Putus Dari Kevin

1.1K 25 1
                                    

Sepulang dari sekolah, aku ketemuan dengan pacarku, Kevin. Dia mengajakku bertemu disebuah rumah makan di daerah Jakarta yang tidak jauh dari sekolahku. Katanya sedang rindu, maklum saja kita memang jarang bertemu. Aku waktu itu datang masih menggunakan seragam sekolah karena baru pulang, dan langsung saja menemuinya.

"Baru pulang ya Na?" kata Kevin.
"Iya nih." jawabku.
"Udah berapa lama ya kita gak ketemu?"
"Lama banget sih Vin, sampai lupa haha"
"Kamu nya sibuk"
"Iya, sekarang udah gak kok" jawabku tersenyum.

Nah, kebetulan juga saat itu aku bertemu dengan Ayahku disana. Ayah sedang bersama dengan seorang perempuan, aku tak mengenalinya, tapi "Mungkin saja itu karyawan barunya", pikirku. Tampaknya Ayahku juga sedang makan siang disana. Dan dia menghampiriku saat bersama dengan Kevin "Aduh, sekarang tiba ajalku" pikirku.

"Anna, kok disini?" tanya Ayahku.
"Iya lagi makan, Yah hehe" kataku.
"Halo Om, saya Kevin temannya Anna"
"Iya."

Aku tersenyum paksa. Rasanya waktu itu bingung harus bersikap bagaimana, agak canggung dan takut ketahuan Ayah, tentunya grogi juga.

"Ya sudah Ayah duluan ya"
"Iya hati hati, Yah"
"Jangan kemana mana lagi, habis makan langsung pulang" kata Ayah.
"Iya, Yah" kataku.

Tapi karena aku tahu bahwa Ayahku selalu pulang kerja malam, jadi aku tetap pergi dengan Kevin. Lagian aku juga jarang pergi selama ini. Kamu tahu kan backstreet? Aku dan Kevin tidak bisa leluasa pergi seperti orang yang berpacaran pada umumnya, rasanya hampir sama seperti LDR (Long Distance Relationship), sungguh tak berbeda sedikitpun.

***

Kemudian aku dihantar pulang oleh Kevin, aku pulang pukul 8 malam karena setelah makan, aku diajak pergi kepantai, belanja dan karaoke, intinya menghabiskan waktu seharian.

Ketika sampai dirumah, aku dengan santainya masuk kedalam rumah, aku kira Ayah belum datang dari kerja. Tapi dugaanku ternyata salah, rupanya Ayahku sedang duduk membaca koran diruang tamu.

"Baru pulang Na?" tanya Ayah.
"Eh iya, Yah" kataku, "Habis kerja kelompok tadi sama teman teman hehe"
"Terus dihantar sama cowok tadi?"
"Iya." kataku.
"Kevin itu pacarmu kan?"
"Eh bukan Yah, dia teman"
"Dia pacarmu, Ayah tahu"
"Ayah tahu dari mana?"
"Dari Mama mu"
Aku diam.

Mamaku itu, kenapa sih dia tidak suka melihat anaknya senang sedikit. Padahal sejak aku pacaran dengan Kevin, aku meminta agar Mama jangan bilang ke Ayah. Memang sih Mama mengijinkanku pacaran, tapi jika sudah urusan berbeda keyakinan, sepertinya Mama juga agak sulit untuk merestui.

"Kamu boleh pacaran tapi jujur sama Ayah, jangan diam diam"

"Maaf Yah, Anna takut bilang ke Ayah soalnya aku dan Kevin itu beda agama"

"Beda agama?"
"Iya, Yah"
Ayahku diam.
"Ya sudah, jalanin saja dulu" katanya.
"Gak apa apa, Yah?"
"Tapi Ayah kasi kamu waktu, pelan pelan buat putusin Kevin"
Aku diam.

Benar dugaan ku, Ayah pasti tidak akan setuju. Aku menyesal sudah berkata jujur ke Ayah, berharap agar hubunganku dan Kevin direstui.

Ya, akhirnya aku memikirkan bagaimana keputusan yang sebaiknya aku ambil. Aku memilih untuk memutuskan Kevin. Meski diberi waktu oleh Ayah, tapi bagiku sebaiknya diakhiri sekarang juga, dari pada nanti semakin banyak kenangan bersamanya, toh akhirnya kita sudah tidak mendapat restu dari orang tua.

***

Beberapa hari kemudian, aku meminta untuk bertemu dengan Kevin pagi harinya, dan dia datang ke sekolahku. Kami bertemu dibelakang sekolah. Kemarin nya, aku sudah sempat bilang ingin putus, dan sudah aku ceritakan secara detail juga apa masalahnya lewat chat. Untungnya dia mengerti. Saat itu juga aku langsung minta putus dengannya.

"Kevin, kita putus ya" kataku.
"Iya Na"
"Aku minta maaf"
"Gak apa apa Na, aku ngerti kok"

"Maaf karena aku jujur ke Ayah, jadi kita disuruh putus"

"Sebenarnya Mamaku juga sempat nyuruh aku mutusin kamu, tapi aku gak bilang ke kamu Na, takut kamu nanti sakit hati, jadi aku nunggu supaya kamu yang bilang duluan ke aku. Aku udah tahu kalau hubungan kita gak bakal bisa dilanjutin, orang tua kamu gak setuju, orang tuaku juga."

Aku diam.
"Semangat ya Anna, tapi kita masih tetap bisa saling komunikasi kan"
Dia tersenyum.
"Iya" kataku.
Dia memelukku.
Aku menangis, sedih sekali rasanya.

Hubunganku dan Kevin yang sudah berjalan dua tahun lamanya, dan sekarang terpaksa harus berakhir. Kevin memelukku, lalu dia pamit untuk pulang. Aku kembali kedalam kelas dengan mata yang sembab.
"Anna kenapa?" tanya Trisha.
"Gak apa apa" kataku.
"Cerita dong"
Aku diam.
"Ya sudah kalau nanti mau cerita, bilang ke aku ya?"
Aku mengangguk.

Tentu saja aku ceritakan pada Trisha saat sepulang sekolah, dia bilang padaku bahwa dia juga sempat menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda keyakinan, dan akhir dari hubungan mereka sama sepertiku, kandas ditengah jalan.

Setelah itu, aku pergi kerumah Clara, aku bilang kalau aku sudah putus dari Kevin, tentu saja dia kaget.
"Ayahmu yang suruh putus Na?" tanya Clara.
"Iya."
"Terus Kevin bilang apa?"

"Dia jawab iya" kataku tertunduk.
"Dia sudah tahu kalau hubungan kita akhirnya akan seperti ini" sambungku.

"Padahal dia anaknya baik Na"
"Baik banget" kataku.
"Mungkin belum jodoh Na, setidaknya dia masih selalu komunikasi dan temenan kan sama kamu" jawab Clara.
"Gak tahu Ra, masih sedih" kataku.
Aku menangis, Clara memelukku.

Tapi sejak putus dari Kevin, memang benar kami tetap menjadi teman, sesekali juga bertukar kabar dengannya. Aku tidak menghapus kontaknya, kami masih berteman disosial media sampai sekarang. Dia juga sempat bilang ke aku kalau dia akan pindah ke Surabaya, karena akan tinggal dengan Kakaknya disana.

Kevin : "Apa kabar Anna?"
Anna : "Baik Vin, kamu apa kabar?"
Kevin : "Sama Na, gimana sekolahnya lancar?"
Anna : "Lancar kok, kamu?
Kevin : "Ya masih canggung, aku sekolah disini jadi murid baru kan Na"
Anna : "Nanti juga terbiasa Vin, semangat ya"

Ya, kurang lebih seperti itu percakapan yang biasanya kami bahas. Memang tidak setiap hari, karena kita juga sudah putus. Tapi tidak ada salahnya juga kan kami sama sama menjaga silahturahmi.

Pena WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang