Semua siswa siswi angkatan XII mencorat coret baju putih abu teman mereka dengan nama atau tanda tangan. Ya, bukan hanya sekolahku saja, corat coret dihari kelulusan memang sudah menjadi tradisi untuk anak kelas XII diseluruh SMA manapun. "Sekarang aku bebas!" pikirku.
Aku berjalan dilobby menuju kelas pagi itu, sekolah masih tampak sepi karena masih pukul 06.30, aku sengaja datang pagi karena sudah janjian dengan Trisha kemarin malam.
"Anna?"
Panggil seseorang saat aku berjalan di lobby sekolah, aku pun membalikan badan menuju sumber suara, rupanya itu Deva.
"Eh Deva, kenapa?" tanyaku.
"Kok gak bilang kalau kamu ikut tes di UI?" katanya.
"Iya, sekarang udah tahu sendiri kan?"
"Cari jurusan apa disana Na?"
"Masih bingung sih tapi ingin masuk Psikologi"
"Wah bagus itu""Iya, supaya bisa ngobatin kejiwaanku sendiri Dev haha" kataku tertawa.
"Haha kamu bisa aja, semoga kamu diterima ya, giat terus belajarnya, semangat juga buat tes nya bulan depan"
"Pasti dong, makasi Dev, kamu juga ya"
"Iya sukses terus Na, jangan pernah putus asa meski banyak cobaan yang berat kamu jalanin, aku yakin kamu anaknya kuat"
Katanya sambil menepuk pundakku."Amin, thank you Deva" jawabku sambil tersenyum.
***
Beberapa jam kemudian . . .Ketika aku dan Indah pergi kekantin, kami berpapasan dengan Virgo yang saat itu sedang bersama dengan Mawar, Virgo pun menghampiri kami.
"Indah? lihat Adit gak?" tanya Virgo ke Indah. "Ada dikelas tuh"
"Oke makasi"
"Eh Vir mumpung ketemu, tanda tanganin dulu bajuku" ucap Indah.
"Eh aku duluan ke kelas ya Ndah" kataku.
"Anna gak mau bajunya ditanda tanganin sama Virgo? damai dong udah kelulusan nih, masak masih diem dieman gitu" kata Indah."Aku tanda tanganin ya Na?" kata Virgo.
"Emang aku ngijinin?" jawabku ketus.
Virgo spontan saja membalikan badanku dan menandatangi punggung bajuku saat itu, aku tak bisa bilang apa apa lagi.
"Nihhh" katanya.
Dia memberiku spidol berwarna biru, mengisyaratkanku untuk menandatangani baju yang dia pakai, karena masih kesal, jadi ku penuhi saja bagian belakang bajunya dengan tanda tangan dan namaku.
"Udah ya" kataku.
"Na . . ." panggil Virgo.
Sepertinya dia ingin bicara tapi saat itu tanpa pikir panjang aku segera meninggalkannya dan kembali kekelas mencari Trisha. Dikelas setelah puas berfoto foto dengan Trisha, tak lama kemudian Virgo datang menghampiriku.
"Anna fotoan yuk?" ajaknya.
"Apa?" tanyaku.
"Fotoan" jawabnya."Sha?"
Aku melihat kearah Trisha, mengisyaratkan untuk meminta ijin padanya."Ya udah sana gak apa apa"
Trisha menjawab sambil menganggukkan kepalanya.Setelah berfoto dengannya, aku rasa memang Virgo ingin bicara basa basi denganku, banyak sekali pertanyaan yang dilontarkannya.
"Udah lama ya kita gak komunikasi Na"
Kalimat yang dia katakan itu sontak membuat aku bingung harus meresponnya bagaimana.
"Ah? oh iya" jawabku bingung.
"Kamu rencananya cari PTN apa?" tanyanya.
"UI" jawabku.
"Oh gitu baguslah"
"Iya."
"Keluarga dirumah sehat?"
"Sehat kok"
"Oh ya, sejak kapan kamu pakai softlens?"
Aku diam, tepatnya bingung.Demi apa, seperti tak ada topik yang lain saja untuk dibicarakan, sampai hal yang tak penting pun dia tanyakan padaku. Ku lihat dari jauh Trisha memperhatikanku, aku tahu dia sedang mengawasi gerak gerik Virgo saat itu.
"Eh udah dulu ya Vir, aku mau cari temanku ke lobby" kataku agar bisa mengakhiri percakapan.
"Nanti kamu balik lagi kan kekelas?"
"Gak tahu" kataku.Kemudian aku pergi ke Lobby sekolah, memang benar aku sedang mencari Clara. Ah anak itu susah sekali dicari, tak bertemu dengan Clara, berpapasan dengan Deva pun jadi.
"Stop stop bro" kata Deva.
"Nah kebetulan ketemu lagi, kita foto foto dulu" kataku.
"Tanda tanganin dulu dong bajuku Na"
"Pasti lah"Belum sempat mengambil spidol untuk segera menandatangani baju Deva, Virgo datang menghampiri kami.
"Eh Deva" sapa Virgo.
"Kenapa dia kesini lagi" pikirku.
"Anna, kita fotoan bertiga gimana?" tambahnya lagi.
"Bertiga?" tanyaku.
"Boleh boleh" jawab Deva setuju.Dengan terpaksa, kamera yang sedang ku bawa, aku serahkan pada salah satu teman dan menyuruhnya untuk memfoto kami saat itu.
(Anna, Deva, Virgo)
"Va, temanmu sombong sekarang" kata Virgo. "Siapa?" tanya Deva.
"Nih si Anna"
"Aku?" tanyaku bingung.
"Iya susah didekatin, menghindar terus" kata Virgo."Anna kan gak enakan anaknya, lagian kamu udah punya pacar, ya jelas dia menghindar karena takut orang lain nanti mikir yang tidak tidak" jelas Deva.
Aku tak menjawab, apa sih yang dia mau setelah bicara seperti itu. Seolah olah aku disini yang salah, padahal aku bersikap seperti itu karena ada alasannya, aku tak mau dibilang ganjen atau disindir atau menjadi topik pembicaraan oleh teman sekelas.
Lagian benar yang dikatakan Deva, dia sudah punya pacar, untuk apa aku dekat lagi dengannya, yang ada malah jadi bahan omongan anak anak di kelas. Aku juga sudah malas berurusan dengan Virgo, bagaimana tidak, dia terlalu banyak berbohong dan mengecewakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Waktu
RomancePena yang ku gunakan untuk mencatat semua kenangan suka maupun duka yang ku alami di masa putih abu Aku beri nama dengan . . . "PENA WAKTU" Karena dia lah yang bertugas menulis seluruh kenangan waktu dan mengukir semua kisah masalaluku diatas lembar...