Cerita ini sempat menghilang di wattpad selama dua hari. Untuk yang setia menunggu aku update, makasih banyak ya...
*peluk cium*
Jantung Lennon seperti berhenti berdetak, tubuhnya tiba-tiba lemas seolah seluruh sendi berhenti menopang tubuhnya. Lennon mencengkram ponselnya dengan kuat, bahkan hingga jemarinya memutih. Napasnya berubah pendek, dadanya sesak dan keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya.
Tidak. Jangan. Jangan dia.
"Olivia ada bersamaku, Lennon." Suara tawa mengerikan yang sejak kecil sudah dihafal Lennon itu terdengar seperti dengungan. "Nasib gadis yang kau cintai bergantung di tanganmu."
Tubuh Lennon nyaris ambruk ke lantai seandainya ia tidak berpegangan kuat pada ujung meja kerjanya dengan satu tangan. Bayangan Olivia terikat dalam keadaan panik dan sedih terlintas di benaknya. Olivianya. Olivianya yang cantik dan ceria, yang mencintainya.
Ya Tuhan, apa yang terjadi sebenarnya.
"Om..." Lennon mencoba mengumpulkan segenap tenaganya. Ia menarik napas dalam-dalam. "Apa, apa yang sebenarnya terjadi?"
Suara tawa itu terdengar lagi. "Aku ingin uang Lennon. Kau seharusnya berpikir lagi jika ingin mengabaikan aku."
Uang? Semua ini hanya demi uang? Olivianya saat ini menderita hanya karena Om menginginkan uang?
"Semua ini hanya karena uang, Om?"
"Tentu saja!" Suara teriakan terdengar di seberang sana. "Kau pikir apalagi yang aku inginkan. Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya. Kau tidak akan bisa membuangku."
Lennon memejamkan matanya sejenak dan kembali membukanya lagi dengan seluruh kekuatan yang masih ia miliki.
"Dimana Olivia sekarang? Ba, bagaimana keadaannya? Aku bersumpah Om, jika Olivia terluka sedikit saja aku akan mencari dirimu kemana pun. Sekali pun ke neraka."
"Gadis itu masih hidup. Setidaknya sampai saat ini. Jika sampai nanti sore aku tidak mendapatkan uang itu..." Hening sejenak yang semakin membuat jantung Lennon berdetak sangat kencang. "Pastikan saja kau tidak menyesal, Lennon."
"Besok. Aku akan memberikan uangnya besok. Aku, aku sekarang tinggal di luar kota. Tolong, aku minta waktu hingga besok."
Lennon membenci saat seperti ini, dimana ia tidak memiliki kendali atas situasi yang tengah terjadi. Ia benci dirinya sendiri yang membiarkan semua ini terjadi. Ia membenci dirinya yang tidak ada bersama Olivia.
"Baik. Aku memberimu waktu hingga besok. Dan kau tahu pasti jumlah uang yang aku inginkan. Lima ratus juta. Aku tidak suka jika terlambat, Lennon."
Lalu telepon dimatikan, menyisakan Lennon yang masih mencengkram erat ponselnya dengan wajah tegang dan tubuh lemas. Tubuhnya seketika melorot turun, terjatuh di kursi dan ia memejamkan matanya.
Ini semua salahnya. Seandainya saja ia bisa menahan gejolak perasannya pada Olivia dan menjauh dari gadis itu secepatnya, semua ini tidak akan terjadi. Ini semua karena ia adalah pembawa sial. Jika, jika saja terjadi sesuatu pada Olivia, Lennon tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
"Berengsek!" Lennon melempar semua benda yang ada di atas meja kerjanya. Ia mencengkram erat rambutnya dan menariknya kasar.
"Ada apa, Lennon?"
Owen membuka kasar pintu ruang kerja Lennon dan menyerbu masuk. Ia menatap barang-barang yang berserakan di lantai. Rupanya suara benda jatuh tadi karena Lennon yang membuang semua benda itu ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HER Bodyguard [Selesai]
RomanceSejak Papanya mendapatkan surat ancaman dari seseorang yang berniat menculiknya, hidup Olivia yang semula memang dijaga ketat, menjadi lebih ketat lagi. Ia tidak bisa meninggalkan rumah sembarangan, tidak bisa lagi pergi kemanapun yang ia mau tanpa...