Sejak aku masuk ke Universitas, penampilanku bisa dibilang berubah. Rambutku tak lagi pirang seperti waktu SMA, seketika berubah warna menjadi hitam karena ditegur oleh seniorku. Kemudian cara berpakaian juga, selalu menggunakan pakaian berkerah, lengan panjang, dan celana panjang ketika kekampus, karena menjadi mahasiswa disini dituntut untuk disiplin, jadi aku harus menerapkan semua aturan.
"Berubah hitam tuh rambut haha" kata Deva tertawa.
"Diem deh"
"Jelek kamu Na"Aku menatapnya tajam. Jangan heran, Deva itu memang tidak pernah memujiku sama sekali, yang ada dia selalu menindasku.
"Beneran, lebih bagus rambut pirang"
"Iya, nanti kalau sudah semester atas" kataku.
"Ah baru jadi maba, sok alim"
"Berisik" kataku.
"Nanti juga brandal lagi" katanya.Benar sih. Memang awal menjadi mahasiswa baru saja aku mentaati segala aturan, setelah nanti masuk ke semester atas, mulai lagi seenaknya. Deva itu sekarang menjadi temanku, lumayan dekat, bisa dibilang seperti sahabat iya, saudara juga iya.
( Deva )
Terkadang aku beruntung punya teman seperti dia, karena sekalipun aku marah padanya dan mengomelinya habis habisan, dia tak pernah memasukan perkataanku kedalam hati. Tapi terkadang juga tidak, dia itu menjengkelkan dan cueknya bukan main, anehnya aku tahan berteman dengannya sampai saat ini.
***
Pernah waktu itu aku berulang tahun yang ke dua puluh. Teman dekatku dikampus, Selvi dan Amanda membuat sebuah video ucapan. Saat itu aku menangis karena dikerjai oleh mereka, dan diputarlah semua video dari teman sekelasku dikampus, dan sahabat sahabatku Bianca, Clara dan Trisha, termasuk Deva.
Wish dari ketiga sahabatku isinya hampir sama "Happy Birthday Anna, semoga gak jomblo lagi", kecuali Deva.
Kurang lebih waktu itu aku ingat sekali bahwa Deva mengucapkan harapan seperti ini:
"Halo Anna, Selamat Ulang Tahun yang ke berapa? Aku gak tahu ini ultah kamu yang keberapa, selamat tua! tapi yang jelas aku berharap yang tebaik, semoga moody nya hilang, sehat selalu, panjang umur, terus yang terpenting kamu bisa buka hati dan percaya sama orang lain ya? Kadonya nyusul, kasi tahu aja kapan kamu dirumah, nanti aku bawain"
Seperti itu ucapannya. "Sialan manusia ini, teman macam apa yang tidak ingat dengan umur temannya sendiri" pikirku. Tapi ketika aku mendengarnya, aku merasa beruntung karena ternyata selama ini teman temanku sangat peduli denganku.
***
Waktu itu juga ketika hari Valentine, aku bilang padanya untuk memberiku bunga. Tapi aku hanya bercanda, sungguh. Dia benar membelikanku bunga haha, mungkin dia kasihan pada temannya ini yang tak punya pacar dihari kasih sayang.
Deva : "Eh Na aku udah pesanin bunga ya buat kamu"
Anna : "Bunga apa?"
Deva : "Bunga buat dihari Valentine nanti"
Anna : "Gak usahhh"
Deva : "Udah dipesan Na"
Anna : "Ya sudah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Waktu
RomancePena yang ku gunakan untuk mencatat semua kenangan suka maupun duka yang ku alami di masa putih abu Aku beri nama dengan . . . "PENA WAKTU" Karena dia lah yang bertugas menulis seluruh kenangan waktu dan mengukir semua kisah masalaluku diatas lembar...