Bab 3

160 25 10
                                    

Cindy Margaretha POV

Aku berlari menuju ke UKS dan meminta baju ganti pada Bu Sarah, selaku penjaga UKS di SMP Kebonjati.

"Emangnya ada apa sih, Cin?" tanya Bu Sarah.

Guru ini, termasuk guru yang gaul dan update. Bahkan, lebih update daripada beberapa anak populer di sekolah ini. Tapi, berani taruhan, guru ini tidak bakalan bisa lebih update daripada Kila, si Penilik yang selalu bisa memprediksi yang terjadi dalam sehari atau dua hari kemudian.

"Itu, Bu. Vela. Tadi, dia beli mie bakso. Terus, tumpah gara-gara kesenggol gitu deh kayaknya," kataku menjelaskan dengan buru-buru.

"Oh gitu. Omong-omong, sekarang kan bukan jam istirahat..."

"Tadi dia diusir keluar sama Bu Rena," kataku santai. "Terus, saya ngebela dia. Ujung-ujungnya, saya dan pacar saya keluar kelas juga. Alex juga keluar kelas."

Bu Sarah memberikan baju ganti padaku. "Oh begitu. Baguslah, ibu juga rada ga suka sama cara ngajarnya Bu Rena," kata Bu Sarah. "Dia emang keterlaluan sampe ngusir murid segala. Nah, ini bajunya. Sekarang, cepet kasihin ke Vela. Kasian dia."

Aku mengangguk cepat dan pamit pada Bu Sarah sebelum akhirnya aku berlari menuju kantin.

Ketika sampai di kantin, ternyata Vela sedang menatap cowok itu dingin. Disertai dengan Alex yang kini sepertinya geram banget padanya. Pacarku? Hanya berdiri dengan tenang, diam, dan manis.

"Lo kenapa ga bantuin pacar gue, hah?!" tanya Alex berang.

Aku menghampiri Frankie dan bertanya "ada apa?" padanya. Dia hanya berkata kalau yang Alex tanyakan itu sesuai apa yang menjadi isi hatinya.

Cowok itu, malah mengernyit heran. "Buat apa? Kalo gue bantuin, nanti lo malah cemburu," kata cowok itu dengan santai lalu menatapku, Frankie, Vela dan Alex secara bergantian. "Sori, gue mau nanya. Di antara kalian, ada yang namanya Velandra Victoria dan Viktor Alexander ga?"

Vela menatap cowok itu dingin. "Ga ada tuh," dustanya. Dasar si tolol. Itu kan namanya dan nama pacarnya sendiri! "Emangnya ada apa?"

"Oh ga kenapa-napa. Gue cuma ditugasin sama seseorang buat mantauin mereka berdua," kata cowok itu enteng.

Kami semua tersentak. "Mantauin?" tanyaku heran.

"Yap." Cowok itu mengangguk.

"Buat apa?" tanya Vela sinis.

Cowok itu mengangkat bahunya. "Tugas gue sih cuma mantauin...eh, omong-omong, nama lo semua siapa?"

"Kamu sendiri belum sebut namamu," kata Vela ketus.

"Oh iya, kenalin, nama gue Devon Beatrix Putra. Gue baru pindah dari Bogor sekitar dua hari yang lalu," kata Devon sambil mengulurkan tangannya pada Vela. "Nama lo siapa?"

"Eh, ga usah salam-salamin pacar gue!" bentak Alex sambil menepiskan tangan Devon dari hadapan Vela. "Modus aja lo!"

"Biar gue tebak," kata Devon sambil menyipitkan mata ke arah Vela. "Lo pasti cewek yang paling cantik di sekolah ini."

"Emangnya kenapa?" sergahku cepat. "Gue curiga, sebelum lo masuk sekolah ini, lo udah stalk kita."

"Ga tuh," sahutnya enteng. "Gue cuma nebak."

{#MGF2} My Girl Friend is Psycho--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang