Bab 8

81 12 2
                                    

Frankie Devanda POV

Aku buru-buru membawa Cindy ke UKS.

Semua mendadak panik melihat Cindy yang tiba-tiba pingsan begitu saja. Aku benar-benar heran, apa sih yang psikopat gila itu lakukan pada pacarku ini?!

Alex, yang sudah membawa air dalam sebuah baskom, segera memberikannya pada Vela yang sudah berlari ke UKS bersama dengan Kila, Nita, dan Tama.

Vela mencipratkan air yang ada di baskom itu ke wajah Cindy ketika aku dan Nando sudah menaruhnya di atas kasur UKS. Hasilnya nihil. Cindy tidak bergerak sama sekali. Cindy tidak sadar.

"Kenapa Cindy bisa begini?" tanya Bu Sarah dengan nada tegas yang jarang kudengar, sebagai guru UKS di sekolah ini. "Apa belakangan ini dia kurang makan?"

"Tadi baru makan di kantin kok, Bu," sahutku cepat.

"Apa dia punya masalah?"

Pertanyaan dari Bu Sarah itu membuat kami semua terdiam. Tidak ada satu orang pun yang sanggup menjawabnya. Karena jawabannya sudah pasti: iya.

"Kalau kalian tidak menjawab, berarti ibu anggap iya," kata Bu Sarah tajam. "Selanjutnya, apa masalah ini membuat dia kepikiran terus belakangan ini?"

"Selama dua hari ini," sahut Vela singkat sambil menatap Cindy dengan sendu. "Dia kepikiran terus."

"Itu penyebabnya," kata Bu Sarah. "Dia butuh istirahat yang cukup. Jangan khawatirkan dia. Dia hanya pingsan. Yang perlu kalian khawatirkan adalah masalah yang dia hadapi. Tolong bantu dia untuk menyelesaikan masalahnya. Ibu rasa, ibu harus meninggalkan kalian berdelapan. Permisi."

Kami semua hening hingga Bu Sarah menutup pintu UKS itu dengan rapat.

Ini semua pasti salahku. Pasti. Aku tidak bisa menjaga Cindy. Aku belum bisa menjadi pacar yang baik baginya. Aku tidak bisa melindunginya sehingga dia harus seperti ini. Aku tidak bisa bertanggung jawab atas dirinya sehingga teman-temanku harus merasa kehilangan seperti ini. Ini semua salahku. Salahku.

"Ini bukan salah lo," kata Kila sambil menatapku tajam. "Plis, jangan nyalahin diri lo sendiri. Hal itu ga akan menyadarkan Cindy sekarang! Yang Cindy butuhin itu bantuan dari kita semua! Yang sekarang merasa bersalah, bisa angkat tangan!"

Semuanya tidak ada yang mengangkat tangan kecuali aku.

"Kalo gitu, lo pergi aja! Rasa bersalah itu ga dibutuhin di saat begini! Yang dibutuhin itu rasa peduli! Lagipula, perlu lo ketahui, yang salah itu si Ria bangsat! Dia yang udah bikin Cindy kayak gini! Dia yang udah neror Cindy!" teriak Kila padaku.

"Tapi...ini juga salah gue. Gue ga bisa jaga dia. Gue ga bisa protect dia dan ga bisa bertanggung jawab atas dirinya," bantahku.

"Udah gue bilang, rasa bersalah ga dibutuhin untuk saat ini," kata Kila tajam. "Kalo lo mau nyalahin diri lo sendiri, lo sangat tidak berguna di sini."

"Tapi menyalahkan orang lain juga tidak akan berguna, Kilana Jeanny Laurence," potong Vela tegas lalu menatapku tajam. "Jika kamu mau membantu Cindy, tolong, jangan menyalahkan dirimu sendiri..."

"Lo aneh banget deh. Tadi ngomong ke Kila jangan nyalahin orang tapi lo sendiri..."

"Aku hanya meminta tolong," potong Vela lagi namun kini menatap Nita tajam. "Tidak menyalahkan."

Nita memutar bola matanya. "Whatever. Lo emang ga bisa disalahin deh."

"Memang tidak," sahut Vela mendadak senang lalu menatapku tajam lagi. "Jadi, kamu mau membantu Cindy?"

"Ya pastilah!" ujarku gusar. "Udah jelas-jelas gue pacarnya dia!"

"Kalau begitu, jangan menyalahkan diri sendiri," sahut Vela cepat.

Aku terdiam. Omongannya Vela dan Kila memang ada benarnya juga sih. Ini bukan salahku. Ini semua salah Ria. Gara-gara Ria meneror Cindy, dia jadi seperti ini. Gara-gara Ria, Cindy harus menderita begini. Sialan. Aku benar-benar benci pada anak itu.

Baru saja Vela membuka mulutnya untuk membicarakan sesuatu—yang entah apa—tiba-tiba pintu UKS terbuka dan menampakkan seorang cewek yang kami duga adalah kaki tangannya Ria.

Serafina Putri.



579 words

sori yang kali ini wordsnya dikit pake bangettt...abisnya gua udah ngantukkk

tapi percayalah, bab berikutnya apdet cepet (semoga. kalo wifi ga lemot yaaa)

omong-omong, ada yang bingung ga sejauh ini?

kalo ada yang bingung, boleh komen ato dm ajaaa


nah jangan lupa vomment yaaa...komen jugaaa kalo ada yang kurang, mau ngasih pujian, ato apalah itu

jangan lupa juga follow insta dan fb CHAVERALIVENA yaaa


sekian dari bab 8

salam dari author yang udah ngantuk berat (jam 3:26 cuy!)


bab 9 is coming soon...

{#MGF2} My Girl Friend is Psycho--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang