Bab 40

65 6 0
                                    

Nita Levela POV

"Surat tergoblok yang pernah gue dapet."

Satu kalimat yang sempat terlintas di pikiranku, namun terlontar oleh Kila. Kurasa, Kila memang suka nge-goblok-goblok-in orang. Tapi, bukan itu yang paling penting. Kila benar. Ini surat yang paling...PARAH BANGET!

Mau tau isi suratnya?

Keluarkan kami dari penjara, maka kalian akan selamat. Kalau tidak, generasi satu hingga dua tahun di bawah kalian akan menjadi korbannya.

Kata-kata itu diulang secara terus-menerus dari lembar pertama hingga yang ketiga. Tidak kreatif, memang. Tapi hal ini membuktikan beberapa hal.

Ria dan Shandra masih bisa melakukan apa saja pada kami, jika kami tidak membebaskannya. Bukan hanya kepada kami, tapi kepada generasi di bawah kami, yang berarti para adik dari kami semua. Vela dan Kila memiliki adik yang seumuran. Tama juga memiliki adik setahun di bawah kami (namanya Gama kalau tidak salah). Sedangkan aku, Frankie, Alex, Nando, dan Nita tidak memiliki adik.

"Maksudnya, mereka itu ngancem kita ya?" tanya Nando.

"Masih nanya?" tanya Vela sinis. "Udah jelas-jelas suratnya begitu."

"Ya udah. Mau gimana lagi?" tanya Cindy pasrah. "Bebasin aja mereka."

"GA SEGAMPANG ITU, CUY!" teriakku berang.

"Iya! Bener tuh! Ga segampang itu, tau?!" tanya Alex berapi-api. "Bunuh gue dulu baru bebasin mereka!"

"Lah, lo kan udah mati," kata Frankie mengingatkanku pada Tama, yang waktu dulu juga pernah berkata hal yang mirip dengan Frankie. "Gimana mau ngebebasin mereka?"

"Ya itu tandanya ga mungkin, cuy!" seru Alex jengkel. "Pokoknya gue ga sudi kalo disuruh ngebebasin mereka seenak jidat! Bokap gue juga pasti ga akan setuju..."

"Setuju kok," sahut Vela agak kering sambil tersenyum terpaksa. "Pasti setuju. Apapun yang mamanya Ria lakukan, akan menarik perhatian papamu begitu saja. Lagipula, papamu itu pernah jatuh ke dalam perangkapnya Shandra. Sering, malah. Gara-gara kecerobohan papamu itu, dan kelicikan mamanya Ria itu, mamaku jadi kena masalah. Jadi intinya sih, bisa aja Shandra melakukan apapun supaya papamu itu membebaskan dirinya dengan Ria."

Semuanya hening mendengar penjelasan Vela yang terdengar cukup pahit di telingaku. Sial, dia juga benar. Aku setuju dengan Vela, bahwa kita tidak bisa mengandalkan papanya Alex. Tapi di sisi lain, aku juga tidak sudi untuk membebaskan si dua laknat yang kini sedang menetap di penjara!

"Jadi," aku membuka pembicaraan, "kita harus gimana?"

Aku melihat Ken tersenyum tipis. "Soal itu, gue udah punya..."

"Sori, bisa ga sih gaya bicara lo ga usah sok asik?" tanya Cindy. "Tadi, pas lagi di Genki Sushi, gaya bicara lo keren banget dan sekarang? Jelek banget!"

"Jelek banget ya?" tanya Ken yang dijawab dengan anggukkan cepat dari Cindy dan pacarnya. "Ya udah, gue ganti deh ya. Ehm, ehm." Ken berdeham sebentar. "Jadi begini, saya memiliki beberapa rencana untuk kalian laksanakan...apa?"

Ken bertanya begitu ketika melihat kami semua terperangah menatapnya.

"Lo itu siapa sih?" tanyaku yang sudah tidak tahan lagi untuk bertanya.

"Gue? Ken," katanya dengan tampang polos yang agak aneh jika dipasang pada tampangnya yang rada-rada menyebalkan (yep, makin lama aku makin sebal juga dengan anak ini).

{#MGF2} My Girl Friend is Psycho--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang