Foto Masa Kecil

514 16 1
                                    

Saat pelajaran sudah selesai, akhirnya aku dan Virgo duduk didepan kelas, tak ada yang kami lakukan saat itu. Hanya bercanda, aku memainkan game yang ada diponsel Virgo. Virgo mengajakku pergi, tapi tidak tahu mau kemana, dia sendiri saja bingung. Katanya dia sedang bosan jika berada disekolah setiap hari.

"Jalan jalan yuk" ajaknya.
"Kemana?" kutanya.
"Gak tahu nih"
"Ya udah, gak usah pergi"
"Kerumah ku aja gimana?"
"Kerumah kamu?"
"Iya, mau gak?"
"Ya sudah, ayo" jawabku setuju.

Akhirnya aku memutuskan untuk ikut kerumah Virgo, sampai didepan rumah, rumahnya tampak sepi, ternyata sedang tak ada Mamanya. Kata Virgo lagi pulang kampung. Papanya juga tak ada dirumah. Hanya kita berdua saat itu.

"Semuanya pulang kampung Vir?" tanyaku.
"Iya nih, rumah jadi sepi"
"Baliknya kapan?"
"Palingan besok lusa"
"Oh gitu"
Jawabku sambil melihat sekeliling rumah.

"Duduk dulu Na"
"Oh iya makasih"
Aku pun duduk diruang tamunya.
"Mau dibuatin minuman apa?" tanyanya.
"Eh gak usah repot repot"
"Benar gak mau minum?"
"Iya, gak usah"
"Ya sudah kalau gitu"

Aku melihat foto Virgo saat masih kecil yang terpajang dimeja ruang tamunya. Tak ku sadari, aku tersenyum sendirian memandanginya. "Ternyata dulu dia punya kesan imut juga saat masih kecil", pikirku.

"Vir, ini kamu kan?" tanyaku.
"Iya, kenapa?"
"Enggak, cuma nanya"
"Aku memang ganteng"
"Apa?" kutanya.
"Dari kecil memang ganteng" jelasnya.
"Iya, tapi kamu gendut haha"
"Bayi kan memang gendut"
"Ah gak juga"
"Kamu juga pasti gendut dulu"
"Iya sih"
"Tapi sekarang bayi gendutnya udah berubah jadi cantik" katanya.
"Haha makasi loh" jawabku.

Bisa bisanya juga dia gombal. Tak tahu belajar dari mana, gombalannya memang sangat sederhana, tapi cukup membuatku bisa tersenyum karena hal itu.

Oh ya, Virgo juga sempat memperlihatkan beberapa album foto keluarganya yang saat itu tersimpan dilemari kaca ruang tamunya, agak berdebu memang, tapi karena aku penasaran, jadi aku melihat lihat. Di dalam album itu, ada foto tiga orang anak kecil yang sedang duduk.

"Ayo tebak aku yang mana?"
"Tengah?" tebakku.
"Salah, aku yang kiri" jawabnya.
"Terus ini siapa?"
"Kakakku"
"Kakak kandung?"
"Bukan, itu sepupu" katanya, "Kamu udah pacaran sama aku, gak tahu kalau aku anak tunggal?"
"Oh iya, tahu sih haha"

Ya, Virgo adalah anak tunggal. Sebenarnya aku sudah tahu dari Trisha saat masa masa aku PDKT dengan Virgo dulu. Semua informasi tentangnya dikorek habis oleh Trisha. Sayangnya aku lupa, jadi aku malah bertanya lagi.

Virgo bertanya padaku, bagaimana rasanya mempunyai saudara. Saat itu, aku jawab "Seru sih bisa diajak bertengkar".
Kami banyak bercerita. Dia sempat curhat padaku, meski dia anak tunggal tapi dia tak dimanja seperti kebanyakan orang. Kalau aku, dimanja sih tapi dengan materi tepatnya.

Jika ditanya, sebenarnya aku juga kesepian sama seperti yang dirasakan oleh Virgo. Bedanya, aku punya sahabat, tapi Virgo tidak, temannya pun hanya Deva. Maka dari itu, karena aku merasakan apa yang dia rasakan, jadi aku selalu memberikan waktuku untuknya.

"Kamu punya kakak kan Na?" tanyanya.
"Iya." jawabku
"Seru dong?"
"Seru kalau kak Brandon ada dirumah, tapi sekarang kan dia lagi kuliah di Inggris"
"Kakak kamu itu seperti apa sih?"
"Dia cuek sih sama kayak kamu"
"Tapi juga sama sama sayang sama kamu"
"Iya jelas haha" jawabku.

***

Sudah hampir seharian aku berada dirumah Virgo, tak terasa hari sudah berubah menjadi gelap, akhirnya aku pamit. Tapi karena sudah malam jadi dia menghantarku pulang kerumah.

Kebetulan saat sampai dirumah, ada Nenekku dari Palembang yang sedang berkunjung.
"Nenek, kenalin ini Virgo" kataku.
"Saya Virgo, Nek"
"Pacarnya Anna ya?"
"Iya, Nek"
"Baik baik sama Anna ya, dia itu agak keras kepala anaknya" ucap Nenekku.
"Nenek, Anna dengar loh" kataku.
"Haha iya, Nek" jawab Virgo.

Aku meninggalkan Virgo dan Nenekku diruang tamu. Tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Aku saat itu pergi untuk mandi karena dari sepulang sekolah, aku memakai seragam saat dirumah Virgo.

Setelah itu, aku kembali berkumpul diruang tamu.
"Tebak nenek kamu ngasi aku apa?" katanya. "Apa memangnya?"
"Tebak dulu"
"Petuah?"
"Ya, itu sudah pasti"
"Sudah ketebakkan, apa kata Nenek?" tanyaku.
"Disuruh cepat nikahin cucunya" jawabnya.
"Ah mana ada haha" kataku.

"Ini siapa ya imut banget" kata Virgo.
Virgo memperlihatkanku dua buah foto yang dia pegang ditangannya, itu fotoku. Rupanya nenek yang memberikannya. Agar kalian bisa membayangan, jadi akan aku beritahu. Fotoku yang dia bawa itu ketika aku masih kecil, menggunakan rok balet berwarna putih, dan memakai topi kupu kupu berwarna putih juga. Difoto itu usiaku masih sekitar tiga tahunan.

"Balikin Vir" kataku.
"Eh gak bisa, ini kan punyaku sekarang"
"Kamu mau ambil?"
"Iya, kan dikasi Nenek kamu"
"Ih jangan, aku tadi gak ada ambil foto kamu" "Foto aku gak usah diambil, aku aja yang ambil foto kamu"
"Mau dipakai apa coba?"
"Penangkal hantu"
"Ihhhhh!" teriakku.
"Haha ya dipajang dikamar"
"Jangan dipelet ya!" kataku.
"Aku pelet ah biar Anna cinta aku"
"Gak usah, memang udah cinta" kataku tersenyum.

Pena WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang