°5

219 15 0
                                    

Milly merapikan bajunya sambil berjalan keluar dari kamar mandi. Beberapa meter di depannya seorang gadis berambut sebahu memasuki ruangan tempat Rangga dan teman-temannya berada. Mungkin itu pemain lain dalam sinema, pikir Milly tanpa mengetahui siapa gadis itu.

Milly duduk di sebelah Yenny. Beberapa saat Milly menyadari bahwa tatapan Yenny tak luput dari pintu ruangan itu. Setelahnya Milly mendengar desahan panjang yang berasal dari Yenny.

"Bencana," gumam Yenny sambil mengusap dahinya.

Dahi Milly mengkerut, "Apa, Kak?"

"Kamu liat cewek yang tadi masuk ke sana?"

Milly menggeleng, lalu mengangguk, kemudian menggeleng, "Liat tapi dari belakang, jadi aku nggak begitu yakin. Emang dia siapa, Kak?"

"Marissa Viska!"

"Apa?!"

Yenny mengambil napas dalam-dalam, "Marissa Viska, kamu tau dia itu siapa?"

"Seseorang yang ada hubungannya dengan Rangga?" Milly menebak walau tidak yakin.

"Kamu tau hubungan macam apa?"

Milly menggeleng, tanda tidak tahu. Yenny mendekatkan kepalanya kepada Milly, kemudian berbisik, "Dia mantan pacarnya Rangga."

°°°

"Secara ringkas, dalam sinema keempat Cinta Cenat Cenut ini yang menjadi fokus utamanya adalah Smash. Masing-masing dari kalian berperan penting disini. Singkatnya ini menceritakan bagaimana cara kalian mempertahankan Smash yang hampir hancur, sementara di sisi lain kalian memiliki masalah asmara juga..."

"Real story banget nggak, sih?" gumam Ilham membolak-balik kertas di depannya.

Reza mengangguk setuju. Lalu matanya beralih pada gadis yang duduk di seberangnya. Seorang gadis dengan model rambut bob layer berponi itu lagi-lagi menjadi pasangan mainnya.

"Siap-siap, kru akan stres ngurus scene gue sama Via," kata Reza kemudian.

"...Rangga putus dengan Gladys, lalu dekat dengan Naya. Di sini Viska berperan sebagai sahabat Naya yang akhirnya berhubungan dengan Rangga karena sesuatu terjadi pada Naya. Di sini Bisma berteman dengan Viska ternyata menyukainya..."

Rangga menghela napas, "Ini gila," umpatnya terdengar oleh Oxcel yang duduk di sampingnya. Gadis berambut lurus karena hasil perawatan salon itu melirik Rangga.

"Lebih tepatnya ini takdir, Rang," kata Oxcel menanggapi umpatan Rangga. Tanpa diberitahu Oxcel paham bagaimana perasaan Rangga saat ini. Karena jauh sebelum mengenal Marissa, mereka sudah dekat sebagai sahabat.

Rangga memutar bola matanya malas. Matanya sayu menatap pria berambut kribo yang sibuk menjelaskan ringkasan cerita dari masing-masing tokoh dalam sinema. Setelah selesai berbicara panjang dikali lebar dikali tinggi, akhirnya pria bernama Emil itu mempersilakan para pemeran tokoh untuk membaca naskah secara lebih mendalam dan saling memperkenalkan diri jika belum saling mengenal.

"Nggak adil, masa gue jadi tokoh antagonis, sih!" protes Dicky melempar asal naskah dialognya. Dalam sinema ini Dicky dipasangkan dengan Ify.

Ilham terkekeh geli melihatnya. Namun setelah itu dia berdiri untuk menghampiri seorang gadis yang duduk di sebelah Oxcel. Gadis itu yang nantinya akan menjadi pasangan mainnya di dalam sinema.

"Pricil!" tegur Ilham bersemangat. Gadis berambut kecoklatan itu menoleh. Pipi tembamnya mengembang disaat dia melemparkan senyum kepada Ilham.

"Yah, pasangannya seumuran," Pricilla bergurau.

Pahat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang