Mulai Naksir

833 22 1
                                    

Seminggu kemudian . . .

Pagi itu aku terbangun dari tidurku, aku teringat bahwa kemarin malam aku bermimpi sedang memeluk seorang laki laki, dan ku rasa aku mengenalinya. Tapi wajah orang yang ku mimpikan itu tampaknya samar samar di ingatanku, "Apa mungkin itu Virgo?" pikirku. Aku tak yakin juga sih, tapi akhir akhir ini aku memang sering memimpikannya.

Aku menceritakan mimpiku pada Trisha saat tiba disekolah, kami memang selalu sempat sempatnya ngobrol sebelum pelajaran dimulai. Lalu Trisha bertanya.

"Sosok cowok dimimpimu itu ada dikelas ini gak?" tanyanya.
"Ada sih, tapi siapa ya?" pikirku.
"Coba ingat ingat lagi"
"Apa cowok itu Virgo ya?"
"Seriusan?"
"Iya, mungkin aja Sha"
"Gila!!!"
Teriaknya membuatku kaget.

"Udah berapa kali kamu mimpiin dia sejak pulang dari study tour Na?" tanyanya.

"Hmm tiga kali lebih mungkin"
"Wah Na, jangan jangan. . ."
"Apa? Kenapa?" tanyaku penasaran.
"Kamu naksir Virgo ya?"
"Ih apaan sih haha kamu suka bercanda gitu"
"Loh bisa aja kan? kamu aja gengsi mengakui"
"Ah udah udah lupain aja, mending aku ke kantin sarapan"
"Ih dia ngambek, Na tungguuu" teriaknya.

Ku tinggal saja Trisha, habisnya dia meresponku seperti itu, bikin kesal saja. Bukannya membantu untuk memikirkan siapa orang yang ku mimpikan, malah dia bilang aku naksir dengan Virgo.

***

Kemudian ketika pelajaran mulai, aku tidak bisa fokus belajar karena pelajaran siang itu adalah matematika. Ya, aku memang tak suka pelajaran matematika, kepalaku pecah jika disuruh menghitung x dan y yang tak jelas bagiku rumusnya bagaimana. Siang itu tampak membosankan.

"Na pinjam headshet"
Bisik suara seseorang dari samping kiriku. Reflek saja aku menoleh kesumber suara.
"Apa?" jawabku.
"Pinjam Headshet" pintanya.
"Oh, headshet?"
"Iya."
"Ini nih"
Tanganku mengulurkan sebuah headshet kearahnya.
"Pinjam ya" katanya tersenyum.
"Iya."

Yang memanggilku itu Virgo, dia memang duduk disamping kiriku, tapi kami bukan teman sebangku. Bangku ku dan bangkunya berbeda. Tepatnya berseberangan. Siang itu aku rasa dia juga sedang bosan mendengar penjelasan guru didepan kelas yang sedang menerangkan rumus rumus hitungan yang sama sekali tak ku mengerti.

Selang beberapa jam pelajaran berlangsung, akhirnya waktunya kami untuk beristirahat.
"Ke kantin yuk" ajak Trisha.
"Dikelas aja, males ah ke kantin" jawabku.
"Ya udah deh, diam dikelas aja"
"Permisi, ada Virgonya?" tanya seseorang dari luar kelas.
"Eh Vir, kamu dicari tuh sama temanmu" teriak Trisha.
"Dia tidur Sha" jawab temanku Raya.
"Woi Virgo bangun! dicari sama temanmu tuh diluar kelas" teriak Trisha.

Aku yang melihat dari bangku ku rasanya ingin ikut membangunkan, jadi aku berdiri dan menghampiri, aku membuka headshet yang terpasang ditelinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku yang melihat dari bangku ku rasanya ingin ikut membangunkan, jadi aku berdiri dan menghampiri, aku membuka headshet yang terpasang ditelinganya.
"Virgo, bangun ada yang nyari tuh" bisikku. "Hah?"

Pena WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang