Virgo benar benar berubah, coba kamu bayangkan, dia mencoba untuk mengabariku saja tidak. Ada saja alasannya, entah katanya dia sedang sibuk pulang ke kampungnya, atau sedang tak sempat memegang handphone. Aku terima saja semua alasannya itu, karena aku sudah malas berdebat lagi.
Tapi teman sekelasku Winda, bilang padaku bahwa dia melihat Virgo sedang nongkrong dengan teman temannya disebuah Cafe dekat rumah Winda.
"Serius Win itu Virgo?" tanyaku.
"Iya Na" jawab Winda.
"Terus dia ngapain aja?"
"Ya nongkrong, ngerokok sama minum minum gitu terus. . . eh gak jadi deh" kata Winda ragu.
"Kenapa? Bilang aja"
"Tapi kamu jangan marah"
"Iya, terus apa lagi yang kamu lihat?"
"Kayaknya mereka taruhan buat dapetin nomor pelayan di Cafe itu"
"Hah? Taruhan? Maksudnya?""Ya taruhan, jadi Virgo nyamperin pelayan Cafe itu buat minta nomor handphonenya, pelayannya cantik Na, intinya aku dengar sekilas kayak gitu taruhannya" jelas Winda.
Aku menghela nafasku, tak mengerti lagi harus dengan cara bagaimana meminta penjelasan Virgo tentang apa yang dikatakan Winda.
"Na, maaf nih bukan maksud manas manasin kamu, biar kamu tahu kalau Virgo kayak gitu sekarang" tambah Winda.
"Iya Win makasi ya infonya" jawabku.Tidak hanya Winda, sahabatku Clara juga bilang kalau Virgo sempat pergi Camping dengan anak anak organisasi dan ekskull di sekolah. Clara tahu karena gebetannya saat itu adalah teman satu organisasinya Virgo.
***
Aku tak tahan lagi, Virgo berbohong lagi padaku, aku menelfon Virgo untuk meminta bertemu secara langsung dengannya, dia datang kerumahku tapi tiga hari setelah aku menelfonnya. Ya seperti biasa, dia bilang kalau dia sedang sibuk.
"Kenapa?" tanyanya.
"Ada yang mau aku omongin sama kamu"
"Apa?"
"Kamu beneran sibuk banget ya?"
"Aku kan udah bilang sama kamu kalau aku itu pulang kampung, aku sibuk rapat OSIS juga kesekolah"
"Itu aja? Kamu gak sempat nongkrong sama teman di Cafe terus ketemu Winda?" tanyaku.Dia sempat kaget dengan pertanyaanku itu, bisa ku pastikan kepalanya mulai berfikir untuk mencari alasan lagi dan akhirnya dia mengaku.
"Kamu tahu dari Winda ya? Tadi nya aku mau bilang duluan ke kamu tapi kamu udah tahu dari Winda"
"Vir kenapa sih kamu gak jujur aja sama aku?"
"Aku udah mau jujur Na, kamu yang selalu negatif sama aku"
"Terus katanya kamu juga ikut camping, sama siapa? Mawar?" tanyaku.
"Gak cuma dia aja kok"
"Jadi benar sama Mawar?" kutanya.
"Kalau kamu nyuruh aku kerumah kamu cuma buat berantem, aku gak akan datang Na!" bentaknya.Air mataku tidak bisa aku tahan lagi, aku menangis, sungguh dia sama sekali tak merasa bersalah padaku, jangankan berharap dia akan menghapus air mataku, menenangkanku saja tidak.
Jika kalian pikir aku adalah gadis yang cengeng tidak apa, bayangkan jika kalian berada diposisiku, aku sakit dibohongi berkali kali oleh Virgo, dengan banyak alasan yang selalu saja ku percayai, kesempatan yang selalu ku berikan, pada akhirnya tetap saja, aku yang kecewa.
Aku terlalu mencintainya sampai aku lupa dia bisa kapan saja melukaiku, dan aku tak sadar, aku telah menjadi gadis bodoh yang rela dibohongi terus menerus seperti ini.
"Kamu istirahat aja, aku mau pulang" lanjutnya.
Dia benar benar pergi dari rumahku, ya sudah aku tak peduli, terserah dia saja mau bagaimana, aku sudah tak mampu bicara banyak lagi, hubunganku sepertinya akan kandas begitu saja jika tak ada kesadaran darinya, seperti dia juga tak ada usaha untuk mempertahankan hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Waktu
RomancePena yang ku gunakan untuk mencatat semua kenangan suka maupun duka yang ku alami di masa putih abu Aku beri nama dengan . . . "PENA WAKTU" Karena dia lah yang bertugas menulis seluruh kenangan waktu dan mengukir semua kisah masalaluku diatas lembar...