Jadian "10 November"

567 19 0
                                    

Hari itu adalah tanggal 10 November. Aku duduk sendirian didepan kelas. Sedangkan Trisha, dia sedang sibuk mengurus absensi kelas. Sebenarnya saat itu aku sedang menunggu Virgo, katanya dia sedang ada rapat OSIS. Jadi aku hanya diam menunggunya sambil mendengarkan musik dari handphoneku.

"Anna lagi nunggu siapa?" tanya Galang.
"Nungguin Trisha" jawabku.
"Bukan nunggu Virgo?"
"Anna nunggu Virgo pasti" kata Winda.

Aku tidak menjawab, rasanya sudah ketebak oleh teman temanku, meski aku berbohong. Saat itu aku menunggunya agak lama tapi akhirnya Virgo datang.

"Anna maaf ya aku lama" katanya.
"Oh iya, gak apa apa"
"Ditungguin tuh Vir dari tadi" kata temanku.
"Oh iya nih haha tadi aku rapat" jawabnya "Duduk dibelakang yuk Na?" ajaknya.
"Ya udah, ayo" jawabku.

Aku diam, agak canggung rasanya. Dia terus melihat kearahku, lalu merangkulku, tak disangka kemudian dia mengatakan perasaanya secara langsung padaku saat kami duduk dibelakang kelas. Tanpa pikir panjang tentu saja aku menerimanya.

"Anna, kamu mau jadi pacarku?" tanya Virgo.
"Apa?"
"Mau jadi pacarku?" jelasnya lagi.
"Haha jangan bercanda Vir"
"Loh kok bercanda, aku serius"
"Mau gak ya?" kataku malu malu.
"Yah kalau gak mau, gak apa apa tapi aku sakit hati loh"
"Mau deh" jawabku tersenyum.
"Yes! Sekarang kita resmi pacaran ya?"
"Iya."
Lalu dia memelukku erat sekali. Aku terkejut, ya tuhan Virgo memelukku!

Ya. Tanggal 10 November adalah hari jadiku dengan Virgo. Jaman ku waktu itu tak ada bunga atau dinner untuk menyatakan perasaan pada orang yang kita suka, kami mengalir begitu saja, berbeda dengan remaja jaman sekarang, ketika menembak gebetannya bisa menghabiskan budget hampir 500 ribu.

***

Sepulang sekolah seperti biasa aku pergi ke kantin lalu aku bilang ke Trisha kalau aku sudah ditembak Virgo tadi saat dikelas.
"Ih udah jadian nih?" tanyanya.
"Udah" jawabku.
"Oh pantas saja senyum senyum"
"Siapa?" kutanya.
"Ya, kamu Na"
"Oh aku haha"
"Traktiranya mana?" tanya Trisha.
"Ambil aja apa yang kamu mau"
"Wih kalau kayak gini kan enak, jadi mak comblang terus ah"
"Haha udah sana pesan dulu"

Ya, saat itu aku langsung mentraktir Trisha makan, makan apapun yang dia mau.

Sungguh, aku tidak bisa berhenti tersenyum. Rasanya gigiku hampir kering karena dari tadi tanpa disadari, aku memang terus tersenyum.

***

Kemudian beberapa minggunya adalah hari dimana pembagian raport. Wali kelasku membacakan siapa saja nama nama siswa yang masuk kedalam daftar peringkat 10 besar dikelas.

"Juara satu dikelas XI IPA 2 adalah Trisha Deandra" kata wali kelas.
"Apa? Aku?" Tanya Trisha padaku.
"Iya Sha, kamu" jawabku.
"Ih kok bisa aku?"
"Ya sudah, jangan banyak tanya, kamu udah ranking satu" kataku.

Wah aku senang sekali, sahabatku Trisha akhirnya mendapat ranking satu. Dan waktu itu aku mendapat ranking 4.
"Peringkat 4 dikelas adalah Claudiana Putri"
"Na, kamu peringkat 4!"
"Syukurlah" kataku.
"Selamat Anna" kata Virgo.
"Iya makasi" jawabku tersenyum.

Ya, setidaknya aku ada perkembangan dari sebelum sebelumnya. Sampai dirumah akan ku ceritakan pada Mama, agar dia tahu bahwa anak gadisnya ini juga cukup pintar, tak kalah dengan kakakku Brandon.

Saat sampai dirumah, aku langsung menemui Mamaku dikamarnya, tampaknya dia sedang mengerjakan sesuatu dilaptopnya. Tapi langsung saja masuk kedalam kamarnya.
"Mama tebak dong Anna dapat ranking berapa" kataku tersenyum sambil memegang raport.

"Empat puluh lima" jawab Mamaku.
"Ih murid dikelas cuma 42 Ma!"
"Empat puluh berarti"
"Ma, Anna gak bodoh banget" kataku kesal.

Mamaku diam, dia tak merespon apa yang ku katakan, dan tetap fokus dengan laptopnya.

"Tebak dong Ma" kataku.
"Anna, kamu lihat dong Mama lagi sibuk ini" "Anna ranking empat" ucapku.
"Iya, kan Mama udah bilang tadi"
"Mama bilangnya empat puluh"
Mamaku diam.
"Ah Mama gak asik" kataku.
"Anna mau pergi aja deh"
Aku pun keluar dari kamarnya.
"Ya sudah sana, biar kamu gak gangguin Mama" teriaknya.

***

Kebetulan malam harinya, aku memang diajak pergi dengan Virgo, katanya dia ingin mengajakku dinner malam ini, aku juga sudah bilang ke Mama akan pegi dengan pacarku, dan sudah diijinkan. Virgo sempat bertanya padaku waktu itu, saat kami makan disebuah Café.

"Kamu kenapa bisa suka sama aku?" tanyanya.
"Gak tahu, suka aja, terus kamu kenapa suka sama aku?"
"Aku udah suka sama kamu dari kelas satu makanya aku sering gangguin kamu tiap hari"
"Beneran?"
"Iya, tapi kamu gak peka"
"Gimana mau peka, kamunya selalu buat kesal"
"Gitu caranya buat cari perhatian dari kamu"
"Haha bisa aja" kataku.

"Tapi kamu kan punya pacar waktu itu, terus kenapa putus?" sambungku.
"Aku gak bahagia sama dia, capek diselingkuhin" katanya.
"Oh maaf, gak maksud ngingetin"
"Gak apa apa, yang penting kan aku sekarang pacarannya sama kamu jadi udah bahagia deh"

Aku menatapnya dan tersenyum, tiba tiba saja dia mencium pipiku, bisa ku pastikan wajahku memerah saat itu juga, ketika perjalanan pulang ke rumah, aku tak berhenti tersenyum dijalan, orang orang pasti melihatku dengan tatapan aneh. Sudah ku pastikan malam ini aku tak akan bisa tidur karena terlalu kesenangan.

Singkat saja, selama berpacaran kami memang selalu menghabiskan waktu sepulang sekolah seperti pergi makan, bercerita bersama didalam kelas yang telah sepi karena semua siswa sudah pulang, atau pergi menonton film.

Pena WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang