Pagi ini aku diajak pergi ke salah satu pantai yang berada di luar kota dengan Virgo. Waktu itu kami kesana menggunakan motor, nekat sekali kami berdua. Letak pantai itu memang cukup jauh dari pusat kota, perjalanan kesana pun menempuh sekitar dua jam lamanya. Kata Virgo pantai yang akan kami kunjungi sekarang ini airnya jernih dan pemandangannya yang bagus.
Kami sempat tersesat menuju pantai karena bingung oleh banyaknya jalan jalan kecil yang bercabang, awalnya melewati hutan tapi akhirnya perjalanan kami terbayar setelah sampai di pantai yang kami tuju. Memang benar, pemandangannya sangat indah. Ini surga, aku serasa berada di Raja Ampat saat itu haha.
"Bagus banget" kataku kagum.
"Iya, makanya aku ajak kamu kesini"
"Tapi kayaknya kita gak bisa berenang deh Vir, ombaknya tinggi"
"Ya gak apa apa, main main aja dipinggir"
"Seharusnya kita ngajak teman kesini biar ramai"
"Berdua aja kan bagus"
"Bagus apanya, sepi"
"Ya bagus, serasa bulan madu"
"Haha nikah aja belum"
"Iya, kan nanti"
"Nantinya kapan?" kutanya.
"Kalau sudah sukses" jawabnya tersenyum.Di pantai kami hanya berdua, aku yakin pantai ini tak ada yang mendatangi karena jalannya yang kecil dan susah diakses kemudian tempatnya jauh tentunya, bayangkan saja ini diujung.
Saat aku menginjakkan kaki di pantai itu, aku membuat nama ku "Anna" diatas pasir, disambung dengan tulisan "Aku Sayang Kamu" yang dibuat oleh Virgo.
"Haha kamu ngapain sih?"
"Supaya kayak difilm, nulis kayak ginian di pasir pantai"
"Aku sayang kamu?"
Kataku saat itu yang sedang membaca tulisan yang dibuat Virgo diatas pasir."Iya, aku juga" balasnya.
"Aku lagi baca tulisannya"
"Tapi benar sayang kan?"
"Ya benar sih haha"
"Sayang sampai mati ya?"
"Tergantung"
"Kok tergantung?""Aku bakal sayang terus sama kamu, asalkan kamu gak nyakitin aku nantinya" jawabku.
"Gak akan kok Na, aku janji" jawabnya.
"Aku juga bakal susah kalau harus ngelepasin kamu" katanya.
"Intinya kamu gak boleh ningalin aku ya Na"
"Iya, Vir"
Aku tersenyum dan memegang pundaknya.Kami berada disana dari pukul 9 pagi hingga 4 sore, ada saja yang kami lakukan, entah berfoto, bermain air, atau bercerita. Jika aku dengan Virgo, waktu tak pernah cukup rasanya selalu kekurangan, ingin selalu sama sama kapanpun.
"Eh aku mau tanya nih" kataku.
"Tanya apa?"
"Waktu study tour kenapa kamu mau nolongin aku waktu pingsan?"
"Karena kasihan"
"Oh kasihan""Bercanda, aku gak tega liatnya, eh waktu itu kamu gak pakai baju dalam ya?" tanyanya.
"Jangan ditanya" jawabku.
"Lain kali jangan gitu ya, kalau dilihat cowok cowok lain bahaya nanti haha" katanya sambil menahan tawa.
"Jangan dibahas lagi Vir, aku malu"
"Haha ya udah gak jadi"
Aku menyesal bertanya, kalau diingat kembali, aku malu, waktu itu karena sakit jadi aku melepas dalaman yang aku gunakan, jadi hanya menggunakan luaran sweater saja. Ah sudahlah, sudah terlanjur juga.
Setelah bosan, akhirnya kami memutuskan untuk pulang, dijalan aku sempat tertidur sambil berboncengan karena lelah, aku menyenderkan kepalaku dibahunya, tapi tiba tiba Virgo membangunkanku, jadi akan ku ceritakan sedikit tentang moment dimana aku dan Virgo terkena kesialan saat perjalanan pulang hari itu.
"Anna coba bagun sebentar Na" katanya.
"Iya?" jawabku.
"Kayaknya didepan ada razia"
"Razia?"
"Iya, coba deh kamu perhatiin didepan sana" jawabnya sembari menunjuk.
"Terus kenapa?"
"Aku kan belum punya SIM" jawabnya santai.Demi tuhan, Virgo ini kenapa berani sekali mengajakku pergi jauh jauh tapi dia sendiri tidak punya SIM. Dia tak bilang padaku sebelumnya.
"Terus sekarang gimana?" tanyaku.
"Kamu bawa SIM kan?"
"Ya bawa sih"
"Nah kalau gitu kamu yang bonceng aku, terus lewatin razianya itu" katanya.
"Aku yang bonceng kamu gitu?"
"Iya, kamu yang bonceng aku" jelasnya.
"Kan aneh Vir, pasti ketahuan nanti"
"Udah bonceng aja" katanya.Kemudian kami di stop oleh polisi yang sedang melakukan razia dijalan itu, aku pun turun dan memberikan SIM maupun STNKnya. "Kenapa gak kamu yang bonceng?" tanya polisi kepada Virgo.
"Iya, lagi buru buru pak, jadi saya suruh kakak saya" jawabnya.
"Ini kakak kamu?"
"Iya, Pak."Dasar si Virgo ini. Sekarang aku diakui kakak olehnya, sebelum sebelumnya, aku diakui adik, jelas saja polisi bertanya, dimana mana laki laki yang membonceng perempuan, ketahuan sekali kami bertukar posisi. Untungnya, kami berhasil lolos dari razia saat itu.
Setelah jauh dari razia, kami bertukar posisi lagi, jadi Virgo yang memboncengku pulang sampai dirumah. Dijalan kami tertawa mengingat ulang kejadian yang baru saja kami alami. Begitulah asal kamu tahu, saat berpacaran dengan Virgo banyak sekali hal hal konyol yang pernah aku lakukan karena dia.
"Haha lolos kan?" katanya.
"Iya sih lolos tapi takut juga haha"
"Gak apa apa, pengalaman"
"Pengalaman konyol yang ada"
"Nah itu bagus"
"Bagus apanya?"
"Bagus karena pasti bakal kamu ingat terus, otomatis keingat aku juga nantinya"Benar juga yang Virgo katakan, aku tak bisa melupakan hari itu, memang cukup melelahkan, tapi juga sangat menyenangkan, aku yakin kenangan ini tak bisa terhapus dalam ingatanku karena saking konyolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Waktu
RomancePena yang ku gunakan untuk mencatat semua kenangan suka maupun duka yang ku alami di masa putih abu Aku beri nama dengan . . . "PENA WAKTU" Karena dia lah yang bertugas menulis seluruh kenangan waktu dan mengukir semua kisah masalaluku diatas lembar...