depan celana jeans-nya. Matanya menatap ke arah danau.
"I don't do love, Olivia," suara pelan Lennon masih bisa di dengar Olivia. Gadis itu langsung menegakkan tubuhnya dan duduk memandangi Lennon. "Apapun yang kau ucapkan tadi tidak akan mengubah apapun. Aku tetaplah pengawalmu."
Rasa sakit menyelinap perlahan ke dalam hati Olivia. Gadis itu tahu, butuh lebih dari sekedar ucapan untuk menyakinkan Lennon akan cintanya dan juga jika Lennon layak untuk dicintai. Kenapa Lennon sulit sekali untuk mengerti?
"Aku mengatakan hal itu bukan mengharapkan jawaban, Lennon. Aku hanya ingin kau tahu perasaanku. Itu saja. Aku juga tahu, tidak akan ada yang berubah dari hubungan ini."
Perlahan, Olivia melihat bahu Lennon mulai turun, tidak setegang tadi. Mungkin karena dia tahu Olivia tidak akan memaksanya. Dia terlihat mulai rileks. Melihat suasana yang mulai tegang dan Lennon yang mulai menjauh, Olivia perlahan mengambil sebuah batu kerikil kecil dan melemparkannya ke arah Lennon.
"Aww," Lennon berteriak dan membalikkan tubuhnya dengan cepat saat kerikil tadi mengenai punggungnya. "Kau melemparku dengan kerikil?"
Olivia tertawa pelan dan mengangguk. "Yup. Aku mengajakmu perang kerikil."
Kedua alis gelap Lennon terangkat dan ia menyeringai menatap Olivia. "Aku tidak takut. Ayo kita mulai."
Lennon dengan cepat meraih kerikil kecil dari tempatnya berdiri dan dilemparkannya ke arah Olivia yang sedang mencoba berdiri. Batu itu jatuh mengenai bagian bahu Olivia, membuat gadis itu terkejut dan memberi Lennon tatapan tajam.
"Aku belum siap, Lennon!" protes Olivia sembari berkacak pinggang.
Lennon sudah menggenggam lagi sebuah kerikil di tangannya dan matanya berkilat menatap wajah kesal Olivia. "Kau seharusnya tidak main-main denganku. Aku akan melemparmu lagi."
"Lennon!" Suara Olivia dipenuhi tawa saat gadis itu membalikkan tubuhnya dan bersiap untuk berlari menjauh.
"Jangan kabur, Olivia." Lennon melemparkan kerikil ke arah Olivia sembari ikut berlari mengejar gadis itu. "Kau tidak akan bisa lari jauh."
Masih tertawa Olivia berlari. Ia tahu, hanya soal waktu saja Lennon pasti akan bisa mengejarnya tapi ia menikmati semua ini. Menikmati Lennon yang tengah mengejar dirinya. Suara langkah kaki dibelakangnya yang semakin mendekat, membuat Olivia merasa ia pasti akan tertangkap.
"Dapat!" Tangan kekar Lennon meraih pinggang Olivia dan menarik gadis itu mendekat. "Aku sudah bilang, kau tidak akan pernah bisa kabur dariku."
Olivia meronta, memegangi tangan Lennon yang melingkar erat di pinggangnya. "Lepaskan aku!"
"Tidak akan." Dengan satu gerakan cepat Lennon mengangkat tubuh Olivia dan memanggul gadis itu di pundaknya yang lebar.
"Turunkan aku, Lennon! Aku berjanji tidak akan kabur lagi."
"Aku tidak akan terkecoh, Olivia. Kau pasti akan kabur lagi begitu aku turunkan." Lennon melangkah dengan cepat sembari memberi bokong Olivia tepukan pelan.
"Lennon!" Olivia berteriak terkejut. "Kau menepuk bokongku. Apa itu benar-benar perlu?"
Suara tawa Lennon menggema di kegelapan malam. Dia terus melangkah tanpa menjawab pertanyaan Olivia tadi. Saat sampai di tempat selimut dan makanan mereka berada, Lennon perlahan menurunkan tubuh Olivia dengan posisi berbaring di atas selimut. Kedua tangan Lennon diletakkan di kedua sisi tubuh gadis itu. Ia memerangkap Olivia.
Matanya yang sehitam malam menyusuri wajah dan tubuh Olivia yang terdiam kaku di bawah tatapan lekat Lennon.
KAMU SEDANG MEMBACA
HER Bodyguard [Selesai]
RomanceSejak Papanya mendapatkan surat ancaman dari seseorang yang berniat menculiknya, hidup Olivia yang semula memang dijaga ketat, menjadi lebih ketat lagi. Ia tidak bisa meninggalkan rumah sembarangan, tidak bisa lagi pergi kemanapun yang ia mau tanpa...