Bab 24

52 6 0
                                    

Cindy Margaretha POV

Ketika Vela jatuh ke lantai dua, Alex segera menarik tubuh Ria kuat-kuat dan menamparnya tiga kali berturut-turut.

Aku tau, kalau melawan cewek itu rasanya kecele banget bagi seorang cowok. Tapi menurutku, Ria tidak pantas disebut sebagai "seorang cewek". Dia lebih pantas disebut sebagai "seorang cewek dengan otaknya yang terganggu".

Dan kami semua hanya bisa melihat Alex dengan takjub.

"Ila, telepon nyokap lo dan suruh nyokap lo dan temen-temennya itu dateng ke sini. Send location," kata Nita tegang. "Gue juga bakal telepon nyokap gue."

Aku melihat Kila mengangguk cepat dan segera menelepon mamanya. Begitu pula dengan Nita.

"Setelah lo ngirim surat kaleng ke Vela tahun lalu, lo masih berani ngelakuin hal ini ke Vela?!" bentak Alex marah. "Lo jangan macem-macem sama gue!"

Ria hanya tersenyum manis. "Aduh, Lex. Lo segitu khawatirnya sama Vela. Dia ga akan kenapa-napa kok. Paling-paling, dia cuma gegar otak..."

Sebuah tamparan kembali mendarat mulus pada pipi Ria dan kami hanya bisa terperangah.

"Sekali lagi lo ngomong yang nggak-nggak tentang Vela, gue ga akan segan buat..."

"Emang lo mau ngapain gue?" tanya Ria sinis. "Lo ga akan berani kan sama gue? Kalo lo lawan gue, bisa-bisa lo diejek kalo lo itu cuma beraninya sama cewek doang!"

"Sama cowok aja berani, apalagi sama cewek, bego!" seruku jengkel. "Ga ngotak ya lo!"

Ria hanya tersenyum tipis. "Kalian itu mau ngabulin permintaan gue kan?" tanya Ria dengan senyumnya yang mematikan.

Kami semua mematung mendengar ucapan Ria.

"Maksud lo?" tanya Nita.

"Lo semua...mau ngabulin permintaan gue ga?" tanya Ria.

Kami semua saling berpandangan satu dengan yang lain, dan pada akhirnya, pandanganku jatuh pada Kila, si Penilik dan si Saiton sekolah.

"Apa permintaan lo? Kita akan berbuat seolah-olah permintaan lo itu terkabulkan," kata Kila datar.

Widih. To the point banget nih si Saiton! Dia mencantumkan kata "seolah-olah" pada kalimatnya tadi, pertanda (sepertinya) Ria sudah mengetahui rencana kami.

Yeah, rencana kami kan memang membuat seolah-olah keinginan Ria itu terkabul. Semua rencana kami itu atas sepengetahuan dari orangtua yang terlibat.

"Gue mau, lo semua bunuh nyokapnya Vela. Itu aja," kata Ria dengan nada dingin sambil menyeringai pada kami ala psikopat kelas berat.

"Oh, silakan. Saya tidak akan mengelak."

Kami semua menatap kerumunan yang baru saja datang. Yang baru saja berbicara, sudah pasti mamanya Vela.

"Hai, anak-anak, sepertinya, malam ini akan menjadi malam yang panjang ya," kata mamanya Vela dingin sambil tersenyum tipis.



390 words

sori yaaa di bab ini emang pendek. fast update soalnya :)

ini tuh emang dikit, tapi bermakna banget. kenapa? soalnya ada orangtua yang nongol hehe

nah, seperti biasa

jangan lupa follow yaaa

vote juga! comment juga!

jangan lupa juga buat follow insta dan facebook CHAVERALIVENA yaaa

sekian dari bab 24

fast update


salam dari tante Yuni yang dingin pake banget


bab 25 is coming soon...

{#MGF2} My Girl Friend is Psycho--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang